Tampilkan postingan dengan label kurs. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kurs. Tampilkan semua postingan

Bayar Umroh dengan Dinar

Rabu, 18 September 2013
Oleh: Gerai Dinar Malang



عَن أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا ، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Satu umroh ke umroh berikutnya merupakan penghapus dosa yang dilakukan antara kedua umroh tersebut, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya selain surga.” (Muttafaq Alaihi.)



 “Jamaah haji dan umrah adalah utusan Allah, apabila mereka berdo’a, Allah akan mengabulkannya, dan apabila mereka beristighfar/minta ampun Allah akan mengampuninya.”(HR.an-Nasaai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah dalam kitab shahih mereka berdua.)



Gerai Dinar Malang (GDM) bekerja sama dengan An-Nahl Umroh Service menyelenggarakan Umroh dengan dinar. Bila mendaftar di kami, Bapak/Ibu/Saudara calon jama’ah Umroh berhak atas kurs Dinar => Rupiah sebesar Harga Beli Plus 1%. Contoh:



Update harga dinar Rabu, 18 September 2013 06:30:
Jual: Rp. 2,125,214
Beli: Rp. 2,040,205

Maka kurs Dinar => Rupiah adalah Harga Beli + 1% = Rp. 2.061.458



Segera hubungi Umi Rohimah 081553933854 (WA), 081945792757, PIN BB. 28C9214F, Email: geraidinarmlg@gmail.com; YM: umirohimah;
fb: Gerai Dinar Malang; Twitter: @GDMalang; GoogleTalk: Gerai Dinar Malang.


Agar Kurs Tidak Membuat Kita Kurus…


Jum'at, 23 Agustus 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal


Sumber : Bank Indonesia
Bahwa kurs konversi antar mata uang bisa membuat badan penduduk negeri ini pada menjadi kurus, itu benar-benar bisa terjadi kini. Mata uang Dollar yang kita butuhkan untuk mengimpor barang-barang kebutuhan, telah naik sekitar 14 % terhadap uang Rupiah kita dalam setahun terakhir.  Tetapi hal ini mestinya bisa dicegah oleh kita semua, bagaimana caranya ?


Kebutuhan Dollar Amerika yang begitu tinggi untuk mengimpor barang-barang kebutuhan sehari-hari kita termasuk kebutuhan pokok pangan, membuat harga barang-barang yang diimpor secara umum menjadi lebih mahal. Kalau kenaikan ini terjadi pada barang-barang kebutuhan sekunder, masih bisa dihindari untuk sementara tidak membelinya.