Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila dunia pertanian dan perkebunan kita nyaris stagnan sejak jaman Belanda, bisa jadi karena kita salah belajar pertanian dari penjajah yang memang tidak mau membuat kita pinter. Bila kemudian pertanian kita banyak merusak lahan-lahan yang semula subur menjadi lahan yang hasilnya pas-pasan, bisa jadi karena kita salah mengambil guru karena belajar dari para kapitalis yang menjadikan petani sebagai pasar semata untuk pupuk dan obat-obat kimia mereka. Lantas dari mana mestinya kita belajar ? Anda akan terkejut dengan referensi yang ada di dunia Islam tentang pertanian ini !
Sekitar
enam ratus tahun sebelum Belanda mengajari atau memaksa kita berkebun,
di dunia Islam sudah bermunculan ahli-ahli pertanian dan perkebunan yang
mulai menyusun dasar-dasar ilmu agronomi dan botani modern. Nama-nama
seperti Ibnu Wafid, Abu ‘Umar Ahmad, Abu Al-Khayr, Ibnu Bassel dlsb.
mulai menulis kitab-kitab pertanian sejak abad 4 H.
Puncaknya
adalah di abad ke 6 H ketika Abu Zakariyyah Yahya b. Muhammad atau
lebih dikenal dengan Ibnu Al-Awwam (meninggal th 580H atau 1185 M)
menulis kitab pertanian yang fenomenal dengan judul Kitab Al-Filaha. Dari kitab inilah kemungkinan besar dunia barat belajar ilmu pertanian modern-nya. Karena kitab tersebut diketahui sampai berabad-abad kemudian diterjemahkan ke bahasa Spanyol dan kemudian juga kedalam bahasa Perancis hingga pertengahan abad 19.
Kitab Al-Filaha
- menurut saya sendiri yang pernah kuliah 4 tahun di perguruan tinggi
pertanian – adalah referensi yang sangat lengkap meliputi seluruh ilmu
pertanian dalam arti luas, yang kalau di perguruan tinggi modern
diajarkan di belasan jurusan yang berbeda-beda !
Bahkan
untuk jaman modern ini-pun kitab ini masih sangat relevan, yang mungkin
perlu diupdate hanya pada teknologi-teknologi yang berkembang saja.
Selebihnya malah bisa mengoreksi kesalahan dunia pertanian di abad
terakhir yang mengandalkan pupuk dan obat-obatan kimia.
Di antara isi dari kitab ini meliputi antara lain hal-hal sebagai berikut :
· Teori tentang tanah, jenis-jenis dan kwalitas tanah, cara memperbaiki tanah – (di perguruan tinggi sekarang diajarkan di jurusan ilmu tanah)
· Kotoran ternak dan kompos, jenis dan kwalitasnya, cara penyiapan dan penggunaannya – (jurusan peternakan/hasil peternakan)
· Tentang Air, jenis dan kwalitasnya, knostruksi sumur air, leveling dan pengairan – (jurusan hidrologi atau tata guna air)
· Perencanaan kebun, pemilihan pohon dan penempatannya – (jurusan agronomi atau perkebunan)
· Pembibitan dan penanaman pohon, pembenihan dengan biji, cangkok, tunas dan akar – (jurusan agronomi, kehutanan dlsb)
· Penanaman dan pemeliharaan pohon buah - (jurusan hortikultura)
· Penanaman
dan pemeliharaan tananam-tanaman khusus seperti anggur, zaitun, tebu,
pisang, bunga mawar dan teh –(bisa di jurusan apa saja)
· Transplantasi
tanaman, metode dan pemilihan waktunya, jenis-jenisnya dan berbagai
teknik transplantasi dari Persia, Yunani, Romawi – (bisa di jurusan apa
saja)
· Pruning
atau pemangkasan, tanaman-tanaman yang perlu pemangkasan dan yang tidak
perlu, peremajaan tanaman dengan pruning dan pemangkasan tunas – (bisa
di jurusan apa saja).
· Teknik-teknik pengolahan tanah, pembajakan, penggalian dan pencangkualan – (bisa di jurusan apa saja).
· Irigasi khusus tanaman buah, peningkatan hasil dan kwalitas rasa – (jurusan hortikultura)
· Polinasi atau pembuahan dengan keterlibatan manusia untuk buah tin, delima dan kurma – (jurusan hortikultura)
· Perlakuan terhadap hama dan penyakit tanaman – (jurusan hama dan penyakit tanaman)
· Teknik-teknik
untuk perbaikan kwalitas warna, aroma (bau dan rasa) untuk buah-buahan
dn bunga-bunga-an – (jurusan horticultura atau tanaman hias)
· Pengolahan dan pengawetan buah, sayur, benih dan biji-bijian – (jurusan pengolahan hasil pertanian atau teknologi pertanian)
· Biji-bijian/legume dan manfaatnya untuk kesuburan tanah – (bisa jurusan apa saja)
· Penyemaian biji-bijian seperti padi, wijen dan kacang-kacangan dll– (jurusan agronomi)
· Penyemaian untuk jenis umbi-umbian (bisa di jurusan agronomi)
· Penyemaian untuk tanaman khusus seperti mentimun, melon, semangka, sawi, habatussauda, coriander dlsb – (bisa di horticultura)
· Teknik untuk kebun kebutuhan sehari-hari - ( bisa jurusan apa saja)
· Teknik penanaman tanaman sumber minyak atsiri – (bisa di jurusan agronomi)
· Teknik
pemanenan, penyimpanan, pencegahan serangga, penggilingan dan
pengawetan biji-bijian dan kacang-kacangan (bisa di jurusan teknologi
pasca panen)
· Teknik
pengolahan hasil pertanian, pengepresan minyak zaitun, penyulingan
minyak atsiri, pengolahan sirup buah dan cuka (bisa di jurusan teknologi
pangan atau hasil pertanian)
· Pengelolaan kalender tanam dan adaptasi cuaca ( di jurusan agroklimatologi)
· Teknik pembiakan dan perawatan ternak domba, kambing, sapi , pengeloaan pakan, kandang dan kesehatannya ( jurusan peternakan)
· Teknik kedokteran dan pembedahan hewan (jurusan kedokteran hewan)
· Teknik pemeliharaan unggas ( bisa di jurusan peternakan)
· Teknik pemeliharaan lebah madu, dst.
Daftar
tersebut baru sebagian saja dari isi Kitab Al-Filaha yang ketika
diterjemahkan kedalam bahasa Perancis menjadi dua kitab dengan total
halaman sampai sekitar 1,300-an halaman.
Dari
sebagian isi tersebut saja kita sudah bisa menangkap pesan betapa
majunya pertanian dunia Islam sembilan abad lampau, lantas mengapa
sekarang kita seolah ketinggalan ? ya bisa jadi karena kita
belajar dari sumber-sumber yang keliru tersebut di atas. Bila saja kita
mau kembali ke sumber-sumber ilmu dari para ulama di bidang pertanian
ini, maka kita tidak akan merusak tanah dan ecosystem lingkungan dengan
pupuk dan obat-obat kimia.
Kitab seperti Al-Filaha ini juga merupakan dokumentasi best practice
pada jamannya, jadi itulah yang dilakukan ulama atau petani-petani yang
berilmu di jaman itu – ketika mereka menghijaukan padang pasir dari
Jordania sampai Damascus dan menyuburkan pinggiran gurun dari Mesir
sampai Marocco. Maka rujukan
semacam ini insyaAllah juga sangat berguna untuk menyuburkan kembali
bumi pertiwi kita yang aslinya memang sudah subur ini.
Masalahnya
adalah tinggal siapa yang akan mengajarkan kitab semacam ini kepada
para petani kita ? jelas kitab semacam ini tidak dijadikan rujukan di
perguruan tinggi pertanian jaman ini. Tidak juga dijadikan rujukan di
perguruan tinggi agama – karena dianggap bukan bidangnya. Lantas siapa
yang akan membawakannya ?
Insyaallah
kitab semacam ini akan menjadi salah satu rujukan pengajaran pertanian
di madrasah-madrasah pertanian kita nantinya. Saat ini kami sedang
melacak keberadaan kitab-kitab tersebut dalam bahasa aslinya selengkap
mungkin, untuk kemudian diterjemahkan oleh Baitul Hikmah dan juga
disebar luaskan untuk masyarakat luas secara gratis pada waktunya – Insyaallah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar