Oleh: Muhaimin Iqbal
Tidak semua penguasa yang tidak beriman itu bengis seperti Fir’aun, ada yang tidak beriman tetapi penuh kelembutan seperti Ratu Balqis. Dia semula tidak beriman bukan hatinya menolak atau menentang Allah, tetapi hanya karena belum sampai kepadanya dakwah yang sesuai. Maka ketika sampai kepadanya dakwah Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam yang berhasil mempesonanya, ratu yang memimpin salah satu negeri paling makmur dan terkenal di jazirah Arab ini-pun serta merta beriman. Pesona Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam inilah yang barangkali kita butuhkan saat ini untuk 'Balqis-Balqis' di luar sana.
Apa
pesona nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam tersebut ? berdasarkan kronologi
penuturannya di Al-Qur’an saya menemukan setidaknya ada lima pesona yang
membuat Ratu Balqis bertekuk lutut dan kemudian beriman.
Pesona
pertama adalah kelembutan kata-kata Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam ketika
meminta Ratu Balqis menyerahkan diri, kata-kata yang lemah lembut tidak
membuatnya tersinggung, tidak merasa kehormatannya sebagai ratu
direndahkan – bahkan dia malah memujinya di depan para penggede negeri
Saba. Pengakuan Balqis ini diabadikan oleh Allah dalam ayat berikut :
“Berkata
ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah disampaikan
kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman
dan sesungguhnya (isi) nya: "Bismillahirrahmanirrahiim - Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (QS 27:29-30)
Pesona
yang kedua adalah ketika Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam menolak hadiah
yang diberikan oleh utusan Ratu Balqis. Kebiasaan penguasa negeri,
meskipun negerinya kaya dan penguasanya sangat kaya – mereka selalu
masih mau menerima hadiah atau upeti dari negeri atau manusia lain,
tidak demikian dengan Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam.
Dia merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah kepadanya : “Maka
tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah
(patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah
kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi
kamu merasa bangga dengan hadiahmu.” (QS 27:36)
Pesona
yang ketiga adalah perlakuan Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam terhadap para
utusan dan semua kabar/reputasi baik yang sampai ke Ratu Balqis – yang
kemudian membuat hatinya tergerak untuk mendatangi langsung kerajaan
Sulaiman.
Pesona
keempat adalah ketika Sulaiman ‘Alaihi Salam menyambut kedatangan Ratu
Balqis dengan singgasana Ratu Balqis sendiri yang secara khusus
didatangkan Sulaiman dalam sekejap. Pengakuan Ratu Balqis yang ini
diabadikan Allah dalam ayat berikut :
“Dan
ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah
singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku,
kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang
yang berserah diri". (QS 27:42)
Dan
pesona kelima adalah ketika ratu dari negeri yang sangat makmur dan
terkenal di Arab itu menjadi kelihatan ‘ndeso’ dihadapan Sulaiman
‘Alaihi Salam. Diabadikan di ayat berikut di dalam Al-Qur’an ;
“Dikatakan
kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai
istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua
betisnya. Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin
terbuat dari kaca". Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku
telah berbuat dlalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama
Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS 27:44)
Maka
lima pesona Sulaiman ‘Alaihi Salam inilah yang barangkali juga kita
perlukan untuk menaklukkan dunia saat ini. Yaitu kombinasi dari kelemah
lembutan bahasa, kecukupan hati – tidak serakah, kehalusan budi,
ketinggian ilmu dan keunggulan obsesi.
Uswatun Hasanah kita-pun dipuji Allah dalam hal kelemah –lembutan dan kehalusan hatinya : “Maka
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya.” (QS 3:159)
Bila Uswatun Hasanah
kita saja berlaku lemah lembut dan berhati halus, maka tidak
sepantasnya kita bersikap keras dan berlaku kasar terhadap orang lain di
luar sana – kecuali yang jelas-jelas memusuhi kita.
Jangankan
menarik 'Balqis-Balqis' untuk beriman, orang yang sudah mulai
beriman-pun bisa lari menjauh bila didakwahi dengan cara yang keras dan
kasar seperti yang disinyalir oleh Allah dalam ayat d atas “…tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…”.
Ketinggian
ilmu dan keunggulan obsesi juga menjadi instrumen dakwah yang efektif.
Nabi Musa ‘Alaihi Salam diberi mukjizat menaklukkan sihir karena dia
diberi tugas dakwah ke Fir’aun yang obsesinya sihir. Nabi Isa 'Alaihi
Salam diberi kemampuan pengobatan yang sangat tinggi, karena obsesi
jamannya adalah ilmu pengobatan.
Nabi
Sulaiman 'Alaihi Salam diberi kerajaan dan kekayaan yang belum pernah
diberikan kepada manusia sebelumnya dan tidak sesudahnya, salah satunya
adalah karena tugas dakwahnya meliputi penaklukan Ratu Balqis yang
memimpin negeri yang sudah sangat makmur pada jamannya. Maka demikianlah
kita umat Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, mendapatkan tugas
dakwah di jaman modern ini yang masyarakatnya terobsesi dengan segala
macam ilmu dan teknologi.
Mukjizat
Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah Al-Qur’an yang
merupakan sumber segala sumber ilmu, dari segala sumber ilmu inilah
lahir segala bentuk Science dan Technology yang dibutuhkan oleh umat di
jaman ini.
Bila
umat ini benar-benar menguasai petunjukNya yaitu Al-Qur’an dan
benar-benar menggunakannya sebagai petunjuk dan panduan hidupnya, pasti
umat ini mampu mengungguli obsesi apapun yang hadir di jaman ini.
Keunggulan umat ini – bila memenuhi syaratnya – dijanjikan oleh Allah
dalam dua ayat berikut : “(Al
Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta
pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Janganlah kamu bersikap lemah,
dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang
yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS 3:138-139)
Maka
kita harus bisa membawakan petunjuk ini untuk bisa benar-benar menjadi
keunggulan umat, bisa menaklukkan obsesi apapun dari 'Ratu Balqis-Ratu
Balqis' jaman ini. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar