Napoleon Bonaparte – panglima perang Perancis yang sangat terkenal – suatu saat mengagumi Islam, bagaimana Agama ini bisa menaklukkan separuh peradaban dunia yang ada pada jamannya dengan penaklukan-penaklukan yang damai. Barangkali karena kekagumaan ini sampai timbul kabar – konon dia masuk Islam pada tahun 1798 dan mengubah namanya menjadi Ali Napoleon Bonaparte. Terlepas dari benar tidaknya kabar ini, orang sekaliber Napoleon-pun memang perlu kagum dengan Islam bila tahu apa yang dibawa dalam agama ini.
Agama
ini bisa merubah seluruh aspek kehidupan manusia, dari kehidupan yang
jahiliah – gelap gulita menjadi kehidupan yang terang benderang. Kitab
agama ini adalah sumber penerang-nya; bahkan nama lain dari Al-Qur’an
itu adalah An-Nur atau cahaya (QS 4:174).
Bahwa
Al-Qur’an adalah jawaban atau solusi untuk segala permasalahan
kehidupan manusia, itupun dijanjikan oleh Allah (QS 16:89). Maka di
bidang apapun manusia modern ini bekerja, sesungguhnya dia bisa
menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber ilmu dan inspirasinya.
Pada
Al-Qur’an Juz 30 , yaitu juz yang paling awal dan banyak dihafal sejak
anak-anak-pun sudah tersimpan ilmu yang amat sangat luas dan dalam bagi
yang mau mendalaminya. Ambil misalnya surat Al-Ghasyiyah yang banyak
sekali dihafal : “…Maka
tidakkah mereka memperhatikan unta – bagaimana diciptakan ? Dan langit
bagaimana ditinggikan?, dan gunung-gunung bangaimana ditegakkan ?, dan
bumi bagaimana dihamparkan ?...” Bukankah di dalam ayat-ayat ini tersimpan ilmu tentang zoology, astronomy, geology…?
Bahkan
dalam satu rangkaian ayat –ayat berikut, Allah menebarkan segudang ilmu
yang bisa menjadi rujukan manusia hingga saat ini. Perhatikan
rangkaiannya berikut :
“Dan
sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud karunia dari Kami. (Kami
berfirman): "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah
berulang-ulang bersama Daud", dan Kami telah melunakkan besi untuknya, (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan. Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan
(pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin
ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin
Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami,
Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin
itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi
dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan
periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud
untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku
yang berterima kasih. Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian
Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya
itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah
tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang
gaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat
kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". (QS 34 : 10-15)
Hanya
dengan enam ayat saja di surat Saba’ ini, kita sudah dirangsang untuk
mengembangkan ilmu metalurgi, standar industri, transportasi yang
dasyat, ilmu konstruksi, ilmu kesehatan, pertanian, logistic dan
pengelolaan negeri yang baik. Setiap ayat dan bahkan kata dalam
Al-Qur’an, itu adalah sumber ilmu yang tidak akan habis digali manusia
hingga akhir jaman.
Masalahnya
adalah mengapa sekarang umat ini dengan bekal yang begitu kuat tidak
memimpin peradaban saat ini ? inipun dijelaskan olehNya, penyebab ini
semua adalah sebuah contoh yang terjadi pada umat yang lain : “...
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar
terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat
demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan
pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat…” (QS 2:85)
Sekarang
umat ini bisa berintrospeksi, bagian-bagian manakah dari ayat-ayatnya
yang sudah kita imani dan ikuti ? bagian manakah yang kita abaikan dan
lalaikan ?
Dalam
ibadah-ibadah khusus bisa jadi kita sudah ikuti petunjuk-petunjukNya
itu, namun bagaimana dengan ibadah umum lainnya, bagaimana dengan
muamalah kita, bagaimana dengan hukum kita, bagaimana dengan pengelolaan
sumber daya alam kita, bagaimana dengan idustri kita, dengan pendidikan
dan kesehatan kita dlsb. Sudahkan kita mengikuti petunjukNya itu di
bidang kita masing-masing ?
Bila
belum, ada dua kemungkinan – bisa jadi kita belum tahu saja. Maka cara
terbaiknya adalah membaca sebanyak mungkin apa-apa yang ada di
Al-Qur’an. Bisa jadi pula kita sudah membaca dan sudah paham, hanya
belum cukup untuk mendorong kita bersikap dan berbuat seperti petunjuk
itu – untuk yang kedua ini yang dibutuhkan adalah exercise atau latihan
terus menerus agar kita terampil dalam mengamalkan ayat-ayatnya -
terampil untuk memahami dan menggunakan petunjukNya untuk mengatasi
persoalan-persoalan dalam bidang kehidupan kita.
Bagaimana
konkritnya ? dari mana kita mulai ? bagi Anda yang sudah lancar membaca
Al-Qur’an dan paham pula artinya, Anda tinggal mengasah ketrampilan
Anda untuk mengamalkannya. Bagi yang belum bisa membacanya dengan
lancar, saat ini sangat banyak pelajaran membacanya di Masjid-Masjid
bahkan juga di kantor-kantor.
Bahkan
bagi Anda yang karena satu dan lain hal tidak bisa hadir dalam
pelajaran fisik, banyak sekali aplikasi pelajaran Al-Qur’an yang ada di
dunia maya. Salah satunya adalah yang di develop oleh team kami di Badr
Interactive dengan nama Learn Quran yang dapat di download gratis di
Play Store-nya Android. Aplikasi yang sederhana yang kami luncurkan dua
tahun lalu tersebut hingga kini telah didownload oleh lebih dari 360,000
pengguna dan utamanya adalah pengguna-pengguna di luar negeri.
Berangkat
dari pengalaman ini – bahwa dengan effort yang tidak terlalu berat kita
sudah bisa ‘mengajar Al-Qur’an’ bagi ratusan ribu penduduk dunia,
insyaAllah dalam beberapa bulan kedepan – targetnya sebelum Ramadhan
kami akan meluncurkan web dan kemudian juga aplikasi yang bertujuan
untuk mendorong dan menghargai - encouragement and appreciation - bagi para pembaca/penghafal Al-Qur’an.
Ini
mencontoh langsung apa yang dilakukan oleh Uswatun Hasanah kita dahulu,
bahwa para penghafal Al-Qur’an memiliki kedudukan lebih dibandingkan
dengan yang lain. Suatu penugasan diberikan kepada yang hafalannya
lebih, begitupun ketika perang uhud menelan banyak korban dari pasukan
kaum muslimin – Nabi mendahulukan yang hafalannya banyak yang ditangani
lebih dahulu. Bahkan di Surga nanti tempat kita sampai setinggi apa juga dibedakan dengan seberapa banyak Qur’an yang ada pada diri (hafalan) kita.
Bila
Rasul-pun menempatkan kedudukan seseorang berdasarkan hafalannya, dan
Allah-pun di surga menentukan kedudukan kita berdasarkan hafalan kita -
tentu termasuk didalamnya pemahaman dan pengamalannya, tidakkah kita
sekarang ingin mulai memperlakukan manusia juga dengan sudut pandang
demikian ?
Maka project dakwah yang kita sebut Quran Prize ini nantinya insyaAllah akan menyediakan online and realtime platform,
bagi siapapun yang ingin menghargai orang lain berdasarkan hafalannya.
Bagi orang awam, Quran Prize akan menjadi alat muhasabah – seberapa
banyak kita tahu tentang isi Al-Qur’an dari waktu ke waktu.
Bagi
para hafidz dan hafidzah Quran Prize akan menjadi alat untuk memonitor
hafalannya agar jangan sampai ada yang hilang. Bagi perusahaan bisa
menjadi insentif untuk memberikan bonus bagi karyawan yang memiliki QPS
(Quran Prize Score) di atas nilai tertentu. Bagi sekolah dan perguruan
tinggi bisa menjadi alat untuk memonitor perkembangan penguasaan
Al-Qur’an untuk siswa-siswinya.
Bagi
para penderma yang ingin memberi beasiswa kepada anak-anak sekolah dari
SD sampai perguruan tinggi, mereka bisa menggunakan QPS untuk
menentukan apakah si fulan berhak menerima beasiswa setiap bulan, atau
perlu dicabut bila QPS-nya turun dibawah standard tertentu.
QPS
juga akan dengan cepat bisa melihat apakah suatu negeri rata-rata
penduduknya membaca Al-Qur’an dengan lebih baik dari negeri lain atau
sebaliknya. Dengan QPS pula 100,000
orang di Gelora Bung Karno misalnya akan bisa diketahu siapa yang
bacaan Qurannya terbanyak – hanya dalam tempo sekitar 30 menit !
Bayangkan
sekarang bila membaca Al-Qur’an menjadi budaya, maka saat itu tools
yang sama bisa dikembangkan lebih lanjut untuk bisa mendorong pemahaman
dan aplikasinya di masyarakat. Saat itulah peradaban Al-Qur’an akan
meliliti dunia seperti benang yang digulung sampai menutupi sebuah bola.
Saat
ini benang yang menutupi bola dunia tersebut adalah cuitan twitter dan
‘tembok ratapan’-nya facebook, rakyat Indonesia sudah jago dibidang
keduanya – mencuit dan meratap – maka mengapa tidak kita juga buktikan
sebaliknya, bahwa kita bisa mengajari dunia untuk membaca Al-qur’an dan
bener-bener menghargai orang-orang yang terbaik dalam melakukannya.
InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar