Oleh: Muhaimin Iqbal
Waktu sekolah dasar dahulu, generasi saya masih belajar pantun melayu yang salah satunya saya ingat : “…Berburu di padang datar, dapat rusa berbelang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi…”. Syarah dari pantun ini sebenarnya penuh makna, dalam bahasa sekarang kurang lebih kalau kita pingin kerja yang enak-enak, gampang-gampang, bebas resiko – jangan berharap hasilnya akan menggembirakan. Demikian pula ketika kita belajar santai-santai, tidak mau repot, tidak mau berjerih payah dan berkorban, akan sulit kita menggapai cita-cita. Apa relevansinya di jaman ini ?
Di
hadapan kita ada sejumlah masalah, krisis ekonomi, pangan, air, udara
bersih, kemiskinan, kelaparan, moral dlsb. dlsb. tetapi siapa yang
bekerja keras mengatasinya ? Apakah pemerintah ? tentu mereka berbuat
yang menurut mereka harus diperbuat, tetapi ini tidak cukup. Buktinya
bulan ini adalah ulang tahun ke 70 dari kemerdekaan kita, sudah 7
presiden berganti – yang miskin masih lebih dari 27 juta orang dan yang
lapar masih 19.4 juta orang !
Masyarakat
awam seperti kita-kita juga perlu bekerja ekstra keras untuk
berkontribusi pada ekonomi masyarakat, untuk ikut menghasilkan makanan,
mengurangi kemiskinan, mencegah kelaparan atau apa saja yang bisa kita
lakukan di jalan mendaki lagi sukar (QS 90:11) – bukan hanya berburu di
padang datar.
Dalam rangka untuk ikut menempuh jalan yang mendaki lagi sukar, dan
memberi makan di hari lekaparan (QS 90:15) insyaAllah kelas perdana
program tiga bulan Madrasah Al-Filaha akan dimulai akhir pekan ini
(8/8/15). Selain peserta yang akan ‘mondok’ di lokasi selama tiga bulan,
pembaca situs ini yang hendak hadir di hari pembukaannya –
dipersilahkan.
Sengaja
program ini kami mulai di puncak musim kemarau, karena kalau bercocok
tanam di musim hujan – itu sudah biasa, seperti berburu di padang datar
tersebut di atas. Bercocok tanam di puncak musing kering – itu baru
jalan mendaki lagi sukar. Tetapi bila peserta sungguh-sungguh ingin
belajar yang seperti ini – tidak berguru kepalang ajar – insyaAllah akan
lebih mudah bercocok tanam di musim yang ada hujannya atau di
daerah-daerah yang lebih subur – karena yang sulit-pun bisa dilakukan.
Chalenge
terberat untuk bertani di musim kemarau seperti ini tentu masalah air,
kalau kita bisa mengatasinya musim ini – insyaAlah kita akan bisa
bercocok tanam sepanjang tahun. Maka akan banyak teknik-teknik dan
hal-hal baru yang akan kita pelajari dan coba bareng bersama para
santri, diantaranya adalah teknik bertani dengan 1/10 air dan tenaga kerja dari biasanya.
Tentu
ini semua tidak akan mudah, tetapi akan menjadi hal yang sangat
berharga bila kita berhasil melaluinya dengan baik. Dari waktu ke waktu
progress yang dicapai di Madrasah akan kami tulis di situs ini, agar
yang belum berkesempatan bergabung dapat pula mengambil manfaatnya.
InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar