Rabu, 29 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila
dunia pertanian dan perkebunan kita nyaris stagnan sejak jaman Belanda,
bisa jadi karena kita salah belajar pertanian dari penjajah yang memang
tidak mau membuat kita pinter. Bila kemudian pertanian kita banyak
merusak lahan-lahan yang semula subur menjadi lahan yang hasilnya
pas-pasan, bisa jadi karena kita salah mengambil guru karena belajar
dari para kapitalis yang menjadikan petani sebagai pasar semata untuk
pupuk dan obat-obat kimia mereka. Lantas dari mana mestinya kita belajar
? Anda akan terkejut dengan referensi yang ada di dunia Islam tentang
pertanian ini !
Senin, 27 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Istilah
belajarlah sampai ke negeri China itu berlaku hingga kini, khususnya
tentang penguasaan pasar. Empat tahun lalu dari top 10 merek
handphone yang ada di China, hanya dua yang lokal yaitu Huawei dan
Lenovo. Hanya dalam waktu tiga tahun, situasi ini berbalik 180 derajat,
tahun 2014 tinggal 2 merek impor yang bertahan di top 10 China yaitu
tinggal Samsung dan Apple. Bagaimana China menguasai pasarnya – di dalam
dan di luar negeri ? itulah yang kita perlu belajar.
Jum'at, 24 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ada
pelajaran yang sangat penting dari sangat dianjurkannya laki-laki untuk
shalat fardhlu berjama’ah di masjid-masjid. Dari hadits-hadits yang
shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hanya saya temukan tiga
golongan laki-laki yang tidak sholat berjamaah di masjid yaitu orang
munafik yang jelas kemunafikannya, orang sakit yang sangat parah
sehingga berjalan dipapah-pun tidak bisa lagi dan orang yang tinggal
begitu jauh dari masjid yang bahkan tidak bisa mendengar adzan. Selama
kita tidak termasuk dalam salah satu golongan tersebut, insyaAllah kita
akan mendapat manfaat dari sholat berjamaah.
Kamis, 27 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Hampir
semua ilmu itu kini tersedia bebas untuk bisa kita pelajari di
belantara dunia maya, namun ini tidak menjadi jaminan bahwa orang yang
hidup di jaman ini menjadi lebih cerdas dalam mengatasi perbagai
persoalan hidupnya. Bahkan kini muncul generasi yang next to nothing (NTN)
– sangat sedikit menguasai sesuatu. Banyak sekali pekerjaan terbuka,
tetapi serba tidak bisa dilakukannya – disuruh bekerja ini tidak bisa,
yang itu-pun tidak bisa. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan generasi
NTN ini ?
Selasa, 21 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tujuh
tahun sudah saya berhenti dari kegiatan riwa-riwi ke pusat kota setiap
hari seperti waktu dahulu masih bekerja di perkantoran. Sekali waktu ada
keperluan ke kota yang segera saya saksikan adalah kemacetan yang sudah
sangat bertambah parah. Selain kerugian ekonomi yang semakin besar dari
pemborosoan energi dan kerusakan lingkungan, saya amati orang-orang di
jalan menjadi semakin mudah marah. Kesalahan kecil saja di jalan seperti
nyaris senggolan antar kendaraan, sudah cukup untuk membuat orang
sangat marah. Sesungguhnya ada kerugian yang lebih besar lagi dari
meningkatnya amarah orang kota ini.
Selasa, 26 Februari 2015
Oleh: Endy J. Kurniawan
Dengan bahan instrinsik emas, Dinar bertabiat sama dengan emas itu
sendiri. Nilainya tetap sejak jaman Rasulullah SAW 14 abad yang lalu,
yakni 1 Dinar mampu membeli seekor kambing hingga saat ini. Ini juga
sejalan dengan fakta sejarah dimana emas dalam kondisi naik dan turun
yang seimbang dengan pergerakan harga seluruh komoditas utama di muka
bumi, seperti minyak dan bahan pokok lain.
Sabtu, 18 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kita sadari atau tidak, kita kini sesungguhnya senantiasa hidup dalam bahaya. Ada yang mengancam kehidupan kita secara fisik dan accidental seperti pembegalan dan perbagai bentuk kejahatan kemanusiaan lainnya, ada yang fisik tetapi gradual seperti masuknya berbagai jenis racun/toxin yang memasuki tubuh kita, ada yang non fisik tetapi accidental seperti pembungkaman pemikiran kita dan ada pula yang non fisik dan gradual
seperti perang dingin pemikiran dan budaya yang menggerogoti keimanan
kita. Namun, Alhamdulillah ada satu obat yang bisa kita gunakan untuk
membentengi diri kita dari semua jenis bahaya tersebut.