Jum'at, 21 Agustus 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di
awal musim dingin empat tahun lalu di Stockholm – Swedia, para ahli
dari berbagai bidang berkumpul dalam suatu seminar untuk melakukan
assessment – apakah lahan di dunia akan cukup untuk memenuhi kebutuhan
Food, Fuel and Fiber ? (makanan, bahan bakar dan serat untuk pakaian
dlsb). Hasilnya sungguh mengkhawatirkan mereka yang hadir, karena
menurut hitungan mereka pada tahun 2030 di dunia akan ada shortage lahan
minimal 300 juta hektar. Padahal masih 2 F lain yang perlu juga
disediakan lahannya , yaitu Fodder (pakan ternak) dan Feedstock (bahan
baku untuk rumah, perabot dlsb). Bagaimana kita akan memecahkan masalah
ini ?
Tampilkan postingan dengan label Oleifera (ekstrak daun kelor). Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Oleifera (ekstrak daun kelor). Tampilkan semua postingan
Quran Prize : Ramadhan Challenge I
Kamis, 18 Juni 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Alhamdulillah hari ini kita kembali hadir di bulan Ramadhan, bulan dimana kita diwajibkan berpuasa. Bulan Ramadhan adalah juga bulan turunnya Al-Qur’an. Rangkaian ayat-ayat perintah berpuasa ini berdampingan langsung dengan ayat turunnya Al-Qur’an, mengapa ? apa hikmahnya ? Al-Qur’an adalah huda atau petunjuk bagi orang-orang bertaqwa (QS 2 : 2), orang yang bertaqwa akan lebih mudah untuk menerima Al-Qur’an sebagai petunjuk - dan taqwa inilah target dari puasa kita. Nah, pernahkan kita lakukan self-assessment terhadap diri kita sendiri, seberapa banyak kita menguasai petunjuk ini ?
Oleh: Muhaimin Iqbal
Alhamdulillah hari ini kita kembali hadir di bulan Ramadhan, bulan dimana kita diwajibkan berpuasa. Bulan Ramadhan adalah juga bulan turunnya Al-Qur’an. Rangkaian ayat-ayat perintah berpuasa ini berdampingan langsung dengan ayat turunnya Al-Qur’an, mengapa ? apa hikmahnya ? Al-Qur’an adalah huda atau petunjuk bagi orang-orang bertaqwa (QS 2 : 2), orang yang bertaqwa akan lebih mudah untuk menerima Al-Qur’an sebagai petunjuk - dan taqwa inilah target dari puasa kita. Nah, pernahkan kita lakukan self-assessment terhadap diri kita sendiri, seberapa banyak kita menguasai petunjuk ini ?
Paling
tidak dari sisi penguasaan ayat-ayat Al-Qur’an, kami coba buatkan tools
yang kami sebut Quran Prize – penghargaan Al-Qur’an bagi orang-orang
yang menguasainya. Bentuknya semakin hari-semakin kita sempurnakan –
sehingga diharapkan akan semakin bisa memenuhi kebutuhan masing-masing
orang.
Pada Quran Prize (www.quranprize.com)
Anda dapat mendaftar secara gratis kemudian melakukan self –assessment
terhadap penguasaan Al-Quran Anda. Kalau mau Anda juga bisa ikut tes
standar kita yang panjangnya 2 jam dan terdiri dari 100 soal yang
di-generate secara random dari 30 juz. Dari tes standar inilah Anda akan
memperoleh angka Quran Prize Score Anda, sebagai indikator seberapa
banyak Anda menguasai Al-Qur'an.
Namun
bila tes standar ini terlalu berat dan kurang challenging bila tidak
ada sparring partners untuk fastabiqul khairat dalam menguasai
Al-Qur’an, Anda dapat melakukan
setting Anda sendiri untuk kelompok di lingkungan Anda masing-masing.
Di komunitas Anda misalnya, Anda dapat mengadakan kompetisi Anda sendiri
untuk penguasaan Al-Qur’an ini dengan siapa saja yang Anda ajak.
Bagaimana
cara melakukannya ? Untuk mudahnya saya beri saja contoh langsung.
Misalnya saya akan mengadakan kompetisi penguasaan Al-Qur’an bagi
pembaca situs GeraiDinar ini, kompetisinya saya beri nama Ramadhan
Challenge yang akan terdiri dari 3 bagian. Ramadhan Challenge I adalah
untuk sepuluh hari pertama di bulan Ramadhan 1436 H ini, pemenangnya
akan ketahuan setelah kita lalui puasa sepuluh hari pertama. Begitu
seterusnya bagian II dan III -nya akan diketahui score terbaiknya di
akhir sepuluh hari ke 2 dan akhir Ramadhan.
Maka
langkah pertama yang saya lakukan adalah di situs QuranPrize.Com saya
klik menu sponsor, kemudian saya mendaftarkan diri untuk mensponsori
1000 orang pembaca situs ini (bisa berapa orang saja dengan minimal 3)
yang tertarik untuk ikut kompetisi.
Saya
akan diminta membayar US$ 1 untuk masing-masing orang yang saya
sponsori – ini adalah untuk dana wakaf ke Yayasan Dana Wakaf Indonesia
yang men-develop QuranPrize ini. Dengan dana ini Dana Wakaf Indonesia
akan memiliki sumber dana untuk terus mengembangkan berbagai aplikasi
Al-Qur’an.
Sementara
saya yang mensponsori US$ 1 per orang dapat selama 1 tahun penuh
mendorong dan mengappresiasi orang-orang yang ingin terus memperbaiki
penguasaannya terhadap Al-Qur’an. Satu kebaikan berbuah kebaikan
berikutnya. Anda bisa juga mensponsori 5 orang keluarga Anda untuk
saling berpacu menguasai Al-Qur’an misalnya, atau ingin mensponsori 100
orang jama’ah Masjid Anda dst.
Setelah
sponsorship saya di-approved oleh admin QuranPrize, maka saya dapat
mulai mengelola kompetisi saya sendiri yang saya beri nama Ramadhan
Challenge I tersebut di atas. Bagian II dan III-nya insyaAllah akan
saya buat menyusul setelah bagian sebelumnya selesai.
Supaya
tidak terlalu berat, kompetisi ini saya set dengan jumlah soal 20 saja,
dari 30 Juz di Al-Qur’an dengan total waktu kompetisi 30 menit. System
kemudian akan men-generate satu paket soal secara random untuk kompetisi
ini.
Anda
yang berminat kemudian bisa bergabung untuk mengikuti kompetisi yang
saya adakan tersebut. Caranya setelah Anda mendaftar di QuranPrize.Com;
klik menu kanan atas yang ada nama Anda, akan muncul menu drop down yang
antara lain ada link ke Go Premium.
Kompetisi
hanya bisa diikuti oleh anggota premium yang di-approved oleh sponsor –
tetapi Anda tidak perlu membayarnya karena keanggotaan premium Anda
sudah dibayar oleh sponsor tadi. Anda tinggal search sponsor dan cari
sponsor yang bernama GeraiDinar untum Ramadhan Challenge ini.
Setelah
di-approved oleh sponsor Anda, menu Anda akan berubah, ada menu
Competition di sana. Klik menu Competition ini kemudian pilih kompetisi
yang Anda ingin bergabung didalamnya dengan mengklik link detail-nya.
Setelah
muncul deskripsi dari kompetisi yang dimaksud, Anda akan melihat
orang-orang yang sudah bergabung didalamnya, hanya ditampilkan beberapa
yang nilainya terbaik – agar yang lain tidak perlu merasa malu. Setelah
Anda klik Join akan muncul menu Start.
Ikuti
kemudian kompetisinya dengan menjawab soal-soal yang muncul. Setelah
selesai Anda akan dapat melihat score Anda, sekaligus saran-saran untuk
perbaikan score Anda kedepan. Bila nilai Anda baik, nama Anda akan
menggantikan nama-nama yang muncul sebelumnya di daftar Score terbaik.
Sebelum
Anda membuat kompetisi Anda sendiri, ada baiknya Anda coba kompetisi
yang telah saya buat – yaitu kompetisi yang bernama Ramadhan Challenge
tersebut. Ini kompetisi riil, dan nama Anda akan muncul di hasil
kompetisi bila nilai Anda termasuk beberapa yang terbaik.
Apa
hadiahnya ? untuk tidak mengurangi keikhlasan Anda dalam meningkatkan
penguasaan Al-Qur’an Anda – kompetisi yang saya buat tersebut idak
menyebutkan hadiahnya. Tetapi siapa tahu akan ada tambahan THR bagi yang
nilainya terbaik, silahkan mencobanya !.
System
QuranPrize ini diharapkan bisa menjadi tools untuk assessment ataupun
self-assessment yang bersifat massal untuk penguasaan Al-Qur’an
masyarakat secara luas. Dan pengguna tidak harus membayar, insyaAllah
akan selalu ada orang-orang yang ingin berlomba dalam kebaikan dengan
menjadi sponsor US$ 1 per tahun untuk kenggotaan premium Anda.
InsyaAllah.
Studium Generale On Islamic Agriculture
Rabu, 3 Juni 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Lebih dari 30 tahun lalu seorang professor di University of Pennsylvania mengejutkan dunia pendidikan barat melalui bukunya, yang antara lain mengungkapkan bahwa sesungguhnya dunia barat banyak sekali belajar tentang pendidikan dari dunia Islam. Professor tersebut adalah Professor George A. Makdisi yang menulis buku The Rise of Colleges – Institutions of Learning in Islam and the West (Edinburg University Press, 1981). Tradisi yang dibawa dari Islam ini mulai dari cara berpakaian para guru besar, cara duduk dan tempat duduknya, konsep pemberian ijazah sampai apa yang sekarang popular dengan sebutan Studium Generale.
Oleh: Muhaimin Iqbal
Lebih dari 30 tahun lalu seorang professor di University of Pennsylvania mengejutkan dunia pendidikan barat melalui bukunya, yang antara lain mengungkapkan bahwa sesungguhnya dunia barat banyak sekali belajar tentang pendidikan dari dunia Islam. Professor tersebut adalah Professor George A. Makdisi yang menulis buku The Rise of Colleges – Institutions of Learning in Islam and the West (Edinburg University Press, 1981). Tradisi yang dibawa dari Islam ini mulai dari cara berpakaian para guru besar, cara duduk dan tempat duduknya, konsep pemberian ijazah sampai apa yang sekarang popular dengan sebutan Studium Generale.
Konsep Studium Generale berasal dari abad ke 13 ketika Islam masih berjaya di Andalusia. Studium
Generale adalah tempat dimana para murid atau siapa saja dan dari mana
saja bisa bergabung dalam suatu pengajaran subject tertentu. Studium
Generale inilah yang di lingkungan pendidikan Kuttab Al-Fatih juga kami
hidupkan kembali utamanya di awal tahun ajaran baru.
Lebih
dari itu Studium Generale juga menjadi ajang untuk memperkenalkan
konsep atau ilmu baru ke masyarakat luas, sehingga ilmu baru tersebut
dapat dikritisi, diberi masukan, disempurnakan dan tentu akhirnya untuk
disebarluaskan ke masyarakat dan diambil manfaat yang sebesar-besarnya.
Maka karena sejak saya memperkenalkan istilah Islamic Agriculture
banyak sekali yang ingin tahu konsep detilnya tentang pertanian Islam
ini, cara terbaik untuk menjelaskan secara detil dan sekaligus menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang muncul adalah melalui sebuah Studium Generale
ini.
InsyaAllah
menjelang Ramadhan 1436 H ini, tepatnya hari Sabtu 13 Juni 2015 kami
akan mengadakan Studium Generale On Islamic Agriculture di Startup
Center – Jalan Juanda 43 Depok, mulai pukul 09:00 s/d 12:00.
Sebagaimana
penjelasan di atas Studium Generale ini boleh diikuti oleh siapa saja
yang berminat, namun karena keterbatasan tempat parkir kendaraan –
peminat diharapkan mendaftar lebih dahulu melalui email di kontak situs
ini atau melalui
ceo@waqf.id. Hanya 100 orang pendaftar pertama yang diperkenankan untuk bergabung.
Secara
umum isi dari Stadium Generale ini adalah gabungan dari konsep Islamic
Agriculture-nya sendiri dan sekaligus jawaban atas segala pertanyaan
yang selama ini diajukan ke kami, oleh karena itu isinya kurang lebih
akan sebagai berikut :
1. Mengapa sampai perlu ada Islamic Agriculture ?
2. Apa yang dicari dunia pertanian saat ini ?
3. Nilai-nilai apa yang membedakan Islamic Agriculture dengan pertanian pada umumnya ?
4. Bagaimana Al-Qur’an berbicara tentang pertanian ?
5. Bagaimana aplikasinya di lapangan di jaman modern ini ?
6. Bagaimana masalah-masalah klasik dunia pertanian seperti tanah, air, iklim ditangani ?
7. Bagaimana pula dengan problema pupuk/kesuburan tanah dan penyakit-penyakit tanaman diatasi ?
8. Dimana peluang yang terkait dengan aplikasi Islamic Agriculture ini bagi pemula maupun bagi para petani komersial ?
9. Dlsb.
Bagian
yang tidak terpisahkan dari pertanian adalah juga penguasaan pasar,
maka pada kesempatan Studium Generale ini juga akan kami launch secara
resmi Sale and Share Society yang sudah kami bicarakan sejak beberapa bulan lalu.
Anda yang tertarik bergabung, silahkan menghubungi kami segera selagi tempat masih ada. Acara
ini adalah gratis dan tidak dipungut biaya apapun. Namun bila Anda
ingin berkontribusi sehingga acara-acara sejenis dapat lebih sering
diadakan untuk berbagai topik keilmuan lainnya, silahkan bila hendak
berinfaq atau berwakaf ke Yayasan Dana Wakaf Indonesia -
dengan cara di email pendaftaran Anda untuk bergabung di Studium
Generale ini Anda sebutkan juga bahwa Anda ingin berkontribusi
infaq/wakaf, nanti team panitia yang akan memandu lebih jauh. InsyaAllah.
Meniti Tangga-Tangga Di Surga
Selasa, 12 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Pada hari perhitungan nanti, dikatakan kepada para ahli Qur’an ; “Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia. Kedudukanmu adalah pada ayat terakhir yang engkau baca”. Maka bila penguasaan Al-Qur’an begitu penting dalam menentukan kedudukan seseorang di tempatnya yang abadi kelak, bukankah seharusnya ini yang menjadi obsesi kita selagi kita sempat mengusahakannya ? Alhamdulillah kini telah ada cara yang efektif untuk muhasabah dan memperbaiki penguasaan Al-Qur’an kita, dan memantau perkembangannya dari waktu ke waktu.
Oleh: Muhaimin Iqbal
Pada hari perhitungan nanti, dikatakan kepada para ahli Qur’an ; “Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia. Kedudukanmu adalah pada ayat terakhir yang engkau baca”. Maka bila penguasaan Al-Qur’an begitu penting dalam menentukan kedudukan seseorang di tempatnya yang abadi kelak, bukankah seharusnya ini yang menjadi obsesi kita selagi kita sempat mengusahakannya ? Alhamdulillah kini telah ada cara yang efektif untuk muhasabah dan memperbaiki penguasaan Al-Qur’an kita, dan memantau perkembangannya dari waktu ke waktu.
Islamic Agriculture
Rabu, 29 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila dunia pertanian dan perkebunan kita nyaris stagnan sejak jaman Belanda, bisa jadi karena kita salah belajar pertanian dari penjajah yang memang tidak mau membuat kita pinter. Bila kemudian pertanian kita banyak merusak lahan-lahan yang semula subur menjadi lahan yang hasilnya pas-pasan, bisa jadi karena kita salah mengambil guru karena belajar dari para kapitalis yang menjadikan petani sebagai pasar semata untuk pupuk dan obat-obat kimia mereka. Lantas dari mana mestinya kita belajar ? Anda akan terkejut dengan referensi yang ada di dunia Islam tentang pertanian ini !
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila dunia pertanian dan perkebunan kita nyaris stagnan sejak jaman Belanda, bisa jadi karena kita salah belajar pertanian dari penjajah yang memang tidak mau membuat kita pinter. Bila kemudian pertanian kita banyak merusak lahan-lahan yang semula subur menjadi lahan yang hasilnya pas-pasan, bisa jadi karena kita salah mengambil guru karena belajar dari para kapitalis yang menjadikan petani sebagai pasar semata untuk pupuk dan obat-obat kimia mereka. Lantas dari mana mestinya kita belajar ? Anda akan terkejut dengan referensi yang ada di dunia Islam tentang pertanian ini !
Mencegah Generasi Next To Nothing
Kamis, 27 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Hampir semua ilmu itu kini tersedia bebas untuk bisa kita pelajari di belantara dunia maya, namun ini tidak menjadi jaminan bahwa orang yang hidup di jaman ini menjadi lebih cerdas dalam mengatasi perbagai persoalan hidupnya. Bahkan kini muncul generasi yang next to nothing (NTN) – sangat sedikit menguasai sesuatu. Banyak sekali pekerjaan terbuka, tetapi serba tidak bisa dilakukannya – disuruh bekerja ini tidak bisa, yang itu-pun tidak bisa. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan generasi NTN ini ?
Oleh: Muhaimin Iqbal
Hampir semua ilmu itu kini tersedia bebas untuk bisa kita pelajari di belantara dunia maya, namun ini tidak menjadi jaminan bahwa orang yang hidup di jaman ini menjadi lebih cerdas dalam mengatasi perbagai persoalan hidupnya. Bahkan kini muncul generasi yang next to nothing (NTN) – sangat sedikit menguasai sesuatu. Banyak sekali pekerjaan terbuka, tetapi serba tidak bisa dilakukannya – disuruh bekerja ini tidak bisa, yang itu-pun tidak bisa. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan generasi NTN ini ?
Seven Dates
Kamis, 26 Kamis 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di antara fungsi-fungsi makanan kita itu ada untuk menunjang pertumbuhan, meningkatkan kecerdasan, menjalankan fungsi-fungsi tubuh, memberi energi kehidupan, mencegah penyakit dan bahkan menjadi sumber kebahagiaan, membangkitkan motivasi dan menghilangkan kegalauan. Di antara fungsi-fungsi tersebut ada yang bisa diperankan hampir keseluruhannya oleh satu jenis makanan saja, itulah kurma. Bukan hanya terbukti secara ilmiah, sebagian fungsi-fungsi tersebut dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di antara fungsi-fungsi makanan kita itu ada untuk menunjang pertumbuhan, meningkatkan kecerdasan, menjalankan fungsi-fungsi tubuh, memberi energi kehidupan, mencegah penyakit dan bahkan menjadi sumber kebahagiaan, membangkitkan motivasi dan menghilangkan kegalauan. Di antara fungsi-fungsi tersebut ada yang bisa diperankan hampir keseluruhannya oleh satu jenis makanan saja, itulah kurma. Bukan hanya terbukti secara ilmiah, sebagian fungsi-fungsi tersebut dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih
Penguin Di Tanah Tropis
Jum'at, 20 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sekeluarga burung penguin terbawa arus sampai ke tanah tropis, dijumpainya bumi yang panas namun indah berwarna-warni. Di negerinya mereka hanya melihat dua warna yaitu hitam dan putih, hitam adalah warna punggung teman-temannya sedangkan putih adalah warna alamnya (es) sejauh mata memandang. Melihat keindahan warna bangsa burung tropis, anak penguin bertanya kepada bapaknya : “ Ayah bisakah aku tumbuh seperti mereka, bersayap lebar warna-warni dan bisa terbang di antara pohon-pohon yang tinggi ?”
Anak penguin semakin penasaran, : “ Meniru kita ayah ?”. Dengan mantap sang ayah menjawab : “Benar, mereka berusaha meniru kita tetapi tidak banyak yang berhasil”. “Lihatlah
para pemimpin dan golongan yang makmur diantara mereka, mereka suka
sekali memakai baju kita – baju hitam putih (maksudnya jas !). Tetapi
mereka tidak bisa disiplin seperti kita-kita. Dengan baju hitam
putihnya, di rapat-rapat mereka berantem bahkan sampai menggulingkan
meja – hanya baju kita saja yang mereka bisa tiru tetapi tidak perilaku kita.”
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sekeluarga burung penguin terbawa arus sampai ke tanah tropis, dijumpainya bumi yang panas namun indah berwarna-warni. Di negerinya mereka hanya melihat dua warna yaitu hitam dan putih, hitam adalah warna punggung teman-temannya sedangkan putih adalah warna alamnya (es) sejauh mata memandang. Melihat keindahan warna bangsa burung tropis, anak penguin bertanya kepada bapaknya : “ Ayah bisakah aku tumbuh seperti mereka, bersayap lebar warna-warni dan bisa terbang di antara pohon-pohon yang tinggi ?”
Ayah penguin ragu sejenak, kemudian menjawab dengan bijak ke anaknya : “Tidak
anakku, tetapi itu bukan masalah. Kemerdekaan kita bukan pada kemampuan
kita terbang tinggi, dan keindahan kita juga bukan karena gemerlapnya
tatawarna. Kemerdekaan kita ada pada keterbukaan pikiran kita untuk
menerima pemikiran(ide) saudara-saudara kita, keindahan kita ada pada
hati kita yang menerima dan mensyukuri pemberianNya”.
Dialog
di atas hanyalah imajinasi saya, membayangkan apa jadinya ketika
burung-burung penguin datang ke negeri ini dan menyaksikan keragaman
alam kita. Belajar dari bangsa burung ini termasuk yang dicontohkan di
dalam Al-Qur’an.
Bangsa
burung adalah binatang yang sangat banyak disebutkan dalam Al-Qur’an,
saya menemukan setidaknya ada 20 ayat yang menyebutkannya dalam berbagai
konteks. Bahkan ada dua ayat yang sangat spesifik menggambarkan
burung-burung itu seperti kita.
“Dan
tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang
terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS 6:38)
“Tidakkah
kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan
di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing
telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS 24:41)
Lalu
dialog tersebut berlanjut, penguin kecil masih belum paham tentang
keindahan yang ada dalam baju hitam putihnya. Dia bertanya lagi ke
bapaknya : “Tetapi ayah, dimana
keindahan kita ketika warna kita hanya hitam dan putih, dimana
kebanggaan kita ketika kita tidak bisa terbang tinggi ?”
Seolah ayahnya memahami ayat-ayatNya yang ditujukan untuk bangsa manusia tersebut di atas : “Begini
anakku, lihatlah ke bangsa manusia – makhluk yang diciptakanNya paling
sempurna diantara makhluk-makhlukNya. Merekapun disuruh belajar kepada
bangsa kita bangsa burung. Bahkan golongan masyarakat mereka yang
terpandang, para pemimpin-pemimpin mereka suka sekali berusaha meniru
gaya hidup kita”.
Sang ayah penguin belum puas meng-edukasi anaknya tentang bangsa manusia ini : “Sementara kita bahagia, hidup rukun dengan rakyat kita yang semua berbaju hitam putih -
baju hitam putih mereka hanya untuk segolong yang elit di masyarakat
mereka. Baju-baju hitam putih mereka dibeli dengan uang rakyat yang
tidak mampu membeli baju hitam-putih, dan ironinya lagi – baju-baju
hitam putih tersebut seolah mejadikan mereka berwenang untuk bicara atas
nama rakyat mereka, demi rakyat mereka – padahal realitanya adalah atas
nama kepentingan mereka sendiri, demi mengamankan diri atau kelompoknya
sendiri-sendiri”. Ayah penguin masih melanjutkan : " Generasi
pertama mereka anak Adam berhasil meniru perilaku bangsa kita - bangsa
burung dalam menguburkan saudaranya. Tetapi generasi kini mereka gagal
meniru kita dalam bermasyarakat, dalam bersidang dlsb."
Si
penguin kecil manggut-manggut memahami nasihat ayahnya, dia tidak lagi
ingin menjadi burung aneka warna yang bisa terbang tinggi. Si penguin
kecil sadar bahwa makhluk yang
paling sempurna-pun tetap diminta untuk belajar dari bangsa burung,
bahkan golongan elit dari makhluk yang paling sempurna ini berusaha
meniru busana para penguin tetapi kebanyakan mereka gagal dalam meniru
perilakunya dalam bermasyarakat .
Mungkin
karena rasa malu yang hanya bisa merubah baju tetapi tidak bisa merubah
perilaku inilah bangsa manusia sekarang mulai juga menanggalkan baju
para penguin, kembali kepada bajunya yang asli berwarna-warni – batik
maksudnya !
Bersaing Dengan Over Supply
Senin, 16 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Teori ekonomi yang melandaskan pada sumber daya yang terbatas, nampaknya memang perlu mulai dikaji ulang. Pertama karena janji Allah akan kecukupan rezeki bagi seluruh makhlukNya, kedua karena hal ini juga terbukti secara empiris dalam perdagangan global saat ini. Sumber-sumber ekonomi berupa modal, tenaga kerja dan kapasitas produksi itu nampak sungguh berlebihan sehingga kita sebenarnya bukan berebut untuk menguasainya, tetapi berebut untuk bisa menggunakannya.
Oleh: Muhaimin Iqbal
Teori ekonomi yang melandaskan pada sumber daya yang terbatas, nampaknya memang perlu mulai dikaji ulang. Pertama karena janji Allah akan kecukupan rezeki bagi seluruh makhlukNya, kedua karena hal ini juga terbukti secara empiris dalam perdagangan global saat ini. Sumber-sumber ekonomi berupa modal, tenaga kerja dan kapasitas produksi itu nampak sungguh berlebihan sehingga kita sebenarnya bukan berebut untuk menguasainya, tetapi berebut untuk bisa menggunakannya.
Integrasi Wakaf Dalam Ecosystem Ekonomi
Jum'at, 6 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bahwasanya perbuatan baik atau amal shaleh itu nampak semakin langka di masyarakat dapat kita saksikan buktinya hari-hari ini di televisi. Berita-berita yang ada seputar begal saja seolah terintegrasi dari yang skala kecil yang dilakukan preman kampung, sampai skala ibukota negeri dalam permainan APBD – entah siapa yang memainkannya. Amal shaleh menjadi langka karena makanan masyarakat yang tidak thoyyib dari sisi zat maupun cara perolehannya. Dari mana kita bisa memperbaikinya ? salah satunya adalah melalui apa yang saya sebut wakaf kreatif !
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bahwasanya perbuatan baik atau amal shaleh itu nampak semakin langka di masyarakat dapat kita saksikan buktinya hari-hari ini di televisi. Berita-berita yang ada seputar begal saja seolah terintegrasi dari yang skala kecil yang dilakukan preman kampung, sampai skala ibukota negeri dalam permainan APBD – entah siapa yang memainkannya. Amal shaleh menjadi langka karena makanan masyarakat yang tidak thoyyib dari sisi zat maupun cara perolehannya. Dari mana kita bisa memperbaikinya ? salah satunya adalah melalui apa yang saya sebut wakaf kreatif !
Memperbaiki Semampu Yang Kita Bisa
Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tinggi batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa pula sebaliknya biji kedelai menjadi sebesar bawang – keduanya dimungkinkan. Yang jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tinggi batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa pula sebaliknya biji kedelai menjadi sebesar bawang – keduanya dimungkinkan. Yang jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.
Langganan:
Postingan (Atom)