Peluang Amal Di Industri Tahu dan Tempe

Rabu, 17 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Makanan bagi kaum muslimin di jaman penuh fitnah ini tidak lagi cukup halalan- thoyyiban tetapi juga harus azkaa- tha’aaman – makanan yang paling murni. Makanan yang paling banyak dikonsusmi dan digemari  kaum muslimin sehari-hari seperti tahu dan tempe – insyaAllah adalah makanan yang halalan thoyyiban, tetapi karena diproduksi dari kedelai impor – yang hampir dapat dipastikan kedelai GMO – maka tahu dan tempe standar kita sudah bukan lagi makanan yang paling murni. Ini sebenarnya peluang besar bagi negeri ini dan kaum muslimin untuk mulai mengurusi makanannya sendiri.

Program Air Gratis Sumur Utsman

Senin, 15 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bahwasanya air dijual – belikan itu sudah dilakukan oleh Yahudi sejak jaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan bahkan juga sebelumnya. Kaum Muhajirin yang terbiasa memperoleh air gratis dari air Zam-Zam di Mekkah, menjadi tambah berat beban hidupnya ketika air-pun harus dibelinya setiba mereka hijrah ke Madinah. Tetapi ini tidak berlangsung lama karena setelah itu air bisa digratiskan kembali, bagaimana caranya ? tidakkah kita ingin belajar untuk menggratiskan air ini ? 

Startup Academy

Jum'at, 12 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bila di Amerika startup itu bisa sampai membuat spaceport – lapangan terbang untuk perjalanan ke luar angkasa – hanya untuk berwisata, startup di negeri ini bisa tidak kalah menariknya karena berurusan dengan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, energi dan air atau yang lebih dikenal dengan FEW (Food, Energy and Water). Startup adalah usaha baru yang (diharapkan) tumbuh dengan cepat untuk menjadi besar, bagaimana memulainya ?


Bila Kemacetan Jakarta Beraroma Kopi

Kamis, 11 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Anda yang setiap hari terjebak dalam kemacetan kota Jakarta dan sekitarnya pasti sudah hafal dengan bau asap kemacetan yang semakin menyengat – karena kemacetan yang semakin parah. Dengan sedikit kreatifitas dalam meng-optimalkan energi terbarukan dari dalam negeri, bau asap kendaraan bermotor tersebut dengan teknologi yang ada saat ini bisa berubah menjadi aroma kopi – kok bisa ? Sebuah riset di University of Nevada – AS menghasilkan  sebuah proposal yang menarik bagi negeri penghasil kopi seperti Indonesia. Di dalam biji kopi mengandung 11-20 % minyak yang bisa menjadi biodiesel.
  

Swasembada Energi, Mungkinkah ?

Rabu, 10 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Beberapa hari lalu chairman of Indonesia Petroleum Association – organisasi yang menaungi 58 operator minyak dan gas besar di Indonesia – menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi negeri pengimpor energi terbesar pada tahun 2019. Dengan produksi yang hanya 798,000 barrels oil per day (bopd), konsumsi kita kini sudah mencapai 1.6 juta bopd dan terus meningkat. Ketergantungan kita pada impor energi yang semakin besar akan bisa mengganggu kedaulatan negeri ini secara keseluruhan. Apa yang bisa kita perbuat ? 

Sustainable Balance

Selasa, 9 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ketika lebah pekerja keluar sarang untuk mencari makan bagi koloninya, dia sesungguhnya mencari nectar (madu bunga) dari bunga-bunga yang dikunjunginya. Tetapi dalam pencarian ini kaki-kaki lebah menginjak pollen (serbuk sari) yang kemudian ikut terbawa kemana lebah pergi, ketika dia hinggap di bunga yang lain dia juga meninggalkan sebagian pollen yang terbawa di kakinya tersebut. Dari situlah awal terjadinya pembuahan, yang nantinya akan berujung pada lahirnya tanaman baru. Sambil mencari makan lebah juga melahirkan sumber makanan berikutnya, inilah contoh keseimbangan yang berkelanjutan. 

Guru...Berdiri, Murid...Berlari

Senin, 8 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 
 
Bila negeri-negeri berkembang terus berjuang memerangi kemiskinan tentu ini adalah hal yang wajar karena di negeri-negeri tersebut memang masih banyak kemiskinan. Yang mungkin tidak banyak yang tahu adalah bahwa negeri adikuasa-pun terus berjuang melawan kemiskinan, apakah ini mudah bagi mereka ? Ternyata tidak juga. Setengah abad mereka berjuang memerangi kemiskinan tetapi yang terjadi malah kemiskinan di negeri mereka juga terus membengkak. Apakah kita layak mencontoh, berguru atau mengidolakan sesuatu yang gagal ?