Iman Pada Yang Ghaib

Kamis, 9 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Salah satu pelajaran iman itu saya peroleh dari sahabat saya seorang professor sains yang sangat mashur di bidangnya. Dalam dunia profesi sang professor, sesuatu dianggap benar itu harus bisa dibuktikan dengan teori-teori, riset dan berbagai pembuktian ilmiah lainnya. Sampai suatu saat sahabat saya ini ketakutan sendiri, takut kalau ilmunya justru membawanya kepada kekufuran. Mengapa ? karena syarat iman, syarat seseorang mendapatkan petunjuk, syarat seorang bisa mencapai derajat takwa adalah beriman kepada yang ghaib !


Bahkan petunjuk (huda) kepada orang yang bertakwa, petunjuk yang tiada keraguan sedikit-pun didalamnya ini hanya dan hanya jika seorang itu percaya pada yang ghaib – ini diletakan Allah di ayat-ayat awal huda (Al-Qur’an) itu sendiri (QS 2:1-5).

Dampak beriman kepada yang ghaib ini sungguh luar biasa. Di puncak prestasi keilmuan seorang professor-pun bisa tunduk dan patuh, bahwa tidak semua kebenaran harus bisa dibuktikan dengan teori dan pemikiran manusia. Bahkan karena keterbatasan otak manusia ini, hanya sangat-sangat sedikit yang bisa diolah dalam kapasitas otaknya.

Dampak iman kepada yang ghaib ini juga langsung berpengaruh kepada kehidupan kita sehari-hari. Dalam dunia pengobatan modern misalnya, obat itu haruslah sesuatu yang bisa dibuktikan dengan serangkaian tes yang panjang, dari mulai tes di tikus mencit sampai tes pada manusia. Zat yang bisa menyembuhkan itu-pun harus jelas namanya, karakternya, efek sampingnya dlsb.

Tidak ada salahnya memang semua ilmu pengetahuan ini, tetapi yang menjadi masalah adalah bila sampai kita meyakini bahwa obat itulah yang menyembuhkan. Yang menyembuhkan sakit kita hanyalah Allah (QS 26:80), sedangkan segala macam pengobatan adalah bagian dari ikhtiar manusia untuk memperoleh jalan penyembuhan. Penyembuhannya sendiri prerogative Allah, diberi kesembuhan atau tidak, bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan atau tidak – semuanya ada di tanganNya.

Dalam urusan kebutuhan hidup kita juga demikian, percaya kepada yang ghaib akan membedakan bagaimana kita memenuhi kebutuhan hidup kita itu. Maraknya korupsi di negeri ini yang seolah telah melembaga dari daerah sampai pusat, sangat bisa jadi karena tidak adanya iman kepada yang ghaib tersebut.

Para pelakuknya tidak ada merasa ada yang mengawasi terus menerus dan tidak pernah luput pengawasannya. Bahwa perbuatannya akan dimintai pertanggung jawaban sampai sekecil-kecilnya. Bahwa rezeki dia sudah ditentukanNya, yang menjadi ujian adalah apakah dia akan memperolehnya secara batil atau secara hak.

Beriman kepada yang ghaib juga berpengaruh langsung bagi orang awam seperti kita – yang Alhamdulillah tidak diuji dengan kesempatan untuk bisa korupsi – kita diuji dengan berbagai bentuk ujian lainnya. Apakah kita bisa jujur pada saat berdagang, apakah kita tidak berbohong, menyembunyikan kebenaran dlsb.

Percaya kepada yang ghaib juga menentukan bagaimana kita berusaha bisa mengatasi persoalan-persoalan hidup kita. Kadang persoalan hidup itu terasa begitu berat, begitu besar – sehingga tidak terbayang oleh otak kita bagaimana mengatasinya.

Allah Yang Maha Kuasa, Allah Yang Maha Besar – tidak ada sesuatu yang terlalu berat  atau terlalu besar untuk diatasi bila Allah menolong kita. Masalahnya adalah apakah kita telah berbuat cukup untuk menghadirkan pertolongan Allah ? Bagaimana menghadirkan pertolongan Allah ini ?

Disitulah percaya kepada yang ghaib itu menjadi kuncinya. Percaya tidak kita kalau janji Allah untuk menolong kita itu pasti benarnya ? tetapi untuk ini diperlukan syaratnya - yaitu antara lain kita harus juga menolong (Agama) Allah.

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS 47 :7)

Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal.” (QS 3:160)

Jadi nampaknya kunci kemenangan kita atas masalah dan tantangan yang kita hadapi itu ada di sikap dan tindak kita sendiri. Apakah kita beriman kepada yang ghaib, bahwa Allah akan menolong kita, bahwa bila Allah menolong kita – tidak akan ada lagi yang bisa mengalahkan kita.

Bila keimanan kepada yang ghaib itu ada dan menular secara luas di masyarakat, insyaAllah umat ini akan bisa berjaya dalam segala aspek kehidupannya. Kita berame-rame menolong Allah di bidang yang kita kita bisa, insyaAllah Allah akan menolong kita dan memenangkan kita – hingga tiada lagi yang bisa mengalahkan kita. InsyaAllah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar