Tampilkan postingan dengan label impor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label impor. Tampilkan semua postingan

Problema Myopia…

 Senin, 16 September 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sebuah masalah besar sekaligus peluang besar pagi ini muncul dalam iklan PT. Pertamina (Persero) di sejumlah media masa. Iklan tersebut adalah pencarian +/- 3.3 juta KL/tahun bahan bakar biodiesel untuk menekan volume BBM impor. Iklan ini merupakan symptom dari masalah besar karena mengindikasikan betapa tidak siapnya negeri ini memenuhi kebutuhan energi rakyatnya. Di sisi lain problem bahan bakar ini juga menjadi peluang besar bagi para pihak yang siap menjawab tantangan kebutuhan energi untuk negeri dengan sekitar 250 juta penduduk ini.

Ketahanan Pangan A La Nabi Yusuf ‘Alaihi Salam…

Jum"at, 10 Mei 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ketahanan pangan kita sungguh semakin mengkawatirkan, impor terbesar bahan pangan kita adalah untuk komoditi pertanian yang belum bisa kita produksi sendiri. Meskipun tonase impor gandum ‘hanya’ naik sekitar 58% selama sepuluh tahun terakhir, nilainya dalam Dollar melonjak lebih dari 300%. Tidak cukup-kah ilmu dan ketrampilan penduduk negeri ini untuk mengatasi masalah yang sangat fundamental ini ? Mestinya cukup, hanya karena belum mendasarinya dengan petunjuk – maka ilmu dan ketrampilan tersebut menjadi kurang efektif.

Yang Berdampingan Dan Yang Diunggulkan...

 Rabu, 8 Mei 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tahun lalu impor bahan pangan dari empat komoditi utama kita saja mencapai 11.7 juta ton dengan total nilai sekitar US$ 4.9 Milyar. Terbesarnya adalah gandum (6.3 juta ton, US$ 2,3 milyar) diikuti kedelai (1,9 juta ton, US$ 1.2 milyar), jagung (1.7 juta ton, US$ 0.5 milyar) dan beras (1.8 juta ton, US$ 0.9 milyar). Pertanyaannya adalah pantaskah negeri yang paling kaya potensi sumber biomass dan biodiversity ini terus mengimpor bahan pangannya ? Apa yang bisa kita lakukan secara konkrit ?

Kurma Untuk Pengentasan Kemiskinan…

Kamis, 25 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Menurut pengakuan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Republika bulan lalu (04/03/2013), penurunan angka kemiskinan di Indonesia berjalan sangat lambat. “Sangat lambat. Salah satu penyebabnya karena tidak fokus dalam penanganannya” ungkap beliau di media tersebut. Data kemiskinan terakhir (September 2012) menunjukkan angka resmi kemiskinan ini masih berada di 28.59 juta orang atau 11.66% dari penduduk Indonesia. Menurut saya, salah satu penyebab lestarinya kemiskinan ini adalah karena kita salah makan !