Oleh: Muhaimin Iqbal
Pada hari perhitungan nanti, dikatakan kepada para ahli Qur’an ; “Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia. Kedudukanmu adalah pada ayat terakhir yang engkau baca”. Maka bila penguasaan Al-Qur’an begitu penting dalam menentukan kedudukan seseorang di tempatnya yang abadi kelak, bukankah seharusnya ini yang menjadi obsesi kita selagi kita sempat mengusahakannya ? Alhamdulillah kini telah ada cara yang efektif untuk muhasabah dan memperbaiki penguasaan Al-Qur’an kita, dan memantau perkembangannya dari waktu ke waktu.
Project pengembangan system untuk encouragement, assessment and appreciation – dorongan, penilaian dan penghargaan pada upaya penguasaan Al-Qur’an itu kini telah mulai bisa dicoba versi perdananya di www.quranprize.com.
Di
system ini, Anda dapat melakukan muhasabah penguasaan Al-Qur’an Anda
secara gratis dari waktu ke waktu – paling cepat 3 hari sekali, karena
ini bukan game. Untuk memperbaiki Quran Prize Score (QPS) Anda tidak ada
cara lain selain membaca banyak-banyak Al-Qur’an.
Ketika
system Quran Prize ini diuji coba oleh seorang yang bener-bener hafiz,
hafal 30 juz dan memiliki sanad – QPS tertinggi saat ini berada di angka
606. Rekor tertinggi ini bisa saja dari waktu kewaktu dipecahkan lagi
oleh hafiz yang sama atau oleh yang lain, karena system QPS tidak
mengenal batas atas – di atas langit bisa saja ada langit lagi.
Versi
tes resmi dari system ini yang menghasilkan angka QPS adalah tes
berdurasi 120 menit. Terdiri dari tiga macam tes dengan bobot yang
berbeda. Terbanyaknya adalah tes untuk mengetahu suatu ayat berada di
surat apa, yang kedua adalah diketahui suratnya tetapi pertanyaannya
adalah mana-mana dari ayat yang disajikan yang berasal dari surat yang
disebutkan.
Yang
tersulit adalah disajikan suatu ayat dan diminta menjawab nama surat
dan nomor ayatnya. Para hafiz-pun mereka tidak selalu tahu nomor ayat
ini, hanya beberapa hafiz yang saya kenal yang bisa menyebutkan dengan
tepat nomor-nomor ayat ini – salah satunya adalah calon hafiz, santri di
Madrasah Al-Fatih yang bisa dengan tepat menyebutkan nomor-nomor ayat
atas surat-surat yang sudah dihafalkannya.
Pada
versi premiumnya yang kini sedang kami kembangkan akan ada alat bantu
yang insyaAllah lebih memudahkan lagi, yaitu yang kami sebut Mastering
Quran Dashboard.
Melalui
dashboard khusus ini, Anda akan bisa mengetahui surat-surat apa yang
sudah Anda kuasai, mana yang dikuasai sebagian dan mana-mana yang tidak
dikuasai atau pernah dikuasai tetapi hilang. Anda juga bisa mengetahui
perkembangan relatif Anda dibanding populasi atau group Anda, posisi
Anda di kurva normal dari waktu ke waktu dlsb.
Meskipun
dasarnya versi premium ini nantinya berbayar, tetapi tidak harus Anda
sendiri yang membayarnya. Dari waktu ke waktu insyaAllah akan ada orang
yang bersedia berinfaq untuk orang lain dalam upayanya mempelajari dan
menguasai Al-Qur’an.
Untuk apa infaq yang jumlahnya sangat kecil ini
? Infaq sekitar US$ 1/tahun per orang untuk group dan US$ 3/tahun per
orang untuk individual ini akan dipergunakan untuk membiayai
pengembangan dan pemeliharaan selanjutnya dari system Quran Prize ini.
Bila
suatu saat dananya berlebih, insyaAllah akan digunakan untuk membangun
Kuttab-Kuttab yang sekarang bermunculan di sejumlah kota dan akan terus
membutuhkan dukungan, membangun pusat-pusat kajian Al-Qur’an atau Baitul
Hikmah, juga untuk membangun fasilitas-fasilitas tempat berlatih
mengamalkan ayat-ayatNya – seperti yang saat ini ada di Jonggol
misalnya.
Untuk
versi perdana ini, bahasa pengantar system Quran Prize adalah bahasa
Inggris – tetapi diusahakan intuitif sehingga orang tidak harus bisa
bahasa Inggris untuk menggunakan system ini. Bahasa pengantar bahasa
Inggris karena berangkat dari pengalaman kami mengenalkan system Learn
Quran, mayoritas penggunanya justru datang dari luar negeri. Indonesia
hanya menduduki rangking ke 6 dalam penggunaan versi Learn Quran kami.
Bila
waktunya nanti ternyata pengguna dari negeri ini banyak, maka
insyaAllah akan kami buatkan juga yang berbahasa pengantar bahasa
Indonesia.
Lantas
apa gunanya orang mengetahui QPS-nya ? QPS hanyalah suatu cara untuk
secara massal dan cepat orang bisa tahu QPS masing-masing. Manfaat
pertama adalah agar kita masing-masing tahu, dimana posisi kita dalam
penguasaan Al-Qur’an ini. Bila kita tahu posisi kita sangat jauh
ketinggalan, bukankah kita ingin mengejarnya selagi sempat ?
QPS
juga bisa menjadi instrumen untuk memberi penghargaan atau dukungan
bagi para hafiz-hafizah yang menjaga Al-Qur’annya. Bila mereka masih
menuntut ilmu, maka beasiswa bisa diberikan oleh para donator/sponsor
berdasarkan QPS-nya ini.
Bila
mereka sudah berkarya di masyarakat, bisa menjadi instrumen untuk
memberikan mereka allowance atas tugasnya menjaga Al-Qur’annya. Bila
pemerintah RI bisa memberikan KIP (Kartu Indonesia Pintar) dan KIS
(Kartu Indonesia Sehat), mengapa tidak juga yang lebih penting dari
pintar dan sehat – yaitu terjaganya Al-Qur’an kita dengan KPA misalnya –
Kartu Penghafal Al-Qur’an.
Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memperlakukan para sahabatnya berdasarkan
penguasaannya terhadap Al-Qur’an. Mengapa tidak mulai kita tiru juga,
untuk mulai menghargai seseorang berdasarkan penguasaannya terhadap
Al-Qur’an ini ?
Lebih
jauh dari itu untuk kita-kita masyarakat awam kebanyakan, dari waktu-ke
waktu kita suka berhitung untuk urusan dunia kita. Berapa gaji kita,
berapa banyak tabungan kita, berapa banyak investasi kita untuk masa
depan dlsb. Mengapa tidak kita juga mulai berhitung untuk hidup kita
yang abadi kelak ? Bila untuk urusan dunia kita bersedia kerja siang
malam tidak mengenal lelah, mengapa tidak untuk mencari bekal kehidupan
yang abadi ini ?
Mudah-mudahan
kita semua bisa mengikuti para hafiz dan hafizah, meniti tangga-tangga
di surga, setapak-demi setapak dan terus mengusahakannya tanpa kenal
menyerah semaksimal yang kita bisa. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar