Oleh: Muhaimin Iqbal
Kaum muslimin di Jakarta tentu lagi bergembira saat ini karena Gubernur baru yang digadang-gadangnya bener-bener terpilih. Lebih menggembirakan lagi karena pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru ini juga menjanjikan rumah murah tanpa uang muka untuk warganya. Saya tertarik untuk membantu program ini dengan contoh yang lebih konkrit lagi, bagaimana rumah bahkan bisa dicicil dengan jauh lebih murah dari yang ada selama ini. Mau lihat buktinya ?
Saya
ambilkan dari program yang mirip dengan yang digagas oleh pasangan
Gubernur dan Wakilnya tersebut, yaitu sebuah apartemen di Jakarta Timur
yang Anda dapat baca detilnya di sini. Apartemen yang dijual tunai seharga Rp 341 juta, menjadi Rp 384 juta bila dibeli secara cicilan.
Dengan
tanda jadi yang hanya Rp 5 juta, cicilan menjadi sekitar Rp 4 juta per
bulan. Nampaknya pengembang menerapkan suku bunga cicilan di kisaran
12%-13% untuk sampai angka cicilan tersebut. Karena kalau suku bunga
yang diterapkan 12 %, cicilannya Rp 3.83 juta, kalau 13% cicilannya di
angka Rp 4.15 juta.
Masalahnya
adalah, penduduk yang mau diberi rumah murah tanpa uang muka tersebut
diperkirakan penghasilannya tidak lebih dari Rp 7 juta per bulan,
bagaimana mereka bisa mencicil rumah sampai kisaran Rp 4 juta-an atau
lebih dari separuh penghasilan rata-rata-nya ?
Tidak
ada jalan lain supaya terjangkau, cicilan rumahnya harus dibebaskan
dari unsur riba. Tetapi siapa yang mau memberikan modalnya kalau uang
cicilan selama 15 tahun terus menyusut ? yang paling memungkinkan adalah
cicilan diberlakukan dengan standar emas atau Dinar.
Dengan
cara ini pemodal – siapapun dia – yang mendanai rumah masih mendapatkan
keuntungan yang wajar tanpa ada resiko penyusutan daya beli uang
cicilan sepanjang 15 tahun masa cicilan. Demikian juga pembeli, dapat
mencicil rumahnya dengan lebih terjangkau karena tidak lebih dari 1/3
dari penghasilan bulannya.
Apartemen
yang sama di atas setelah dibayar uang muka yang hanya berupa tanda
jadi Rp 5 juta, menyisakan hutang Rp 379 juta, Dengan harga Dinar saat
artikel ini ditulis Rp 2,223,271 ini setara dengan 170.47 Dinar. Bila
hutang ini dicicil 179 kali (15 tahun dikurangi uang muka), maka
cicilannya hanya 0.95 Dinar atau dengan nilai Dinar saat ini setara
dengan Rp 2,117,318,-
Lihat
sekarang, cicilan rumah menjadi terjangkau oleh pasar yang dituju yaitu
masyarakat yang berpenghasilan Rp 7 juta atau kurang. Cicilan menjadi
kurang dari 1/3 dari penghasilan bulanannya.
Dari
perhitungan tersebut di atas kini kita tahu, bahwa program Pak Anies
dan Sandi akan menjadi sangat realistis dan terjangkau – manakala beliau
mau menghilangkan unsur riba dalam pengadaan rumah murah bagi rakyat
Jakarta. Dan solusi bebas riba ini tentu harus menjadi prioritas karena
beliau-beliau juga dipilih oleh umat yang menjunjung tinggi Al-Qur’an –
yang didalamnya ada perintah sangat tegas untuk meninggalkan riba.
InsyaAllah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar