Oleh: Muhaimin Iqbal
Seorang anak kecil yang sangat nakal menangis siang malam minta ini dan itu kepada orang tuanya. Dengan penuh kasih sayang sang orang tua-pun selalu memenuhi permintaan si anak. Namun setiap kali permintaannya diberi, si anak malah menolak pemberian orang tuanya sambil terus merengek minta ini dan minta itu lagi. Demikianlah rata-rata kita manusia, permintaan kita yang paling banyak itu sebenarnya selalu dikabulkanNya – tetapi kita sendiri yang kemudian menolaknya !
Siang malam setidaknya 17 kali kita meminta petunjuk kepadaNya dalam setiap raka’at sholat kita :
“Tunjukilah
kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS 1:6-7)
Do’a
yang paling sering kita ucapkan ini sebenarnya langsung dijawab Allah,
dan jawabannya-pun ditaruh sangat dekat dengan do’a kita. DitaruhNya di
surat berikutnya, hanya berjarak satu ayat :
“Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (QS 2:2)
Lihat
kedekatan do’a dengan jawabannya ini - kita selalu minta petunjukNya -
untuk diberi jalan yang lurus, dan langsung dijawabNya inilah
(Al-Qur’an) jawabannya, petunjuk yang sama sekali tidak ada keraguan di
dalamnya, petunjuk bari orang yang bertakwa.
Masalahnya
adalah sudah kita gunakankah petunjuk yang tanpa keraguan tersebut ?
kalau belum kita gunakan, mengapa ? apa yang menghalangi kita dari
menggunakan petunjuk tanpa ragu tersebut ? Banyak sekali kemungkinannya
untuk ini, hanya dua saja yang saya ulas di sini.
Kemungkinan
pertama ya seperti si anak nakal tersebut, kita tidak tahu apa yang
kita minta. Sehingga ketika kita diberi apa yang kita minta-pun kita
juga tidak tahu apakah permintaan tersebut sesungguhnya telah
dikabulkan, kita terus meminta tetapi terus tidak mengetahui permintaan
itu sendiri.
Solusi
untuk masalah yang pertama ini adalah belajar sholat khusyuk , belajar
memahami makna dari setiap bacaan dalam sholat kita. Petunjuk untuk
inipun jelas.
“Dan
mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)
sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyuk” (QS 2 :45). Kita tidak bisa memahami apalagi menghayati bacaan-bacaan dalam sholat kita bila kita tidak khusyuk.
Kemungkinan
kedua kita tidak tahu bahwa permintaan kita itu telah diberi, kita
minta petunjuk dan sebenarnya kita sudah diberiNya petunjuk. Hanya saja
kita tidak paham atau kurang paham akan petunjuk tersebut , dan akibat
berikutnya karena tidak /kurang paham – tentu kita juga tidak terampil
menggunakannya. Lantas apa solusi untuk masalah yang kedua ini ?
Sama
dengan solusi untuk anak kecil yang nakal tersebut di atas, yaitu
dididik dengan kurikulum pendidikan yang benar. Dalam kaitannya dengan
petunjuk berupa Al-Qur’an , kurikulumnya itu jelas – yaitu mulai belajar
membacanya, menghafalkannya, memahaminya, mengamalkannya dan
mengajarkannya.
Untuk
kita-kita yang sudah tua ini, minimal harus bisa lulus tiga dari lima
target pelajaran tersebut. Pertama membacanya banyak-banyak,
syukur-syukur bisa sampai hafal. Dengan ini paling tidak kita akan tahu
secara umum apa isi Al-Qur’an itu, sehingga kita ada gambaran untuk
mencari petunjuk itu adanya dimana pada saat kita membutuhkannya.
Kedua
berusaha semaksimal yang kita bisa untuk memahami makna dan konteks
dari ayat-ayatNya tersebut. Dan yang ketiga adalah belajar
menginternalisasikan pelajaran pertama dan kedua kedalam kehidupan
sehari-hari kita. Kita tidak bisa melompat ke yang ketiga ini tanpa
didahului yang kedua (paham), dan kita juga tidak sampai ke yang kedua
bila kita tidak melakukan yang pertama – yaitu membacanya banyak-banyak.
Maka setiap kurikulum pendidikan ada metoda assessment-nya
agar kita tahu bahwa kita menyerap ilmu tersebut atau tidak. System
assessment untuk mengetahui berapa banyak kita membaca atau menghafal
ayat-ayat Al-Qur’an inilah yang saat ini sedang disiapkan oleh team kami
dalam suatu project yang kita sebut Quran Prize.
Melalui system inilah nantinya orang awam seperti kita akan di-encouraged
untuk membaca banyak-banyak ayat-nya dan memuhasabah diri kita sendiri
apakah dari waktu kewaktu bacaan kita bertambah atau malah sebaliknya
berkurang. System yang sama bisa digunakan sebagai appresiasi kepada
anak-anak kita yang meningkat penguasaan Al-Qur’annya, murid kita,
karyawan kita, group pengajian kita dst.
System
yang insyaAllah selesai sebelum Ramadhan nanti ini, barulah bagian
kecil dari project besar yang kita sebut Proyek Penguasaan Al-Qur’an
atau Mastering The Quran Project. Project yang bisa menjadi platform
bagi kita semua untuk meningkatkan penguasaan Al-Qur’an kita dari waktu
ke waktu.
Project ini merupakan project click and brick, ada yang kita persiapkan untuk available online
– dan adapula yang harus berupa fisik. Yang online seperti yang sudah
kita rintis dengan Learn Quran – pelajaran membaca Al-Qur’an bagi orang
awam yang kini telah di download melalui Android Play Store oleh lebih
dari 360,000 orang di seluruh dunia. Setelah ini insyaAllah segera lahir
Qur’an Prize, dan nantinya juga proyek-proyek untuk meningkatkan
pemahaman dan mengasah keterampilan dalam pengamalan ayat-ayatNya.
Yang
brick atau offline adalah seperti yang sudah kita lakukan dengan Kuttab
Al-Fatih yang kini telah menyebar di 10 kota di Indonesia. Tingkat
lanjutan dari Kuttab inipun kini telah hadir sampai tingkat SMP dan SMA
yang kita sebut Madrasah Al-Fatih di Hambalang Bogor. Kuttab dan
Madrasah Al-Fatih adalah project fisik (brick) agar anak-anak kita
piawai dalam membaca, menghafalkan sampai memahami ayat-ayatNya dengan
sebaik mungkin.
Diluar
Kuttab dan madrasah tersebut, untuk umum juga telah kita mulai hadirkan
Baitul Hikmah – yaitu untuk memulai mengkaji ayat-ayatNya secara lebih
mendalam sekaligus persiapan untuk implementasinya dalam perbagai
project amal. Untuk project amalnya sendiri yang telah kita mulai rintis adalah penerapan ayat-ayat Al-Qur’an dalam bidang pertanian, pangan, industri, teknologi dlsb.
Inti
dari semua project-project rintisan click and brick tersebut semuanya
sebenarnya hanya satu, yaitu bagaimana kita membidikkan seluruh kegiatan
kita untuk konvergen menuju satu tujuan yaitu bagaimana kita bisa
memahami dan mengamalkan petunjuk-petunjukNya itu agar dengan itu kita
bisa mencapai ridloNya, yang hanya dengan ridloNya inilah kita bisa
selamat di dunia dan di akhirat.
Mengapa
project ini kami sampaikan ke Anda ? Karena menunjukkan satu kebaikan
adalah sama dengan melakukan kebaikan itu sendiri. Bisa jadi kita belum
bisa membuat banyak perbedaan dari kompleksitas permasalahan bangsa dan
umat yang sangat besar ini, tetapi satu dua amal kecil bisa membuat
banyak perubahan bagi yang beramal tersebut. Dalam Mastering Quran
Project ini, Anda bisa ikut beramal mulai dari menggunakan
produk-produknya atau bahkan bila ingin berbuat lebih - Andapun bisa
menjadi donatur maupun pelaksana-pelaksananya di lapangan. Kita
membutuhkan banyak sukarelawan/magang lapangan dalam perbagai keahlian
seperti arsitektur, IT dlsb.
Sama
seperti anak kecil tersebut di atas, tentu kita tidak ingin selamanya
hanya bisa merengek minta ini itu. Kita semua tentu ingin beranjak
dewasa dan mulai bisa memahami bahwa do’a kita sesungguhnya telah selalu
dijawabNya…. “inilah kitab Al-Qur’an yang tidak ada keraguan didalamnya, petunjuk bagi orang-orang bertakwa” .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar