Oleh: Muhaimin Iqbal
Perkembangan teknologi informasi saat ini sedang berpacu dengan ledakan data yang tumbuh secara eksponensial. Situs-situs besar dunia kini sudah mengelola database dalam ukuran petabytes (1 PB = 1 x 10^15 byte), lalu lintas dunia internet tahun ini akan mencapai satuan zettabytes (1 ZB = 1 x 10^21 byte). Apa yang terjadi bila pertumbuhan teknologi penyimpanan data, akses internet dan segala penunjangnya kalah cepat dengan pertumbuhan data yang tumbuh eksponensial tersebut ? Itulah kiamat dunia IT. Tetapi sebelum itu terjadi, solusinya kemungkinan justru kearah sebaliknya – yaitu kembali ke small data !
Untuk
memberikan ilustrasi, Anda bisa coba sendiri step-by step exercise ini.
Dari sana insyaAllah Anda yang bergerak di bidang IT khususnya, dan
masyarakat awam umumnya – akan bisa melihat apa yang salah dengan dunia
teknologi informasi sekarang ini, dia mengolah sampah !
Coba Anda pilih salah satu search engine populer yang ada saat ini, misalnya saya gunakan saja untuk gampangnya Google.
Terus di kolom pencariannya ketikkan satu kata saja – agar google
mencari makna dari kata ini. Saya ambil contohnya saya gunakan satu kata
– nama buah , yaitu “olive” – yang saya maksud adalah buah zaitun.
Apa
yang Google ketahui tentang zaitun ?, ternyata Google tahu sangat
banyak. Jawabannya di computer saya menunjukkan angka ada 322 juta entry
tentang “olive” yang bisa dilacak google dalam tempo 0.36 detik.
Masalahnya adalah data yang begitu besar tersebut, apakah memang saya
butuhkan ?.
Entry
1 dan ke 2 dari 322 juta tersebut benar yang saya butuhkan, yaitu
tentang seluk beluk zaitun. Entry ke 3 sudah tidak relevan karena
bercerita tentang sebuah restaurant Italia bernama Olive Garden. Entry
ke 4-nya bercerita tentang sound system. Entry berikutnya berupa promosi
pakaian dalam wanita dari Inggris ! Jadi bisa dibayangkan isi dari 322
juta informasi tersebut – jelas bukan yang saya cari kecuali hanya satu
atau dua saja!
Meskipun bagi orang lain relevan, bagi pencarian data saya hanya ada 1
atau 2 entry yang relevan dari 322 juta entry. Artinya, hanya ada 1
atau 2 data yang baik yang sesuai dengan yang saya harapkan, selebihnya
hanyalah information distraction – informasi yang justru mengganggu.
Itulah
sebabnya, meskipun informasi di dunia internet itu melimpah – tidak
banyak orang yang bertambah pinter, hanya sedikit saja yang bisa
bener-bener mencerna informasi tersebut kemudian menggunakannya kearah
yang benar.
Artinya
lagi adalah semua effort untuk menemukan teknologi baru yang bisa
menyimpan data yang lebih banyak, akses internet yang lebih cepat dlsb.,
mayoritasnya digunakan untuk hal yang sia-sia karena justru untuk
membanjiri kita dengan information distraction tersebut.
Lantas
apakah kita terus pasif tidak usah menggunakan teknologi informasi saja
? dan tidak usah mengembangkannya ? justru sebaliknya ! kita harus juga
menggunakan teknologi informasi dan bahkan juga harus bisa
mengembangkannya !
Hanya
arahnya saja yang secara fundamental harus berbeda. Kita harus bisa
mengembangkan teknologi informasi yang sangat-sangat efisien. Dimana
tidak ada garbage in garbage out (GIGO), karena semua data yang masuk adalah data yang valid dan berkwalitas tinggi.
Semua
informasi yang tersusun dari data tersebut bernilai petunjuk, tidak ada
yang menyesatkan atau berupa information distraction seperti contoh
kasus tersebut di atas. Apakah ini memungkinkan ? Saya melihat ada
peluangnya di sana.
Ambil
kembali contoh kasus zaitun atau olive tersebut di atas. Saya coba
search ‘olive’ di Al-Qur’an. Hasilnya muncul 7 entry, enam secara
eksplisit muncul sebagai kata yang ada di Al-Qur’an ; dan satu muncul
sebagai keterangan maksud dari suatu kata pohon yang tumbuh di
Thursaina.
Ke
7 entry tentang zaitun tersebut semuanya bermakna, dan masing-masing
menyimpan segudang informasi yang bisa menjadi sumber ilmu tersendiri.
Ilmu tentang tanaman, pengobatan, kuliner, keberkahan dlsb.
Apakah
Al-Qur’an bisa menjawab berbagai masalah kontemporer lainnya
sebagaimana Google melakukannya ? tentu bisa dan bahkan lebih baik dan
lebih akurat. Karena ini dijanjikan oleh Sang Pencipta sendiri bahwa
kitabNya adalah untuk menjawab segala persoalan, petunjuk, rahmat dan
kabar gembira ! (QS 16 : 89).
Yang
sangat menarik dari jawaban untuk seluruh persoalan ini hanya tersimpan
dalam data yang sangat-sangat kecil untuk ukuran teknologi informasi
sekarang. Di Al-Qur’an hanya ada sekitar 300-an ribu data berupa huruf,
menjadi sekitar 80-an ribu ketika menjadi data berupa kata, dan menjadi sekitar 6,600 kalimat atau ayat atau informasi.
Bila
seluruh ayat di Al-Qur’an kita ketik dalam Microsoft Word; data yang
tersimpan tidak sampai 1 megabytes. Dengan data yang sangat kecil ini,
Al-Qur’an bisa disimpan di semua alat yang memiliki memori terkecil
sekalipun untuk ukuran teknologi informasi sekarang. Ketika HP standar
Anda mengambil foto, satu foto ukuran sedang itu sekarang sudah lebih
dari 1 megabytes ! data di Al-Qur’an membutuhkan lebih kecil memori dari
satu foto tersebut.
Tetapi
bagaimana data yang begitu kecil bisa mengatasi masalah kehidupan
modern yang begitu kompleks ? rahasianya ada di contoh-contoh penggunaan
data tersebut yang ada di Al-Qur’an sendri. Misalnya data contoh warna,
dimana Al-Qur’an bercerita tentang warna pelangi (QS 35:27).
Setahu
kita warna di pelangi hanya tujuh : merah, jingga, kuning, hijau, biru,
nila dan ungu. Kemudian di kedua ujungnya diberi pembatas di ayat
tersebut juga yaitu warna putih dan hitam pekat. Dari tujuh warna plus
hitam dan putih tersebut, berapa warna yang bisa kita temukan di alam ?
Tidak terbatas ! Karena ketika warna-warna itu kita kombinasikan satu
sama lain, terus menghasilkan warna-warna baru yang tidak terhitung
jumlahnya.
Ciptaan
Allah berupa sedikit warna yang bisa menghasilkan warna-warni di alam
yang tidak terbatas ini juga berlaku di ciptaanNya yang lain. Dari
sedikit angka , 1 sampai 9 ditambah nol (kosong) , bisa dimunculkan
angka yang tidak terbatas.
Dari
sedikit unsur-unsur dasar seseperti carbon, hydrogen, oksigen, nitrogen
dlsb ; bisa dimunculkan berbagai jenis barang di alam yang juga tidak
terbatas. Begitu seterusnya, yang diciptakan oleh Allah adalah warna,
angka, unsur dlsb. yang sifatnya dasar – yang kemudian akan bisa
membentuk apa saja dari ciptaan dasar ini ketika hal-hal tersebut
dikombinasikan atau dipermutasikan.
Maka
demikian pula data dasar berupa huruf dan kata yang ada di Al-Qur’an.
Ketika huruf dan kata dasar tersebut dikombinasikan atau dipermutasikan
satu sama lain, maka dia menjadi sumber informasi yang tidak terbatas –
dan semuanya berguna karena berasal dari data yang berkwalitas tinggi
dan masing-masing menyimpan segudang ilmu tersendiri.
Maka
sekarang challenge bagi para pakar IT muslim, bagaimana kita bisa
membuat search engine sendiri. Search engine yang tidak ada sampah di
dalamnya, search engine yang semua datanya berkwalitas tinggi. Ketika
data ini tersusun menjadi informasi, dia menjadi petunjuk yang
sesungguhnya – tidak ada information distraction.
Ketika informasi tersebut tersusun menjadi konsep, teori dan ilmu,
maka dia menjadi solusi bagi perbagai permasalahan manusia sampai akhir
jaman. Dan di atas itu Sang Pencipta masih menjanjikan yang lebih dari
sekedar ilmu, yaitu hikmah ! Barang siapa yang diberi hikmah, dia telah
diberi kebaikan yang sangat banyak (QS 2:269).
Bagi praktisi IT muslim, khususnya yang sangat menguasai berbagai teknik data crunching - barang kali Anda yang kita butuhkan untuk bisa membuat search engine berdasarkan petunjuk ini. InsyaAllah !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar