Tampilkan postingan dengan label Jonggol. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jonggol. Tampilkan semua postingan

Manusia Yang (Tidak ) Belajar

Selasa, 30 September 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 

Deadline harian Republika hari ini (30/09/2014) adalah “Jakarta Mulai Sulit Air”, bisa ditebak sekitar 3 – 4 bulan dari sekarang akan ada headline yang berjudul sebaliknya “Jakarta Lumpuh Dikepung Banjir” . Dua kondisi ekstrem yang biasanya hanya berjarak 3-4 bulan saja di Jakarta, dan ini terus berulang. Masalah yang sebenarnya nampak sederhana, namun belum juga teratasi meskipun gubernur berganti gubernur entah yang ke berapa kalinya. Mengapa demikian ? Karena manusianya belum juga mau belajar. 

Future Edge

Senin, 2 Juni 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam berbagai bidang manusia selalu ingin tahu tentang masa depan karena dengan mengetahuinya lebih dahulu dari orang lain, dia akan memiliki keunggulan tersendiri. Dalam dunia militer, para ahli yakin bahwa Nazi Jerman pada PD II sempat berusaha menciptakan mesin waktu untuk memenangi perang melawan sekutu. Dalam dunia ekonomi kita mengenal ada Alvin Toffler, John Naisbitt dlsb. yang sampai disebut futurist atau ahli masa depan.  Tetapi sesungguhnya umat inilah yang lebih layak untuk memiliki keunggulan masa depan atau future edge itu karena kita lah yang diberi sarananya.

Saya ‘Bermimpi’ Lagi Obama Ke Jonggol…

Rabu, 9 Oktober 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Setelah dua tahun lalu Saya ‘Bermimpi’ Obama ke Jonggol untuk mengkonsultasikan problem ekonominya saat itu, kali ini saya ‘bermimpi’ Obama datang kembali untuk mengkonsultasikan masalah pelik yang sedang dihadapinya kini. Dia harus ‘menutup warung’ negerinya karena negosiasi anggaran yang buntu dengan Congress-nya, kebuntuan ini mengingatkan dia bahwa nun jauh disana – di Jonggol, bisa jadi ada solusi yang tidak pernah terpikirkan oleh seluruh ahli di negerinya sendiri.

Peluang Pangan Dari Yang Merambat…

Selasa, 9 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Seiring dengan berlipatnya penghuni bumi, lahan-lahan pertanian produktif tergerus habis oleh pembangunan  perumahan, infrastruktur dan pabrik-pabrik. Lantas bagaimana penduduk bumi yang terus bertambah banyak bisa disuply makanannya dari lahan yang semakin sempit ?. Ilmuwan modern kemudian mulai berfikir dengan apa yang disebut vertical farming, konon ini bisa menghemat lahan. Tetapi vertical farming memiliki permasalahannya sendiri !