Selasa, 1 Maret 2016
Oleh: Muhaimin Iqbal
Otak
manusia itu sangat lentur sehingga sebenarnya mudah untuk belajar
segala sesuatu yang baru. Meskipun demikian mengapa lebih banyak orang
yang suka menekuni satu bidang yang sama berpuluh tahun, mengapa orang
bisa patah hati dan putus asa, orang bisa mengalami kesedihan yang
berlebihan dan lain sebagianya – karena tidak memanfaatkan kelenturan
otak itu. Sebaliknya bila kita bisa memanfaatkan
kelenturan otak kita atau yang disebut brain plasticity secara optimal –
maka dengan mudah kita bisa belajar berbagai skills yang baru,
beradaptasi dengan situasi yang berbeda dlsb. Bagaimana caranya ?
Sabtu, 27 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
Menghafal
ilmu adalah karakter yang diberikan Allah kepada umat ini yang tidak
diberikan kepada umat sebelumnya maupun umat lain yang hidup bersama
kita di jaman ini. Kitab Al-Qur’an dengan bacaannya yang benar hanya
bisa sampai ke kita saat ini karena di sepanjang jaman selalu ada orang
yang menghafalkannya, demikian pula dengan puluhan ribu hadits terjaga
kesahihannya juga karena ada yang menghafalnya. Bahkan menghafal itu
kini terbukti cara yang paling efektif untuk menguasai ilmu dan
ketrampilan (skills).
Kamis, 25 Februari 2016
Oleh: Muhaimin Iqbal
Lebih dari 1400 tahun sebelum manusia modern berusaha bersusah payah untuk bisa bertani secara benar
dengan berbagai teorinya, Allah sebenarnya sudah menurunkan petunjukNya
– termasuk tata cara untuk bisa bertani yang seharusnya ini. Allah
mengungkapkannya dalam tiga kata yaitu ihtazzat warabat wa-anbatat, tiga
kata yang tidak pernah cukup bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan
manusia paling maju sekalipun. Saya hanya bisa berusaha semampu saya
untuk bisa memahaminya, dan semoga inipun cukup untuk bekal
berkontribusi memakmurkan bumi ini.
Selasa, 23 Februari 2016
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam
persaingan ekonomi dunia yang semakin keras, peningkatan skills secara
terus menerus sudah bukan lagi pilihan – sudah menjadi keharusan. Di
industri apapun Anda dan pada level apapun, Anda harus senantiasa
meningkatkan ketrampilan ini bila tidak ingin tenggelam oleh pesaing
Anda yang semakin canggih. Menurut laporan McKinsey beberapa tahun lalu,
rata-rata tenaga kerja Indonesia harus mampu meningkatkan produktifitas
60% dan jumlahnya harus meningkat lebih dari 100% - bila ingin mengejar
posisi kekuatan ekonomi no 7 terbesar dunia pada tahun 2030. Bisakah
kita ?
Sabtu, 20 Februari 2016
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sekitar 3 tahun lalu, McKinsey Global Institute (MGI) mengeluarkan report untuk Indonesia. Report tersebut pernah saya ulas melalui tulisan “Redenominasi Untuk Apa ?” (25/01/2013).
Salah satu yang menantang dalam report tersebut adalah peluang untuk
Indonesia menjadi kekuatan ekonomi no 7 terbesar di dunia tahun 2030 –
saat report tersebut ditulis Indonesia masih di urutan 16. Kini setelah 3
tahun berlalu, apakah kita menuju seperti yang diprediksi MGI tersebut ?
ataukah malah menjauh ? Apa yang bisa kita lakukan ?
Jum'at, 19 Februari 2016
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kali
ini saya setuju dengan roadmap yang direncanakan pemerintah untuk
melahirkan 1,000 teknopreneur seperti yang disampaikan rombongan
presiden di San Francisco dua
hari lalu. Rayuan pemerintah agar para diaspora pada mau pulang
tersebut disampaikan ke sekitar 800-an WNI yang bertebaran di sekitar
Silicon Valley dan sekitarnya – termasuk diantaranya team iGrow yang
memang lagi di sana. Lantas sebenarnya dimana peluang bagi kita di
bidang teknopreneur itu ?