Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila di Amerika startup itu bisa sampai membuat spaceport – lapangan terbang untuk perjalanan ke luar angkasa – hanya untuk berwisata, startup di negeri ini bisa tidak kalah menariknya karena berurusan dengan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, energi dan air atau yang lebih dikenal dengan FEW (Food, Energy and Water). Startup adalah usaha baru yang (diharapkan) tumbuh dengan cepat untuk menjadi besar, bagaimana memulainya ?
Karena
karakternya yang diharapkan tumbuh cepat besar, maka startup berbeda
dengan usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya. Perbedaan ini
terletak utamanya pada scale-ability-nya yang harus bisa dibesarkan pada scala usaha yang menarik para investor professional.
Bila
UKM perlu diberi kemudahan, fasilitas dan bahkan kementrian khusus
untuk membinanya – startup adalah bayi-bayi yang harus bisa tidak
sekedar survive tetapi juga tumbuh berkembang dengan cepat di belantara
dunia usaha lengkap dengan segala kekuatan yang menghadangnya.
Untuk
bisa besar, sebelum sebuah startup nantinya bisa menarik para pemodal
besar – dia harus membuktikan dahulu model bisnisnya bahwa dia memang
siap besar dan bahwa pasar yang ditujunya juga besar dlsb.
Atas
dasar tuntutan untuk bisa mengatasi masalah-masalah besar yang kita
hadapi dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari kita yang terkait
dengan makanan, energi dan air – barangkali kini memang waktunya untuk
negeri ini melahirkan startup-startup baru yang fokus pada FEW ini.
Mengapa ?
Karena kebutuhan makan untuk penduduk negeri ini saja nilainya 1000 kali APBN kita ,
maka bila tidak lahir startup-startup baru – yang menggarapnya akan
tetap para konglomerat itu-itu saja dan para pemasar produk
pangan/pertanian dari luar yang juga itu-itu saja.
Dalam
bidang energi, kecuali ada terobosan besar dalam pengadaan energi
alternatif – kita akan menjadi importer energi terbesar di dunia
menjelang pemerintahan yang sekarang berakhir tahun 2019.
Di
bidang air bersih, krisisnya sudah terjadi secara bergiliran diantara
dua musim. Di musim hujan air melimpah dan menjadi banjir tetapi tentu
air banjir tidak kita minum. Di musim kering air bener-bener
‘menghilang’ di sejumlah daerah bahkan juga di ibukota negara.
Semuanya
adalah masalah besar dan mendesak, tetapi masalah besar ini juga bisa
menjadi peluang besar bagi yang bisa menggarapnya dengan efektif. Dan
pendekatan startup-lah antara lain yang memungkinkan untuk
meng-eksplorasi peluang besar yang hadir bersamaan dengan adanya masalah
besar tersebut.
Ambil
contoh problem air bersih tersebut, barangkali tidak terbayang bagi
sebagian kita bahwa kita bisa mengubah air banjir menjadi air minum
hanya dengan sebuah biji kelor ?
Biji
kelor adalah adalah salah satu pembersih air alami yang sangat efektif.
Satu biji kelor bisa membersihkan 1 liter air kotor (air banjir
misalnya) menjadi 1 liter air siap minum . Kalau Anda sedang berada di
tengah banjir, ditangan Anda tersisa satu botol
air minum – maka dengan bantuan 20 biji kelor Anda bisa
melipat-gandakan sebotol air minum Anda menjadi 20 liter air minum.
Bagaimana
caranya ?, kupas kulit biji kelor Anda sampai bersih kemudian tumbuk
halus. Setelah itu campur dengan sebotol air bersih dan kocok hingga
merata selama lima menit. Setelah itu saring airnya dan tuangkan kedalam
20 liter air banjir.
Dengan
pendekatan seperti ini insyaAllah tidak ada lagi problem air bersih –
karena Alhamdulillah kita masih sering diberi air hujan. Bukan hanya
bersih, penyaringan air dengan kelor juga mematikan 90-99% bakteri yang
ada di dalamnya sehingga menjadikannya air yang jauh lebih aman untuk
diminum. Tetapi dimana peluang startup-nya dalam konteks air bersih
tersebut ? salah satunya adalah dalam menyediakan biji kelornya !
Bayangkan
sekarang bila masyarakat luas merespon ajakan saya untuk rame-rame
menanam kelor – yang biji dan batangnya bisa diperoleh gratis di Jonggol
Farm, kemudian ada startup yang nantinya mengumpulkan biji kelor
tersebut dan make it available sampai di warung-warung kecil. Apa yang akan terjadi ?
Air
minum yang semula semakin langka dan mahal, akan beralih menjadi
semakin murah dan melimpah karena bisa diolah sendiri oleh masyarakat
dengan biji kelor . Lebih jauh dari ini, biji kelor yang dibutuhkan
untuk mengolah air bersih-pun sebenarnya tidak perlu dari biji kelor
utuh. Bisa juga dari biji kelor yang sudah di ektrak minyaknya atau
ampas biji kelor.
Jadi
sebelum tepung ampas biji kelor – yang tentu harganya jauh lebih murah
dari biji kelornya sendiri tersedia di warung-warung, biji kelor
tersebut telah menghasilkan minyak terbaik kedua setelah minyak zaitun –
yaitu minyak kelor atau ben oil. Minyak kelor ini untuk minyak makan,
bahan obat dan bahkan bisa untuk bahan bakar bila waktunya nanti memang
dibutuhkan.
Kita
bisa lihat sekarang peluang mengatasi masalah besar – air dan mungkin
juga energi – dengan butir-butir buah kelor. Tetapi siapa yang akan
menimplementasikan ini sampai biji atau tepung ampas buah kelor
bener-bener available di warung-warung sekitar Anda ? itulah gunanya startup- startup yang lahir di bidang ini.
Setelah startup iGrow – startup yang mengurusi pangan memenangkan kompetisi di Startup Asia Arena 2014,
kami di Startup Center ingin terus menghasilkan startup-startup baru
yang secara keseluruhannya nanti akan saling melengkapi – menjawab
tantangan pemenuhan kebutuhan dasar manusa di bidang pangan , energi dan
air atau FEW.
Bagaimana startup-stratup baru ini akan terus dilahirkan sementara resources kami sendiri terbatas ? caranya adalah dengan meng-share
pengalaman kami dengan anak-anak muda yang tertarik untuk terjun ke
usaha, atau para pegawai yang pingin pindah kwadrant – dalam program
yang kami sebut Startup Academy.
Ini
bukan akademi formal seperti akademi-akademi yang kita kenail, ini
hanyalah program sharing- pendampingan coaching dan mentoring bagi para
pemula yang akan terjun ke dunia usaha. Lokasi fisiknya insyaallah siap
di awal tahun 2015 bulan depan, sedangkan program detilnya masih kami
matangkan.
Tulisan ini baru bersifat pre-marketing bagi Anda yang berminat sudah bisa mendaftarakan diri untuk menjadi para startup-ers
yang insyaAllah akan menjawab tantangan jaman, tantangan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan dasar manusia secara menyeluruh dan berkeadilan.
InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar