Oleh: Muhaimin Iqbal riba, riswah,
Kebanyakan manusia jaman ini hidup sepotong-sepotong dengan penuh sambungan di sana-sini, kadang sambungan itu dipaksakan nyambung meskipun tidak bisa sambung. Sambungan-sambungan itu bisa terjadi pada rentang aktifitas di usia yang sama, maupun di rentang usia yang berbeda. Bisakah kita membuat hidup kita seamless – hidup mulus tanpa sambungan atau tanpa kelim ? insyaAllah bisa bila kita menggunakan petunjuk yang benar.
Sebelum kita bicara tentang seamless life atau hidup mulus tanpa sambungan, saya berikan contoh realita hidup kita saat ini – hidup yang penuh sambungan disana-sini. Hidup
penuh sambungan di rentang usia yang sama misalnya adalah teman-teman
yang masih harus bergelut dengan riba, riswah dan sejenisnya dalam
pekerjaannya.
Ditempat-tempat
mereka bekerja sudah ada masjid yang bagus, ada pengajian yang intensif
tetapi setiap kali balik ke meja kerja yang dihadapinya adalah riba,
riswah dan sejenisnya. Maka mereka sejatinya hidup di dua dunia yang
berbeda yang berusaha disatukan, apa yang mereka kerjakan untuk mencari
penghasilan atau penghidupan tidak nyambung dengan tujuan hidup mereka
mencari ridlaNya – meskipun dipaksakan sambung akan sulit untuk
nyambung.
Contoh
yang kedua adalah sambungan dari rentang usia yang satu ke rentang usia
berikutnya. Ketika masih menjadi aktifis dakwah kampus, mereka
mencita-citakan pekerjaan yang bersih dari segala macam riba, riswah ,
korupsi dan sejenisnya.
Tetapi
ketika mereka menghadapi realita dunia kerja, tempat-tempat bekerja
yang berpenghasilan terbaik tidak jarang justru yang bersentuhan dengan
berbagai resiko riba, riswah dan sejenisnya ini. Maka tidak sedikit yang
menempuh pilihan bekerja ditempat yang bersentuhan dengan bahaya-bahaya
tersebut.
Alhamdulillah
sebagiannya tetap bercita-cita suatu saat nanti akan keluar dari
pekerjaannya yang penuh bahaya dan kembali menekuni jenis-jenis
pekerjaan yang aman – sambil memperbaiki diri – di usia pensiunnya nanti
! Tetapi siapa yang menjamin bahwa mereka akan sampai pada usia pensiun
?
Hasil
survey ringan saya melalui diskusi dengan bebagai kalangan eksekutif
industri finansial yang dahulu saya berada di dalamnya, yaitu industri
asuransi dan perbankan, ada temuan saya yang menarik. Yaitu mayoritas
eksekutif menengah maupun puncak bila ditanya apa yang ingin mereka
lakukan ketika usia pensiun tiba, pilihan
terbanyaknya adalah ingin bertani, berternak, berkebun, memelihara ikan
dan sejenisnya yang secara keseluruhan kita sebut pertanian dalam arti
luas.
Ironinya
adalah ketika mereka muda dahulu, dan juga ketika pertanyaan yang sama
kita lontarkan pada anak-anak muda yang baru lulus yang ingin bekerja
sekarang – amat sangat sedikit yang ingin bekerja di pertanian dalam
arti luas tersebut. Mereka lebih banyak ingin kerja di bank, pasar modal
dan berbagai pekerjaan kantoran yang bergengsi lainnya. Bahkan sarjana
pertanian-pun amat sedikit yang ingin bekerja di sektor pertanian dalam
arti luas.
Mengapa
baru ketika usia mereka mendekati atau memasuki pensiun mereka tertarik
dengan pertanian dalam arti luas tersebut ? karena kecintaan terhadap
pertanian dan peternakan ini yang fitrah atau bahasa kininya adalah yang
default – tempat kembali ke asalnya. Bahwasanya default pekerjaan kita terkait peternakan dan pertanian ini bahkan ada di Al-Qur’an di ayat berikut ;
“Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS 3:14)
Tetapi
tempat kembali yang sesungguhnya juga bukan pekerjaan peternakan atau
pertanian tersebut, tempat kembali yang sesungguhnya adalah surga. Untuk
sampai ke tempat kembali yang hakiki ini jalannya hanya satu yaitu
menjadi orang yang bertakwa sebagaimana dijelaskan di ayat berikutnya ;
“Katakanlah:
"Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian
itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan
mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal
di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) istri-istri yang disucikan serta
keridaan Allah: Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.” (QS 3 :15)
Maka dengan panduan dua ayat tersebut di atas insyaAllah kita bisa merancang kehidupan yang mulus tanpa sambung – seamless life,
meskipun untuk kita mungkin agak telat, minimal untuk anak cucu atau
generasi penerus mereka. Berikut adalah salah satu saja dari contohnya :
Sejak
memasuki dunia pendidikan, kita siapkan anak-anak kita untuk karakter
iman mereka yang unggul, pemahaman al-Qur’an dan hadits yang paripurna
dan kesiapan mereka untuk hidup mandiri tanpa harus bekerja di
tempat-tempat yang beresiko tinggi dengan riba dan riswahnya.
Ketika
memasuki dunia kerja mereka bekerja keras di tempat-tempat pekerjaan
yang aman sperti peternakan, pertanian dan tempat-tempat yang aman
lainnya. Karena peternakan dan pertaniannya saat itu sudah dikembangkan
dengan keimanan dan ilmu Al-Qur’an mereka yang paripurna, maka
hasil-hasil mereka insyaAllah akan cukup bukan hanya untuk menghidupi
diri dan keluarga mereka, tetapi juga cukup untuk seluruh umat manusia
yang membutuhkannya.
Itulah buah dari keimanan dan ketakwaan mereka seperti yang dijanjikan oleh Allah melalui ayat : “Jika
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi
mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (QS 7 :96)
Lantas bagaimana kita bisa menyiapkan kehidupan yang mulus tanpa sambung tersebut bagi anak-cucu dan keturunan kita ? somewhere harus dimulai meskipun dari piece by piece, sampai nanti insyaAllah big picture dari bangunan seamless life itu akan terbentuk dengan sendirinya.
Keping-keping awal dari big picture
tersebut sudah kami mulai dengan Kuttab dan Madrasah Al-Fatih, sudah
mulai kita bangun kecintaan terhadap peternakan dan pertanian kembali
dengan menerapkan petunjuk Al-Qur’an, masyarakat luas sudah kita
libatkan kembali ke peternakan melalui lambbank, insyaallah dalam waktu
dekat juga ke perkebunan melalui iGrow, untuk para pemuda yang baru
terjun ke lapangan kerja kita beri opsi untuk membangun usahanya sendiri
melalui startup center sehingga tidak harus bekerja di tempat-tempat
yang penuh bahaya – maka piece by piece ini insyaAllah akan terus bertambah manakala Anda juga akan menambahkannya dengan kontribusi Anda yang paling sesuai.
Dengan ini semua insyaAllah seamless life
itu akan terbentuk, kehidupan mulus tanpa sambung. Pekerjaan kita ya
ibadah kita, bukan pekerjaan yang menjauhkan kita dari tujuan hidup kita - yaitu beribadah kepadaNya hingga Dia Ridla. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar