Oleh: Muhaimin Iqbal
Sebelum Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat, istri-istri beliau bertanya siapa yang akan lebih dahulu menyusul beliau. Beliau menjawab : “Dia yang paling panjang tangannya”, mereka kemudian saling mengukur tangannya dengan kayu. Ternyata yang menyusul beliau paling dahulu adalah Zainab binti Jahsy – padahal bukan dia ini yang secara fisik paling panjang tangannya. Para istri nabi-pun kemudian menyadari bahwa yang dimaksud nabi adalah yang paling banyak sedekahnya. Kok bisa di antara istri-istri yang diberi nafkah secara adil oleh nabi, salah satunya bisa bersedekah jauh lebih banyak ? inilah cerita tentang wanita produktif yang layak dan bisa ditiru wanita-wanita jaman ini sekalipun.
Bahwasanya
diantara istri nabi-pun ada yang bekerja keras – bukan untuk hidup
berwewah-mewah – tetapi untuk bisa banyak-banyak bersedekah, inilah yang
bisa ditiru banyak wanita sekarang. Apa sebenarnya pekerjaan Zainab
hingga dia bisa menjadi istri yang ‘paling panjang – tangannya’ tersebut
?
Saya
baru menyadari tingginya penghasilan Zainab sehingga bisa banyak-banyak
sedekah setelah beberapa pekan ini berusaha kembali menghadirkan Qirbah
ketengah umat. Lantas apa hubungannya ? dalam sejumlah riwayat
diceritakan pekerjaan Zainab salah satunya terkait dengan kerajinan
kulit, dia bisa menyamak kulit dan membuat/menjahit baju atau peralatan
dari kulit.
Prinsip
dasar hubungan antara pekerjaan dan penghasilan adalah – bila pekerjaan
Anda menghasilkan karya bernilai tinggi – maka umumnya pekerjaan
tersebut akan bisa memberikan penghasilan yang tinggi pula. Misalnya
Anda menjahit baju yang dijual Rp 60,000/baju , tentu Anda akan memiliki
penghasilan yang berbeda dengan designer pakaian yang menjual Rp
6,000,000 per baju-nya.
Produk
berbasis kulit dari dahulu hingga sekarang adalah produk-produk yang
bernilai tinggi, umumnya bisa digunakan seumur hidup – sehingga orang
rela membayarnya dengan harga yang mahal. Maka pilihan Zainab menekuni
pekerjaan yang terkait dengan kulit sangat bisa dipahami, bahwa dengan
waktu yang tidak banyak-pun bisa memberikan banyak penghasilan – yang
dengannya kemudian dia bisa banyak-banyak bersedekah.
Pekerjaan
yang terkait dengan penanganan kulit seperti yang dilakukan oleh Zainab
tersebut kini terbuka sangat lebar bagi wanita-wanita negeri ini,
seiring dengan rencana kita untuk menghadirkan kembali Qirbah
ketengah umat. Dan pekerjaan ini bisa dilakukan wanita – bahkan
kemungkinan akan lebih baik – karena ketelitian dan kerapiannya, dan
berpotensi memberikan penghasilan yang memadai.
Bayangkan
Zainab bisa menyamak kulit di jaman itu, pastinya teknologinya
sederhana dan bahan-bahan yang dipakai-pun yang mudah didapat saat itu.
Kalau saja ada wanita-wanita kita sekarang mau belajar penyamakan kulit
secara alami, harusnya lebih mudah untuk bisa dilakukan dengan teknologi
dan akses bahan di jaman ini.
Ada
margin besar dari kulit sapi segar dari hewan yang baru dipotong sampai
dia selesai disamak secara nabati yang harganya visa sama dengan harga
seekor anak sapi sendiri. Siapa yang bisa mengolah dan mengelolanya secara efektif, ini akan menjadi peluang yang menarik.
Kalau
toh menyamak kulit meskipun sudah dilakukan Zainab 1400 tahun lalu
masih dipandang terlalu berat bagi sebagian wanita jaman ini, bagaimana
kalau menjahit kulitnya saja ? Inipun masih bisa memberikan potensi
penghasilan tinggi bagi para wanita kini.
Qirbah
yang insyaAllah akan kami hadirkan produknya dalam waktu dekat, range
produksinya akan terdiri dari kelas C (Clasic), G (Gold) dan P (Platinum
atau Premium). Yang klasik adalah yang produksi massal, dijahit dengan
mesin – yang ini sudah ada team kami yang siap memproduksinya. Harganya
masih dihitung tetapi tidak akan jauh berbeda dengan kalau Anda membeli
sepatu atau tas kulit sekarang – di kisaran harga beberapa ratus ribu
Rupiah.
Yang
versi G dan P adalah produk kerajinan tangan yang bernilai tinggi,
nilainya bisa dalam kisaran satu sampai beberapa Dinar. Tentu komponen
termahal adalah untuk membeli bahan baku kulit dengan kwalitas
terbaiknya, tetapi bagi para perajin yang bisa atau mau belajar untuk
menjahit kulit dengan standar kwalitas yang tinggi – maka masih cukup
ruang untuk diberikan juga penghasilan yang baik atas ketrampilannya
menjahit kulit secara presisi tersebut.
Inilah
satu kebaikan yang berbuah kebaikan berikutnya. Awalnya kami hanya
ingin menghadirkan Qirbah untuk umat jaman ini, dalam perjalanannya
ternyata begitu banyak kesempatan kerja baru terbuka –utamanya untuk
para wanita yang ingin lebih produktif seperti yang dilakukan oleh salah
satu istri Nabi tersebut di atas.
Industri
kulit ini adalah industri yang tidak pernah pudar sepanjang jaman,
bahkan Al-Qur’an-pun mengindikasikan penggunaan kulit yang lebih luas
dari sekarang – seperti untuk rumah dlsb. Bersamaan dengan manusia
semakin maju, semakin makmur – mereka juga makan daging semakin banyak.
Ketika manusia makan daging semakin banyak, otomatis produksi kulit juga
semakin banyak – maka disinilah peluang yang luas terbuka – terkait
dengan ketrampilan yang sekilas nampak kuno tetapi sangat menjanjikan
ini. InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar