Kamis, 12 Fenruari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Konon
di tengah ekonomi Amerika yang melemah beberapa tahun lalu, satu produk
dari Apple saja bisa berkontribusi mendongkrak GDP (Gross Domestic
Product) negeri itu hingga 0.5 %. Ini bisa menjadi inspirasi bagi
seluruh pihak yang terkait di negeri ini, bahwa GDP kita yang oleh World
Bank diperkirakan tahun ini hanya tumbuh 5.2 % - sebenarnya bisa
didongkrak hingga mencapai 5.7 % bila ada satu saja produk negeri ini
yang istilah anak mudanya bener-bener ‘killing !’ – produk yang massif,
yang dibeli/dikonsumsi begitu banyak orang. Saya melihat peluang itu ada di kedelai !
Tampilkan postingan dengan label kedelai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kedelai. Tampilkan semua postingan
Nilai Dan Harga Protein
Sabtu, 7 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam dunia diet kita sering mendengar istilah kurangi lemak/minyak, kurangi karbohidrat, kurangi gula – lantas kalau semua sumber energi dikurangi, dari mana sumber energi untuk aktivitas kita ? apa ada yang perlu ditambah ? Itulah protein ! Selain bertindak sebagai sumber energi, protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. Kesadaran akan kebutuhan protein ini sedang bangkit di seluruh dunia, di Indonesia saja diperkirakan nilai kebutuhan tambahan protein ini akan bisa mencapai sekitar Rp 72 trilyun per tahun dalam dua tahun mendatang. Tertarik untuk terlibat ?
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam dunia diet kita sering mendengar istilah kurangi lemak/minyak, kurangi karbohidrat, kurangi gula – lantas kalau semua sumber energi dikurangi, dari mana sumber energi untuk aktivitas kita ? apa ada yang perlu ditambah ? Itulah protein ! Selain bertindak sebagai sumber energi, protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. Kesadaran akan kebutuhan protein ini sedang bangkit di seluruh dunia, di Indonesia saja diperkirakan nilai kebutuhan tambahan protein ini akan bisa mencapai sekitar Rp 72 trilyun per tahun dalam dua tahun mendatang. Tertarik untuk terlibat ?
Industri Non-GMO : Membangun Usaha dan Memperbaiki Generasi
Rabu, 14 Januari 2015
Oleh: Muhaimin iqbal
Setelah kita belajar bersama bahaya makanan yang berbahan baku tanaman GMO, lantas apa yang bisa kita lakukan ? Apakah kita akan berhenti makan tahu dan tempe – makanan berprotein tinggi yang paling populer dan terjangkau oleh masyarakat luas di negeri ini ? Bukan ini solusinya. Justru kita harus menjadikannya ini peluang bagi negeri ini untuk swasembada protein, juga peluang bagi kita semua untuk membangun usaha, menciptakan lapangan kerja secara massal sekaligus memperbaiki kwalitas generasi yang akan datang.
Oleh: Muhaimin iqbal
Setelah kita belajar bersama bahaya makanan yang berbahan baku tanaman GMO, lantas apa yang bisa kita lakukan ? Apakah kita akan berhenti makan tahu dan tempe – makanan berprotein tinggi yang paling populer dan terjangkau oleh masyarakat luas di negeri ini ? Bukan ini solusinya. Justru kita harus menjadikannya ini peluang bagi negeri ini untuk swasembada protein, juga peluang bagi kita semua untuk membangun usaha, menciptakan lapangan kerja secara massal sekaligus memperbaiki kwalitas generasi yang akan datang.
Biji-Bijian Yang Dimakan
Kamis, 8 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sebenarnya ada petunjuk yang sangat detil dan jelas untuk setiap problem kehidupan kita, hanya saja kita sering abai terhadap petunjuk tersebut. Dalam hal pangan misalnya, negeri agraris yang sudah hampir berusia 70 tahun ini masih jungkir-balik untuk sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri saja yang belum juga kesampaian – apalagi membantu orang lain yang negerinya gersang. Lantas bagaimana seharusnya kebutuhan mendasar kita dalam hal pangan ini dipenuhi ?
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sebenarnya ada petunjuk yang sangat detil dan jelas untuk setiap problem kehidupan kita, hanya saja kita sering abai terhadap petunjuk tersebut. Dalam hal pangan misalnya, negeri agraris yang sudah hampir berusia 70 tahun ini masih jungkir-balik untuk sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri saja yang belum juga kesampaian – apalagi membantu orang lain yang negerinya gersang. Lantas bagaimana seharusnya kebutuhan mendasar kita dalam hal pangan ini dipenuhi ?
Resep (Menghilangkan) Kelaparan…
Senin, 28 Oktober 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Menurut Anuradha Mittal - wanita India yang pernah mendapat gelar the Most Valuable Thinker oleh majalah the Nation, sejumlah bangsa di dunia mengalami kelaparan adalah karena mereka menulis sendiri resep kelaparan mereka. Resep itu adalah ketika pemimpin negeri mulai mengikis sendiri kemampuan negerinya untuk swasembada pangan. Bagaimana mereka melakukannya ?
Oleh: Muhaimin Iqbal
Menurut Anuradha Mittal - wanita India yang pernah mendapat gelar the Most Valuable Thinker oleh majalah the Nation, sejumlah bangsa di dunia mengalami kelaparan adalah karena mereka menulis sendiri resep kelaparan mereka. Resep itu adalah ketika pemimpin negeri mulai mengikis sendiri kemampuan negerinya untuk swasembada pangan. Bagaimana mereka melakukannya ?
Berbagi Nilai Tambah…
Jum'at, 20 September 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di awal krisis kedelai empat bulan lalu saya pulang kampung dengan menenteng satu tas berisi benih koro pedang – tidak lebih dari 20 kg – karena kalau di atas itu tangan saya tidak kuat menentengnya. Pekan lalu saya pulang kampung lagi ikut melakukan panen perdananya. Dari panenan yang MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH – kalau ditanam lagi menjadi benih, insyaAllah cukup untuk luas lahan 20-25 hektar tanaman koro pedang. Tetapi siapa yang akan melakukannya ?
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di awal krisis kedelai empat bulan lalu saya pulang kampung dengan menenteng satu tas berisi benih koro pedang – tidak lebih dari 20 kg – karena kalau di atas itu tangan saya tidak kuat menentengnya. Pekan lalu saya pulang kampung lagi ikut melakukan panen perdananya. Dari panenan yang MAA SYAA ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAH – kalau ditanam lagi menjadi benih, insyaAllah cukup untuk luas lahan 20-25 hektar tanaman koro pedang. Tetapi siapa yang akan melakukannya ?
Indonesia Tanpa Kedelai ?
Kamis, 12 September 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sampai kemarin di beberapa daerah, perajin tahu tempe masih mogok produksi. Akibatnya para tukang gorengan juga terpaksa berhenti berjualan, menu-menu utama di warung-warung Tegal-pun ikut absen. Demikian pula tukang ketoprak, rujak cingur dan sejumlah makanan tradisional lainnya. Sebuah ecosystem perekonomian terganggu di salah satu mata rantainya yaitu kedelai, padahal kemungkinan kedelai memang bisa hilang dari Indonesia atau setidaknya tidak terjangkau bila tidak segera dicarikan solusinya.
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sampai kemarin di beberapa daerah, perajin tahu tempe masih mogok produksi. Akibatnya para tukang gorengan juga terpaksa berhenti berjualan, menu-menu utama di warung-warung Tegal-pun ikut absen. Demikian pula tukang ketoprak, rujak cingur dan sejumlah makanan tradisional lainnya. Sebuah ecosystem perekonomian terganggu di salah satu mata rantainya yaitu kedelai, padahal kemungkinan kedelai memang bisa hilang dari Indonesia atau setidaknya tidak terjangkau bila tidak segera dicarikan solusinya.
Beijing Yang Mengambil Tempe Dari Piring Kita…
Rabu, 15 Mei 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila akhir-akhir ini lauk-pauk khas tempe mulai jarang muncul di meja makan Anda, jangan salahkan istri Anda untuk ini. Jangan salahkan pemerintah karena bisa jadi bukan salah mereka juga, tapi amannya salahkanlah Beijing atas kelangkaan dan ketidak terjangkauan tempe ini. Salahkan Beijing yang telah menyedot sekitar 60% kedelai dari pasar dunia, untuk konsumsi rakyat dan ternak mereka.
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila akhir-akhir ini lauk-pauk khas tempe mulai jarang muncul di meja makan Anda, jangan salahkan istri Anda untuk ini. Jangan salahkan pemerintah karena bisa jadi bukan salah mereka juga, tapi amannya salahkanlah Beijing atas kelangkaan dan ketidak terjangkauan tempe ini. Salahkan Beijing yang telah menyedot sekitar 60% kedelai dari pasar dunia, untuk konsumsi rakyat dan ternak mereka.
Kurma Untuk Pengentasan Kemiskinan…
Kamis, 25 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Menurut pengakuan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Republika bulan lalu (04/03/2013), penurunan angka kemiskinan di Indonesia berjalan sangat lambat. “Sangat lambat. Salah satu penyebabnya karena tidak fokus dalam penanganannya” ungkap beliau di media tersebut. Data kemiskinan terakhir (September 2012) menunjukkan angka resmi kemiskinan ini masih berada di 28.59 juta orang atau 11.66% dari penduduk Indonesia. Menurut saya, salah satu penyebab lestarinya kemiskinan ini adalah karena kita salah makan !
Oleh: Muhaimin Iqbal
Menurut pengakuan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Republika bulan lalu (04/03/2013), penurunan angka kemiskinan di Indonesia berjalan sangat lambat. “Sangat lambat. Salah satu penyebabnya karena tidak fokus dalam penanganannya” ungkap beliau di media tersebut. Data kemiskinan terakhir (September 2012) menunjukkan angka resmi kemiskinan ini masih berada di 28.59 juta orang atau 11.66% dari penduduk Indonesia. Menurut saya, salah satu penyebab lestarinya kemiskinan ini adalah karena kita salah makan !
Peluang Pangan Dari Yang Merambat…
Selasa, 9 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Seiring dengan berlipatnya penghuni bumi, lahan-lahan pertanian produktif tergerus habis oleh pembangunan perumahan, infrastruktur dan pabrik-pabrik. Lantas bagaimana penduduk bumi yang terus bertambah banyak bisa disuply makanannya dari lahan yang semakin sempit ?. Ilmuwan modern kemudian mulai berfikir dengan apa yang disebut vertical farming, konon ini bisa menghemat lahan. Tetapi vertical farming memiliki permasalahannya sendiri !
Oleh: Muhaimin Iqbal
Seiring dengan berlipatnya penghuni bumi, lahan-lahan pertanian produktif tergerus habis oleh pembangunan perumahan, infrastruktur dan pabrik-pabrik. Lantas bagaimana penduduk bumi yang terus bertambah banyak bisa disuply makanannya dari lahan yang semakin sempit ?. Ilmuwan modern kemudian mulai berfikir dengan apa yang disebut vertical farming, konon ini bisa menghemat lahan. Tetapi vertical farming memiliki permasalahannya sendiri !
Langganan:
Postingan (Atom)