Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika generasi orang tua kita dahulu menyekolahkan kita untuk menjadi dokter, insinyur dlsb. pasti belum terbayang oleh mereka jenis-jenis profesi atau pekerjaan yang ada di jaman kita sekarang. Jangankan generasi mereka, generasi sekarang saja kalau mendengar ada profesi yang namanya blogger misalnya – masih banyak yang belum paham apa yang sesungguhnya dilakukan para blogger ini. Maka sebagai orang tua, kini kita harus menyiapkan agar anak-anak kita siap menghadapi jaman yang bahkan belum terbayang di kita akan seperti apa belantara jaman mereka nanti !
Dunia berubah dengan sangat-sangat cepat, jenis-jenis profesi-pun
berubah secara drastis. Hanya dalam dua atau tiga generasi di Amerika
(sekitar 150 tahun), pekerjaan petani yang dahulunya dilakukan oleh 90 %
penduduk, kini tinggal 2 %-nya saja yang tetap bekerja di sektor ini.
Berbagai
profesi yang lain seperti dokter, insinyur, akuntan dlsb. kini harus
terus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi agar tidak tergusur
oleh solusi teknologi sebagaimana tergusurnya sebagian besar profesi
para petani di negeri maju tersebut di atas.
Ada setidaknya lima perubahan global yang akan membentuk perubahan drastis pada lingkungan kehidupan di masa depan itu.
Pertama
adalah konektivitas global yang membuat manusia semakin tidak
terpisahkan satu sama lain dalam hal informasi. Informasi yang muncul di
suatu negara , langsung mempengaruhi belahan dunia lain. Ketika di
suatu pojok dunia terbit sebuah publikasi ngawur dan menyesatkan namun
dikemas dengan cara yang menarik misalnya, maka jutaan orang di berbagai
belahan dunia lain sudah bisa tersesat di belantaranya.
Kedua
munculnya jaringan komunikasi global yang semakin kompetitif, ini
menjadikan dunia seperti permukaan air yang tidak berbatas – sehingga
air terus mengalir ke tempat yang rendah meninggalkan tempat asalnya.
Ketika sekelompok anak muda membuat game Angry Birds misalnya, satu game
ini saja membuang sekitar US$ 1.5 milyar waktu tenaga kerja di Amerika –
karena mereka main game di jam kerjanya !
Ketiga
munculnya ketidak seimbangan antara pertumbuhan penduduk dunia dengan
ketersediaan sarana penunjang kehidupannya. Ketidak seimbangan ini
disebabkan oleh keserakahan sebagian kecil penduduk yang berkuasa secara
ekonomi atau politik, dalam pengelolaan sumber-sumber alam yang ada.
Akibatnya sumber-sumber kehidupan terkonsentrasi pada segelintir pihak,
sementara bagian terbesarnya manusia berjuang keras untuk sekedar bisa
terus bertahan hidup.
Keempat
adalah munculnya teknologi-teknologi baru – yang bagi penguasa
teknologi tersebut akan menjadi alat untuk menguasai dunia yang akan
datang, sebaliknya bagi yang ketinggalan dalam hal teknologi ini – akan
semakin tereksploitasi. Teknologi material, bioteknologi, teknologi nano
dlsb. barulah sebagian saja dari teknologi-teknologi yang akan menjadi
kartu persaingan baru pada jamannya tersebut.
Kelima
adalah perubahan-perubahan yang terkait dengan ecosystem lingkungan
hidup, tidak terbatas hanya pada yang di bumi tetapi juga yang di
atmosfir bumi. Manusia yang sudah berfikir mengendalikan cuaca dengan
geo engineering dan sejenisnya, bila tanpa arahan yang benar mereka bisa
berbuat kerusakan yang tidak terbayangkan oleh manusia sebelumnya.
Perang dengan korban puluhan ribu orang sudah banyak, ratusan ribu orang sudah
sangat banyak – tetapi perubahan iklim yang salah karena perbuatan
manusia bisa membunuh jutaan orang bahkan bisa milyaran !
Lantas
bagaimana kita hidup di jaman itu ? bisa jadi kita tidak sempat
mengalami jaman itu – tetapi kita harus menyiapkan generasi anak dan
cucu-cucu kita untuk siap menghadapi jaman seperti itu. Lantas bagaimana
cara menyiapkannya ?
Yang
terbaik tentu mengikuti petunjuk dari Sang Pencipta – yang menciptakan
kita dan alam semesta ini dari awal. PetunjukNya dijamin valid sejak
jaman Nabi Adam ‘Alaihi Salam diturunkan ke dunia, hingga manusia
beriman yang terakhir yang ada di bumi menjelang akhir jaman nanti.
Petunjuk itu antara lain diungkapkan oleh Allah dalam dua ayat yang sangat mirip redaksinya berikut :
“Kami
berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati".” (QS 2:38)
Allah
berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu
menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu
petunjuk daripada-Ku, barang siapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak
akan sesat dan tidak akan celaka.” (20:123)
Hanya
dengan mengikuti petunjukNya, kita bisa hidup tanpa ada kekhawatiran.
Tidak ada kesedihan, tidak sesat dan tidak celaka. Ini berlaku di jaman
Nabi Adam ‘Alihi Salam, berlaku di jaman kita umat Muhammad Shallallahu
‘Alaihi Wasallam sekarang hingga jaman anak cucu kita nanti. Maka dunia
bisa terus berubah, jalan untuk menghadapinya tetap sama – yaitu
jalan-yang ditunjukkan olehNya.
Coba
kita bayangkan kondisi dunia yang dihadapi Adam ketika beliau
diturunkan di belantara India ribuan tahun yang lalu. Untuk bisa
menemukan pasangannya Siti Hawa yang turun di Jeddah saja sudah lebih
sulit dari mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tidak ada peta saat itu,
tidak ada hanphone apalagi GPS – tetapi bagaimana dua insan yang
berjarak tempuh sekitar 7,000 km (karena harus menempuh jalur memutar)
itu bisa bertemu ? Dengan petunjuk Allah – itulah jawabannya.
Kita kini juga hidup dalam belantara, tetapi belantaranya saja yang berbeda – kita hidup di belantara informasi. Dari berita yang menyebar lewat twitter saja yang melilit dunia seperti visualisasi disamping – kita sudah sulit memilih mana yang benar dan mana yang tidak. Ghibah yang di Al-Qur’an diibaratkan seperti memakan daging saudaranya yang sudah mati ( QS49:12 ), kini dalam bilangan detik bisa menyebar ke seluruh dunia – seperti rame-rame keroyokan memakan daging saudaranya yang sudah mati ! Maka sangat-sangat berhati-hatilah kita men-‘cuit’ bila menyangkut kabar tentang saudara kita.
Maka
di belantara era informasi inipun petunjuk kita tetap sama, yaitu
petunjuk dariNya yang menjamin kita tidak akan celaka, tidak akan
tersesat, bersedih dan kawatir. Bila kita siapkan anak-anak dan cucu
kita untuk menguasai petunjukNya tersebut, insyaAllah mereka akan siap
menghadapi belantara apapun di jamannya masing-masing. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar