‘Berita Besar’ : Untuk Negeri Kita Kah…?

Oleh: Muhaimin Iqbal
Senin, 21 Nopember 2011

Sebelum sampai ayat “wa jannaatin alfaafa” (QS 78 : 16), Al-Qur’an bercerita tentang gunung-gunung (QS 78 :7) , tentang perimbangan malam dan siang (QS 78 :10-11) , tentang sinar matahari yang amat terang (QS 78 :13) , tentang air hujan yang tercurah (Qs 78 :14), tentang berbagai biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan (QS  78 :15).

Hidup Di Antara Dua ‘Tetapi’…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Selasa, 8 Mei 2012

‘Tetapi’ adalah satu kata yang luar biasa, Anda bisa menulis beribu kata untuk mengungkapkan sesuatu yang indah – namun begitu Anda tutup tulisan tersebut dengan kata ‘Tetapi’ – maka artinyapun berubah, keindahan-pun bisa sirna karenanya. Sebaliknya juga terjadi, Anda bisa mengungkapkan seribu kata keburukan, kesedihan dan sejenisnya – namun bila Anda tutup dengan kata ‘Tetapi’, keburukan atau kesedihan tersebut akan berubah menjadi tidak seburuk sebelumnya. Nah, kemampuan untuk menghilangkan kata ‘Tetapi’ yang seharusnya tidak ada atau menghadirkan kata ‘Tetapi’ yang memang seharusnya ada – ternyata akan ikut menentukan kwalitas hidup Anda, maka melatihnya menjadi penting.

Perhatikan contoh aplikasinya di dua kasus berikut.

‘Tetapi’ yang Seharusnya Tidak Ada…

Masyarakat sekarang rata-rata memiliki penghasilan yang semakin tinggi, tetapi kebanyakan merasa semakin tidak cukup.

Mereka memiliki rumah-rumah yang besar, tetapi mereka merasa hidupnya semakin sempit.

Jalan-jalan semakin panjang dibuat, tetapi macet dimana-mana.

Segala jenis makanan dapat mereka beli, tetapi mereka memiliki begitu banyak pantangan untuk memakannya.

Mereka bekerja keras untuk keluarganya, tetapi mereka tidak memiliki waktu untuk memberikan perhatiannya.

Ilmu mereka tinggi, tetapi tidak membuatnya semakin bijak.

Jaringan pertemanan mereka luas, tetapi mereka kehilangan empati.

Nama-nama mereka terkenal, tetapi mereka tidak memiliki jati diri.

Mereka menyekolahkan anaknya tinggi-tinggi, tetapi mereka gagal mempersiapkannya untuk menjadi orang yang beriman dan mandiri.

Mereka berebut menguasai dunia, tetapi mereka tidak berusaha memakmurkannya.

Mereka…………………………………., tetapi…………………………………………(Anda dapat melengkapinya sampai seribu kata bila perlu…)

‘Tetapi’ Yang Seharusnya Ada…

Bumi semakin sempit dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, tetapi selalu ada tempat yang cukup untuk semuanya.

Kerusakan Nampak semakin nyata dimana-mana, tetapi masih ada peluang untuk memperbaikinya.

Keamanan dunia terancam oleh arogansi para penguasa, tetapi selalu ada kekuatan penyeimbang yang akan menghentikan langkahnya.

Kapitalisme global mencengkeram ekonomi dunia untuk kepentingannya, tetapi semua ada masanya – cepat atau lambat ketidak adilan akan berakhir.

Masalah demi masalah datang silih berganti, tetapi selalu ada solusi untuk mengatasinya.

Lapangan pekerjaan semakin susah dicari, tetapi selalu ada pekerjaan bagi yang mau bekerja.

Kebutuhan semakin tinggi sedangkan penghasilan tidak naik, tetapi tetap akan cukup bila Anda pandai mengelolanya.


Sekolah untuk anak-anak-pun semakin mahal padahal kwalitas lulusannya semakin tidak bisa diandalkan, tetapisiapa bilang hanya jalur sekolah yang bisa membuat anak kita bisa berprestasi ?.

Penyakit semakin beragam ditengah obat yang semakin mahal dan tidak mempan, tetapi seluruh penyakit tetap ada obatnya – kecuali penyakit mati.

Dan kita semua akan mati, tetapi selagi nyawa dikandung badan – kita masih bisa beramal maksimal untuk bekal nanti.

Nah sekarang Anda lihat, bahkan hal yang bisa memutus segala kebahagiaanpun – yaitu kematian, bila anda ungkapkan dengan kata ‘Tetapi’ – dia malah bisa menjadi kebaikan, yaitu menjadi nasihat yang paling efektif untuk kita bisa beramal maksimal selagi sempat.

Jadi pilihan kata ‘Tetapi’ itu ada di kita, kita bisa gunakan untuk menghapus segala kebaikan, kegembiraan dan sejenisnya. Atau kita bisa gunakan untuk menghibur kesedihan kita, mengurangi keburukan kita atau mempersiapkan diri kita untuk kehidupan yang abadai kelak – dimana kata ‘Tetapi’ tidak lagi relevan. Wa Allahu A’lam.

Entrepreneurship : Antara Wortel, Telur Atau Kopi…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Senin, 7 Mei 2012

Dalam setiap kali pelatihan, seminar, coaching maupun mentoring para (calon ) entrepreneur saya nyaris hafal pertanyaan-pertanyaan yang hampir selalu muncul. Yang paling sering adalah “…saya sudah sekian kali mecoba, tetapi gagal lagi dan gagal lagi…”.  Yang sering muncul juga adalah “…Saya sudah mencoba, tetapi masalah ini muncul, masalah itu muncul….bahkan masalah demi masalah bergatian muncul…”. Selain jawaban yang sifatnya teknis, jawaban kiasan yang saya ambil dari cerita tentang Wortel, Telur dan Kopi biasanya  juga tidak kalah efektifnya.

The Next Big Trends : Siapa Yang Akan Ikut Mengubah Dunia…?

Oleh: Muhaimin Iqbal
Rabu, 2 Mei 2012

Tiga dekade lalu ketika sumber berita utama masih berupa koran, penulis kondang John Naisbitt menulis buku yang legendaris Megatrends. Buku ini kemudian diterbitkan di 57 negara dan terjual sekitar 14 juta copy. Tetapi bagaimana John Naisbitt bisa membuat prediksinya yang begitu memukau dunia dengan hanya membaca koran ?. Ternyata bukan hanya sekedar membaca koran, John Naisbitt membuat prediksinya dengan cara yang lebih ‘primitif’ lagi yaitu dengan mengukur panjang kolom di masing-masing subject yang diamatinya !.

Peluang Di Industri Kreatif…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Rabu, 2 Mei 2012

Dalam rangka menyiapkan GeDi.TV yang lebih serius, kami membutuhkan mitra-mitra kreatif baik yang sudah professional maupun yang masih amatiran untuk memproduksi acara-acara televisi yang akan kami tampilkan di GeDi.TV.  Dibutuhkan production house berupa perusahaan atau individu yang mampu dengan sangat baik ‘menterjemahkan’ tulisan-tulisan yang paling banyak dibaca di situs ini kedalam film pendek, monolog , dialog atau program lainnya yang menarik.

Bioeconomy : Peluang Bagi Umat Di Negeri Katulistiwa…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Selasa, 1 Mei 2012

Ketika di pesantren dahulu Pak Kyai mengajari kami untuk menghafal surat Al-Waqi’ah agar tidak jatuh miskin, kami mengira bahwa hanya dengan menghafalnya kita akan bisa menjadi kaya. Tentu saja ini juga mungkin bila Allah menghendaki, tetapi lebih dari itu surat Al-Waqi’ah ternyata memang bisa bener-bener menjadi sumber kekayaan suatu bangsa bila bangsa ini mampu memahami dan menggali maknanya sampai ke tingkat aplikasinya di berbagai aspek kehidupan. Konsep baru economy yang mulai banyak dibicarakan di dunia barat sejak beberapa tahun terakhir seperti Bioeconomy misalnya, sebenarnya hanya salah satu saja contoh dari aplikasi ayat-ayat tentang tanaman, air dan api di surat tersebut.

Kafilah-Kafilah Perdagangan Di Era Digital…

Oleh: Muhaimin Iqbal
Senin, 30 April 2012

Kita sering mendengar istilah kafilah perdagangan ini ketika kita belajar sejarah Islam. Ketika kita belajar Sirah Nabawiyah, bagaimana sejak kecil dan remaja Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sudah akrab terlibat langsung dalam kafilah-kafilah perdagangan antar kota atau bahkan antar negara. Ketika kita belajar sirah para sahabat seperti Abdurrahman bin ‘Auf misalnya, yang pernah menyedekahkan seluruh barang bawaan kafilah perdagangannya dari negeri Syam yang memenuhi kota Madinah dengan 700 untanya.