Tampilkan postingan dengan label swasembada. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label swasembada. Tampilkan semua postingan

Agar Visi Bukan Sekedar Mimpi

Jum'at, 20 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Untuk kesekian kalinya pekan lalu dalam acara Food Security Summit – 3 kita mendengar visi pemerintah, bahwa negeri ini akan bisa swasembada pangan dalam waktu tiga tahun. Visi seharusnya jelas, bisa dijabarkan detil ke dalam misi, strategy dan sampai action plan. Tanpa didetilkan, visi akan lebih mendekati mimpi – dan inilah yang terjadi selama ini. Swasembada pangan dijadikan visi dari satu kampanye ke kampanye, satu pemerintahan ke pemeritahan – tetapi hingga 70 tahun merdeka kita belum juga swasembada pangan.


Swasembada Tanpa Riba, Bisakah ?

Jum'at, 6 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bisa jadi ada hikmah  besar di balik minimnya anggaran pemerintah dan enggannya bank –bank membiayai sektor pertanian, yaitu kita diberi kesempatan agar produksi makanan kita tidak tercampur dengan pembiayaan ribawi. Tantangannya kemudian adalah dari mana sektor ini akan mendapatkan kapitalnya bila tidak dari pemerintah dan tidak dari bank ? Bisa dari masyarakat langsung seperti yang kita lakukan rame-rame di project iGrow atau melalui pembiayaan yang aman tetapi belum banyak dikenal seperti pembiayaan Sistem Resi Gudang.


Swasembada Basa Basi

Selasa, 2 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Dari APBN 2015 yang sebesar Rp 2,039 trilyun (dua kuadriliun tiga puluh sembilan trilyun), Departemen Pertanian hanya memiliki anggaran belanja sekitar Rp 15.9 trilyun atau kurang dari 0.8 % - bandingkan misalnya dengan Departemen Pendidikan yang memiliki anggran belanja sampai Rp 409 trilyun atau lebih dari 20%. Asumsinya bila keberhasilan program pendidikan dan pertanian berbanding lurus dengan anggarannya masing-masing, kita akan melahirkan  generasi yang cerdas tetapi tidak bisa makan atau kurang gizi – apa mungkin ? 

Daun Swasembada

Ahad, 16 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Setelah 69 tahun merdeka dan 7 presiden silih berganti, belum nampak tanda-tanda negeri ini akan swasembada pangan. Bahkan seperti yang pernah saya tulis sebelumnya “Red Alert : Darurat Pangan” kecenderungan ketergantungan terhadap produk impor itu nampak semakin tinggi. Bisa jadi karena selama ini kita mencari jawaban di tempat yang salah atau setidaknya belum meng-eksplorasi peluang yang ada secara menyeluruh. Kita terlalu fokus pada biji-bijian yang ditanam dengan susah payah – lupa ada potensi daun yang bisa jadi lebih mudah !