Kabinet Pak Kyai

Rabu, 29 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Melanjutkan ‘mimpi’ ber-serie saya sebelumnya pasca pemilihan presiden, kali ini saya ber-‘mimpi’ Pak Kyai di-undang untuk hadir di sidang cabinet pemerintahan yang baru. Memang beda ketika masih menjadi calon atau bahkan presiden terpilih, setelah dilantik Pak Kyai yang diundang ke istana -  bukan presiden yang datang. Pak Kyai segera merasakan adanya perbedaan suasana yang menyolok dari sidang cabinet ini dengan sidang-sidang cabinet sebelumnya. 

Membangun Industri Berbasis Wahyu

Senin, 27 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Awalnya ketika di semester pertama tahun 2013 kami mulai mengkaji konsep Kebun Al-Qur’ansaat itu kami belum pernah melihat apalagi memiliki pohon zaitun. Namun Alhamdulillah begitu kami umumkan di situs ini untuk minta bantuan pembaca, di antara pembaca bahkan ada yang kemudian mengantarkan bibit tersebut ke tempat kami. Dengan kemudahan yang diberikan olehNya semata, enam bulan kemudian kami sudah bisa mengajarkan cara untuk membibit zaitun sendiri melalui teknologi micro cutting. Kini bersama para pembaca pula – khususnya yang ikut program KKP – Alhamdulillah sudah tertanam ribuan pohon zaitun, what next ? 

Tantangan Inovasi

Kamis, 23 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dari 243 negara yang ada di dunia saat ini, ada 15 negara yang dianggap maju dan menguasi 94.5 % dari patent yang didaftarkan di seluruh dunia. Secara bersama-sama 15 negara ini juga menguasai sekitar 70 % dari ekonomi dunia yang diukur dari GDP-nya. GDP per capita rata-rata di 15 negara tersebut adalah US$ 21,908 , sedangkan rata-rata GDP per capita di 228 negara-negara lainnya  kurang dari ¼ nya yaitu hanya US$ 4,676. Fakta ini mengingatkan kita tentang pentingnya inovasi, namun pada saat yang bersamaan juga harus ada pengendaliannya agar inovasi tidak menjadi alat untuk eksploitasi manusia atas manusia lainnya. 

We Can Be Whatever We Want To Be…

Rabu, 22 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Hari-hari ini euphoria kemenangan kepemimpinan baru negeri ini merebak ke seluruh negeri. Barangkali memang ada baiknya ini, setidaknya memberi gairah baru ke masyarakat luas sampai ke pedasaan untuk kembali memiliki mimpi dan cita-cita. Bahwa telah ada contoh seorang biasa, dari golongan rakyat kebanyakan – wong ndeso-pun bisa menjadi seorang presiden dari sebuah negara besar dunia. Tetapi pada saat yang bersamaan, juga harus ada yang mengingatkan – bahwa kita punya contoh terbaik yang sesungguhnya, contoh yang sempurna yang tidak berbatas negeri dan jaman.

Negeri Seindah Surga...

Selasa, 21 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 
 
Karena semua yang dimakannya bermanfaat, manusia penghuni surga tidak buang air besar maupun air kecil. Yang paling banyak disebut makanan mereka adalah buah-buahan, di surat Ar-Rahman saja sampai ada 4 ayat yang menyebut buah-buahan untuk penghuni surga ini. Selain kurma dan delima, buah yang namanya disebut secara spesifik di surat lain adalah pisang – dan buah yang serupa buah surga ini melimpah di sekitar kita. Apakah kita sudah mendapatkan manfaatnya  secara maksimal ?

Red Alert : Darurat Pangan

Sabtu, 18 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Kita sering mendengar ungkapan ‘fakta berbicara’ untuk menjelaskan suatu kebenaran yang tidak bisa dibantahkan oleh berbagai argumen yang bertentangan dengan fakta tersebut. Seiring dengan pergantian pemerintahan Senin ini, saya ingin berbagi fakta tentang pemenuhan kebutuhan pangan kita selama sepuluh tahun terakhir – mudah-mudahan bisa menjadi pelajaran bagi pemerintahan baru ke depan. Fakta ini saya olah dari datanya Biro Pusat Statistik – jadi insyaAllah cukup akurat.

Unprecedented Strategy

Jum'at, 17 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Seperti juga dalam berbagai bidang kehidupan lainnya, ekonomi umat saat ini terkepung oleh berbagai kekuatan dan kepentingan yang sangat besar.  Musuh utamanya sudah diberitahukan oleh Allah langsung ke kita yaitu riba (QS 2 : 279) – yaitu strategi yang telah digunakan oleh Yahudi  selama hampir 2000 tahun – untuk menguasai aset-aset dan sumber daya alam yang mereka kehendaki. Butuh strategi yang luar biasa, yang belum pernah ada sebelumnya – unprecedented strategy untuk mengalahkannya. 
 riba,