Oleh: Muhaimin Iqbal
Di awal musim dingin empat tahun lalu di Stockholm – Swedia, para ahli dari berbagai bidang berkumpul dalam suatu seminar untuk melakukan assessment – apakah lahan di dunia akan cukup untuk memenuhi kebutuhan Food, Fuel and Fiber ? (makanan, bahan bakar dan serat untuk pakaian dlsb). Hasilnya sungguh mengkhawatirkan mereka yang hadir, karena menurut hitungan mereka pada tahun 2030 di dunia akan ada shortage lahan minimal 300 juta hektar. Padahal masih 2 F lain yang perlu juga disediakan lahannya , yaitu Fodder (pakan ternak) dan Feedstock (bahan baku untuk rumah, perabot dlsb). Bagaimana kita akan memecahkan masalah ini ?
Ketika
para ahli urusan dunia berkumpul, hasilnya adalah kekhawatiran demi
kekhawatiran seperti akan shortage-nya lahan produktif tersebut diatas.
Mengapa demikian ? Karena se-ahli-ahli manusia ilmunya tetap sangat
terbatas, satu bidang ilmu dikuasai – yang lainnya luput.
Ketika
para ahli pakan ternak mengkonversi biji-bijian seperti jagung- kedelai
dlsb menjadi pakan ternak, yang terjadi adalah shortage pangan bagi
manusia. Ketika para ahli energi mengubah penggunaan jagung menjadi
bioethanol, masyarakat yang bahan pokok pangannya jagung sampai
melakukan huru hara karena menjadi sangat mahalnya harga bahan pokok
mereka.
Begitupun
ketika para pejuang lingkungan hendak mengurangi pencemaran di muka
bumi dengan mengganti bahan –bahan kimia dalam kehidupan sehari-hari
seperti penggunaan plastic dlsb. yang terjadi justru meningkatnya bahan
baku dari nabati – yang membutuhkan lahan yang luas untuk penanamannya,
butuh air yang banyak untuk pertumbuhannya dst.
Walhasil
ketika manusia berusaha mengatasi masalahnya bidang demi bidang,
masalah yang ditimbulkan di bidang lainnya malah bisa menjadi lebih
besar dari masalah yang dicoba atasi.
Maka
manusia membutuhkan petunjuk dari yang mengetahui seluruh sisi dari
setiap persoalan, tetapi siapa yang mengetahui seluruh sisi ini ? Dialah
Yang Maha Tahu ! maka petunjuk dari Dia Yang Maha Tahu tentu sudah
meliputi segala sisi yang terkait.
Bahkan jawaban untuk segala macam persoalan itu termasuk hal yang dijanjikannya : “…Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim)”. (QS 16:89)
Sekarang
pertanyaannya adalah bagaimana konkritnya Al-Qur’an memberi petunjuk
agar semua kebutuhan manusia yang tercakup dalam lima F (Food, Fuel,
Fiber, Fodder and Feedstock) tersebut tercukupi dengan seimbang ?
Ada
satu surat di Al-Qur’an yaitu surat An-Nahl yang juga disebut surat
An-Ni’mah karena berisi sejumlah nikmat yang diberikan oleh Allah untuk
manusia. Di surat inilah antara lain terdapat seluruh jawaban untuk
kebutuhan manusia – termasuk di dalamnya 5 F tersebut.
Bila
saja kita mau mengikuti petunjuk di surat ini – dan juga detilnya di
surat-surat lainnya, maka manusia tidak akan pernah bingung dalam
menggunakan lahan dan produk hasil buminya – karena semuanya sudah ada
alokasinya masing-masing.
Untuk
makanan (Food), alokasinya adalah dari tanaman-tanaman semusim seperti
padi-padian, biji-bijian dan buah-buahan dari tanaman menahun (QS 16
:11). Manusia juga dapat jatah makan dari
daging ternak dan bahkan juga dari susunya (QS 16:66). Masih kategori
makanan adalah juga obat-obatan seperti madu ( QS 16: 69).
Untuk bahan bakar (Fuel), alokasinya adalah dari
tanaman juga, khususnya buah-buahan tertentu seperti zaitun dan bahkan
kurma dan anggur (QS 16:11 dan 67). Keketiganya bisa dimakan sebagai
makanan prioritasnya, tetapi bisa juga jadi bahan bakar bila diperlukan
dalam kondisi tertentu. Bahkan bahan bakar fosil kita kini juga dahulunya adalah dari tanaman – jutaan tahun lalu.
Zaitun
bisa digunakan sebagai bahan bakar secara eksplisit juga dijelaskan di
surat lain (QS 24:35), sedangkan kurma dan anggur bisa jadi bahan bakar
tersirat di ayat yang berbunyi : “…Dan dari buah kurma dan anggur kamu
membuat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik…” (QS 16:67)
Bila
kurma dan anggur dibuat minuman yang memabukkan – alcohol , maka
memproduksi dan menjual belikannya –pun tidak boleh. Tetapi bagaimana
bisa menjadi rezeki yang baik ?
Selain
dimakan buahnya dan itu rezeki yang baik, ketika produk melimpah dan
melebihi kebutuhan untuk makanan, maka buah-buah tersebut bisa diproses
menjadi alcohol atau ethanol – bukan untuk diminum –
tetapi untuk bahan bakar. Memproduksi sampai jual beli bahan bakar
tentu saja boleh, dan ini menjadi komoditi yang sangat vital di jaman
modern ini – siapa yang menguasainya, mereka akan menguasai porsi rezeki
yang baik itu.
Untuk
Fiber atau serat yang disebut secara eksplisit adalah serat dari wool
(domba), bulu binatang seperti kambing dan unta (QS 16:80). Yang disebut
secara tersirat adalah serat yang digunakan lebah untuk membangun
rumahnya (QS 16:68), karena lebah membuat rumah dari remah-remah
dedaunan atau pepohonan.
Untuk Fodder atau
pakan ternak adalah rumput di padang gembalaan yang tumbuh diantara
pepohonan dan di tempat turunannya hujan (QS 16:10), maka kalau sumber
utama daging kita adalah dari ternak yang digembalakan – tidak akan ada
rebutan antara biji-bijian untuk makanan manusia dan biji-bijian pakan
ternak. Biji-bijian utamanya untuk manusia, rumput-rumputan untuk ternak
– jelas pembagiannya.
Untuk
Feedstock atau bahan baku yang disebut secara khusus adalah kulit
binatang (QS 16:80) – yaitu untuk bahan rumah ketika kita dalam
perjalanan maupun selagi menetap. Yang disebut secara umum bisa apa saja
yang bisa digunakan sebagai bahan baku untuk memenuhi kebutuhan manusia baik papan, sandang maupun lainnya (QS 16:81).
Karena
masing masing jenis kebutuhan sudah ada alokasinya , tidak akan ada
tumpang tindih antara satu kebutuhan dengan kebutuhan lainnya. Kita
butuh material untuk membangun rumah dan membuat pakaian misalnya, tidak
perlu berebut lahan dengan kebutuhan untuk tanaman pangan. Semua bisa saling mengisi di satu hamparan lahan yang sama.
Ketika
di suatu lahan pertanian kita menanam berbagai pohon buah, disitu juga
tempat kita menggembala. Pohon buahnya menjadi berbuah banyak dengan
adanya kotoran hewan, dan untuk pohon berbuah banyak dibutuhkan banyak
penyerbukan yang utamanya menggunakan lebah. Buah banyak akan sejalan
dengan madu banyak, dan beeswax atau lilin lebah yang banyak – yang
terakhir ini bisa menjadi bahan baku yang semakin berharga.
Dari
kombinasi ini sudah terjawab kebutuhan Food (termasuk obat), Fiber,
Fodder dan sebagian Feedstock. Ketika kombinasi buah-buahan kita tambah
dengan pisang, maka buahnya menambah Food, batangnya menjadi tambahan
bahan baku atau Feedstock seperti bahan-bahan yang menjadi focus riset
kami saat ini di bidang bioplastic, tree-free paper dan biocomposites.
Bila
buah-buahannya kita tambah tiga buah spesifik yang disebut di ayat 11
dari Surat yang sama (An-Nahl) yaitu zaitun, kurma dan anggur ; maka
tambah lagi pemenuhan kebutuhan Food itu dan satu lagi masalah terjawab
yaitu Fuel. Ekses produksi zaitun bisa menjadi biodiesel, sedangkan
ekses produksi anggur dan kurma menjadi bioethanol.
Maka
demikianlah kebutuhan manusia bisa terjawab semuanya melalui
petunjukNya, dan bumi tidak kurang 300 juta hektar seperti kata para
ahli tersebut di atas. Bumi insyaallah cukup untuk kita semua tinggal
dan makmur didalamnya – tidak kurang satu jengkalpun, insyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar