Oleh: Muhaimin Iqbal
Berdagang adalah salah satu profesi tertua dalam peradaban manusia, profesi yang semua orang bisa karena terlatih sejak lahir. Hanya saja di jaman teknologi informasi ini sebagian orang menggunakan skills-nya untuk menjual jauh lebih efektif dari yang lain, sehingga kekuatan ekonomi dunia timpang dan dikuasai oleh para penjual ide global. Ketimpangan ini bisa kita perbaiki bila kita juga bisa meningkatkan efektifitas penggunaan skills menjual kita dengan tools dan teknologi yang ada dan familiar di sekitar kita. Bagaimana caranya ?
Bahwasnya
kita terlatih menjual ide sejak lahir itu benar adanya. Ketika kita
keluar pertama kali dari perut ibu kita langsung menangis, karena kita
butuh perhatian, butuh belaian dan respon, butuh air susu – dan dengan
menangis tersebutlah segala kebutuhan kita terpenuhi. Inilah sales speech kita pertama !
Skills
menjual ini juga terbukti sangat efektif sebagai media penyebaran agama
ini sejak turunnya pertama kali ke suku para pedagang, masuk Nusantara
dengan damai juga oleh para pedagang – dan mendominasi perdagangan
Nusantara sampai berabad-abad lamanya.
Hanya
kemudian kepandaian umat dalam berdagang ini pernah sengaja dirusak
oleh penjajah – yang tidak ingin umat mayoritas ini kuat, ketika sekian
abad silam penjajah melakukan kavlingisasi profesi – bahwa hanya
penduduk minoritas dari timur (Arab, India dan China) yang boleh
berdagang – sedangkan penduduk yang mayoritas diarahkan untuk jadi
pekerja buruh dan sebagian kecil para priyayi.
Maka
kerusakan mental berdagang yang membekas berabad-abad itu kini perlu
dipulihkan secepatnya. Lebih-lebih di situasi ekonomi global yang
semakin tidak menentu dan pastinya berdampak pada ekonomi kita-kita –
kepandaian berdaganglah salah satunya yang bisa menjadi safety-net ekonomi kita. Baik yang skalanya individu, korporasi sampai juga skala negara.
Ketika
perusahaan tempat Anda bekerja limbung sekalipun, bila Andalah top
sales-nya maka Anda akan menjadi orang terakhir yang akan kehilangan
pekerjaan. Karena justru ketika perusahaan sulit, para sales jempolan
inilah Andalannya untuk perusahaan tetap bisa survive.
Dalam
karir saya yang lama yang saya tinggalkan sejak 8 tahun silam, para
penjual ini bahkan bisa berpenghasilan melebihi penghasilan jajaran
direksinya – karena merekalah yang ujung tombak perusahaan – bukan para
direksi.
Memang
dalam pandangan Islam, tidak sepenuhnya benar cara menjualnya para top
sales yang daftar panjang namanya sering dipampang di koran-koran sampai
berhalaman-halaman tersebut. Diantaranya adalah teknik persuasive-nya –
menjual dengan membujuk rayu, memaksa dan sejenisnya tidak boleh dalam
Islam. Demikian pula menjual dengan tidak mengungkapkan cacat produk.
Di dunia lama saya tersebut ada istilah bagi seorang yang sudah mencapai puncak keahlian menjual – he/she can sell empty warehouse as federal reserve ! saking canggihnya dalam menjual, ibaratnya dia dapat menjual gudang yang kosong seolah gudang uang Dollar-nya Amerika. Dalam
Islam kalau Anda menjual gudang kosong ya katakanlah itu gudang kosong,
bukan bank apalagi bank-nya bank atau bank central.
Lantas
bagaimana menjual secara Islam yang sukses ? Selain harus jujur, tidak
boleh berbohong, tidak boleh mengurangi timbangan, tidak boleh banyak
bersumpah, tidak boleh menyembunyikan cacat barang dlsb. juga mengikuti
karakter kalimatan thoyyibah.
Ada tiga prinsip dalam kalimatan thoyiibah yang diuraikan di Al-Qur’an sebagai berikut :
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (QS 14:24-25)
Karakter produk yang baik untuk dijual pertama adalah ashluhaa tsaabit (akarnya kuat), dalam bahasa pemasaran ini menyangkut value proposition
– yaitu bagaimana produk itu bernilai dan memberi manfaat kepada para
pembelinya. Bahkan lebih dari itu produk tersebut juga memberi manfaat
bagi masyarakat luas.
Karakter kedua adalah far’uhaa fissamaa’
( cabangnya menjulang ke langit), yaitu syi’arnya luas. Mudah menyebar
luas secara getok tular karena reputasinya yang baik, atau bahasa
sekarangnya memiliki viral effect yang kuat dan luas.
Karakter ketiga adalah tu’ti ukulaha kulla hiinin biidzni Rabbihaa (Menghasilkan buahnya sepanjang waktu dengan ijin Rabb-Nya), artinya deliveries produk
barang atau jasa tersebut memang harus bener-bener baik, masyarakat
yang membelinya bener-bener merasakan manfaatnya, bila toh ada masalah –
layanan purna jualnya terbaik dst.
Bayangkan sekarang kalau kita bisa mengumpulkan produk-produk berupa barang atau jasa yang memiliki tiga karakter kalimatan thoyyibah tersebut, maka pekerjaan kita untuk menjualnya akan sangat mudah.
Product yang baik adalah product to buy,
para penjualnya cukup menceritakannya secara jujur dan adil – maka
orang yang tahu akan tergerak sendiri untuk mencari dan membelinya.
Sebaliknya produk yang buruk adalah product to sell,
para penjualnya harus secara susah payah bekerja keras meyakinkan
prospek pasarnya – bahkan kalau perlu dengan teknik membujuk ( yg bahasa
kerennya persuasive selling -
dari bahasa inggris persuade yang artinya membujuk), sedikit memaksa
dlsb. dan kalau toh akhirnya prospek tersebut membeli sering dengan
perasaan terpaksa, tidak enak dst.
Banyak
sekali di sekitar kita produk yang tidak baik tetapi menyebar secara
luas karena kepandaian para penjualnya, sebaliknya banyak produk-produk
dari umat yang baik yang tidak sampai ke orang-orang yang membutuhkannya
– karena tidak ada yang menyampaikannya.
Maka
sebagai kontribusi kami dalam usaha mengimbangi ketimpangan pasar ,
sekaligus juga merespon tendensi kelesuan di perbagai sektor ekonomi
yang mulai berdampak pada pengurangan karyawan dlsb – kami akan mulai
memberikan workshop setengah hari dengan tema “Everybody Can Sell” bagi siapa saja yang mebutuhkan.
Materi
intinya adalah tentang merancang (bila produk sendiri) atau memilih
produk-produk (bila produk orang lain) yang baik untuk dijual , cara
menjual yang baik menurut Islam – Do’s and Don’ts –nya, dan efektifitas
penggunaan tools dan teknologi yang ada di sekitar kita untuk penyebar
luasan produk-produk yang baik tersebut secara efektif.
Siapa
yang cocok untuk mengikuti program ini ? Semua orang yang dapat melihat
peluangnya di dunia perdagangan. Bisa direksi perusahaan yang sedang
lesu atau ingin meningkatkan kinerja perusahaannya, bisa karyawan yang
sedang jenuh dan ingin sesuatu yang beda. Bisa para entrepreneur baru
yang butuh insight tentang produk dan pasarnya, bisa ibu rumah tangga
yang melihat ada kebutuhan riil di sekitarnya – bisa siapa saja.
Bayangkan
bila skills menjual ini berhasil kita hidup-hidupkan kembali seperti
kondisi umat di generasi awal Islam dan generasi para penyebar Islam di
Nusantara – maka insyaAllah kita bukan hanya sekedar menyelamatkan
ekonomi, tetapi juga mensyi’arkan kembali tingginya peradaban Islam di
dunia perdagangan ini.
Kelas
perdana insyaAllah hari Sabtu 26 September 2015 jam 09.00-12.00
bertempat di Startup Center – Jl. Juanda 43 Depok. Untuk pendaftaran
cukup kirim email dengan biodata ringkas ke :
ceo@waqf.id
Program
ini gratis dan didanai oleh Yayasan Dana Wakaf Indonesia. Namun bila
Anda atau perusahaan Anda ingin ikut berkontribusi dalam penyelenggaraan
pelatihan Everybody Can Sell
ini – agar program bisa berkelanjutan, baik yang program ini ataupun
program-program berikutnya silahkan langsung ke : Yayasan Dana Wakaf
Indonesia, a/c no : 7117277377 di Bank Syariah Mandiri. Semoga Allah
memberikan barakahNya kepada keluarga dan harta Anda semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar