Mindset

Senin, 24 Maret 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tahun lalu produksi daging sapi nasional Indonesia hanya 430,000 ton atau sekitar  1.8 kg per kapita. Kalau datanya FAO menyebutkan konsumsi daging rata-rata kita adalah 10 kg per tahun per kapita, maka tambahannya perlu diisi dari  daging ayam, kambing/domba dan tentu saja daging impor. Ini hanya sekedar untuk mempertahankan tingkat konsumsi daging yang sekarang, lantas bagaimana kita bisa meningkatkan konsumsi daging per kapita sama dengan rata-rata konsumsi masyarakat dunia yang sekitar 42 kg per tahun per kapita ? jawabannya ada di mindset ! 

Delapan Yang Berpasangan (Bukan) Untuk Kita ?

Jum'at, 21 Maret 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Konsumsi daging kita !
Tahun lalu badan pangan dunia FAO mengeluarkan statistiknya yang sangat menyedihkan untuk kita, tetapi mungkin tidak ada pihak yang berwenang di negeri ini yang mendalami data tersebut – sehingga kita cuek bebek. Data tersebut adalah tentang konsumsi daging per kapita per tahun untuk dekade pertama di millennium ke 3 (2000-2009). Dimana menyedihkannya ? Menurut data itu kita hanya mengkonsumsi daging 10 kg per tahun per kapita, sementara tetangga-tetangga kita seperti Timor 36.51 kg; Malaysia 48.93 kg; Brunei 63.87 kg dan Australia 111.72 kg !

Sekali Merangkuh Dayung…

Rabu, 19 Maret 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Empat tahun lalu saya menulis tentang ‘Memilih Bidang Pekerjaan di Akhir Jaman’, bersamaan dengan tulisan tersebut di lapangan secara harfiah bener-bener kita lakukan – yaitu kita memelihara kambing dan kemudian juga domba. Kini empat tahun berlalu, cukup banyak ilmu dan pengalaman kita gali, suka dukapun  kita lalui. Hasilnya semakin kita yakini bahwa ‘menggembala domba/kambing’ ini bisa menjadi salah satu  solusi berbagai masalah jaman ini. Bisa jadi termasuk solusi masalah Anda.

Ketika Daud Mengalahkan Jalut...

Senin, 17 Maret 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Hampir setiap kita memiliki tantangan besar untuk ditaklukkan, sebagai pribadi, sebagai perusahaan/institusi, sebagai umat dan juga sebagai bangsa. Tantangan itu kadang seolah terlalu besar untuk bisa ditaklukkan sehingga kita malah memilih untuk tidak berbuat apa-apa, meskipun kita terpaksa harus hidup bersama gajah di ruang tamu kita – seperti yang pernah saya ceritakan di situs ini empat tahun lalu.  Padahal sesungguhnya ada jawaban dan petunjukNya untuk setiap masalah (QS 16:89) yang kita hadapi -  termasuk dalam menghadapi tantangan terbesar sekalipun.

Yang Menundukkan Tidak Ditundukkan…

Jum'at, 14 Maret 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dua kali dalam sepekan ini saya bisa merasakan langsung apa yang diderita saudara-saudara kita di Riau dan sekitarnya – yaitu rasa ‘ditundukkan’ oleh asap. Pertama adalah ketika gagal terbang dari Pekanbaru ke Jakarta, sehingga harus menempuh jalan darat untuk bisa terbang dari Padang ke Jakarta. Kedua adalah kemarin ketika sebuah seminar di Universitas Andalas terpaksa dibatalkan,  karena pesawat yang seharusnya membawa saya dengan moderatornya – tidak bisa terbang juga karena asap. Mengapa manusia yang sesungguhnya diberi kemampuan untuk menundukkan bumi dan langit, malah tunduk dengan ‘asap’ dan sejenisnya  ini ?

Prediksi Harga Emas 2014

Sabtu, 1 Maret 2014
Oleh: Endy J. Kurniawan

Posting ini adalah wawancara tertulis saya dengan Majalah SWA. Ditulis lengkap dalam format Q & A
TANYA : Terkait dengan kondisi perekonomian global saat ini yang disinyalir akan semakin membaik, bagaimana prediksi pergerakan harga emas ke depannya?
JAWAB : Saya kira negara-negara masih berdebat soal pulihnya ekonomi barat, khususnya Amerika. Ketika ada sinyal penguatan sektor riil di Amerika dengan membaiknya tingkat konsumsi pada awal quartal terakhir 2014, investor barat mulai seolah meninggalkan logam mulia sebagai instrumen investasi. Ada fakta luar biasa yakni sepanjang akhir 2012 s.d Nov 2013 Amerika kehilangan sekitar 423 ton emas dalam negerinya. Kemana perginya? Dijual ke wilayah timur dunia seperti Cina dan selatan dan tenggara termasuk Indonesia. Akhir 2013, Amerika dilanda bencana dahsyat musim dingin. Ekonominya terganggu. Kemudian sinyal the Fed yang akan mengetatkan kebijakan moneternya tumbang pula dengan kenyataan pengganti Ben Bernanke digantikan Chairman barunya Janet Louis Yellen yang ber’mazhab’ moneter longgar. Benar, Yellen menyatakan stimulus moneter tidak akan dihentikan. Maka sejak awal 2014, emas sudah naik 5,3% dalam Rupiah dan sekitar 7% dalam USD. Di dalam negeri, kenaikan emas ‘dihambat’ stabilitas Rupiah pada kisaran 12.000 per USD. Jadi jawaban dari pertanyaan prediksi harga emas ke depan adalah peristiwa-peristiwa di lapangan ekonomi Amerika sendiri, yang perbaikannya tampak semu. Sehingga harga emas pada 2014 sangat berpotensi naik cukup signifikan.