Selasa, 28 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
Mark
Twain atau Samuel Langhorne Clemens adalah penulis dan entrepreneur
abad 19, yang karyanya hingga kini banyak menginspirasi
perusahaan-perusahaan raksasa di dunia. Menurut si Mark Twain ini, ada
dua hari terpenting dalam kehidupan manusia – yaitu yang pertama adalah
kelahirannya dan yang kedua adalah ketika dia tahu untuk apa dia
dilahirkan. Konon kebanyakan orang di dunia barat tidak tahu untuk apa
dia dilahirkan, maka sedikit yang tahu alasan untuk apa dia dilahirkan
dan kemudian dengan passion mengejarnya – itulah yang sukses. Kita tentu
memiliki cara tersendiri dalam memahami hal ini, tetapi apakah itu ?
Senin, 20 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di
gedung-gedung, kantor dan hotel selalu ada petunjuk bila terjadi
kebakaran dimana ngumpul penghuninya dan rute jalan menuju titik
berkumpul ini. Demikian pula di tempat-tempat wisata, selalu ada
petunjuk arah evakuasi bila terjadi tsunami, letusan gunung berapi dlsb.
Bila orang sudah terbiasa dengan petunjuk menghadapi resiko, justru
tidak demikian dengan resiko yang teramat sangat besar – yaitu rangkaian
peristiwa akhir zaman. Kemana kita akan mengungsi ketika Dajjal turun ?
dimana kita seharusnya berada pada saat perang besar terjadi ?
Jum'at, 17 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sejak
peristiwa The Great Depression tahun 1930 di berbagai belahan dunia
muncul sekelompok kecil manusia yang menyebut dirinya the preppers,
preppy, the survivalist dlsb. Intinya adalah sekelompok manusia yang
menyiapkan diri bila sesuatu yang terburuk terjadi di dunia karena satu
dan lain sebab. Karena tanpa petunjuk yang jelas untuk mengantisipasi
sesuatu yang belum pernah terjadi, maka cara yang mereka lakukan juga
aneh-aneh sehingga malah sering menjadi ejekan. Ironinya adalah umat
Islam sebenarnya diberi petunjuk yang sangat jelas untuk mengantisipasi
berbagai kejadian yang menuju pada peristiwa akhir jaman ini, tetapi
sangat sedikit dari kita yang siap – mari kita lihat buktinya bersama !
Jum'at, 10 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kali
ini giliran si santri sengaja mencari waktu Pak Kyai untuk mengadukan
kegalauannya setelah belajar di Silicon Valley - yang juga disebut
Valley of Gods atau lembah para dewa. Sebenarnya di Amerika sendiri yang
semula disebut Valley of Gods adalah Sandstone Valley, di San Juan
County – Utah. Tetapi di jaman modern ini orang men-dewa-kan teknologi
dan penguasaan ekonomi, maka penyebutan lembah para dewa itu beralih ke
Silicon Valley. Karena disinilah bersemayam para ‘dewa-dewa’ modern itu.
Lantas apa yang membuat si santri galau ?
Rabu, 1 Februari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
Keesokan
harinya setelah selesai sholat subuh Pak Kyai ingin menggali lebih
dalam lagi dari santrinya, pelajaran apa sesungguhnya yang telah dia
pelajari dari mbah Google. Pak Kyai ingin tahu, bagaimana perusahaan
yang belum juga berusia dua dasawarsa itu begitu mempengaruhi peradaban
dunia saat ini. Betapa tidak, setiap menit ada 2 juta orang di dunia
yang mencari sesuatu di Google. Apa rahasianya sehingga hampir semua
orang yang melek internet di dunia menggunakan Google dalam pencariannya
?
Selasa, 31 Januari 2017
Oleh: Muhaimin Iqbal
Seorang
santri yang melek teknologi diundang untuk datang ke Silicon Valley,
dan yang menggundangnya adalah dedengkot Silicon Valley yaitu mbah
Google. Setelah sempat bimbang sesaat, akhirnya dengan pertimbangan
bahwa ilmu dan hikmah itu milik para santri yang harus direbut dari mana
saja datangnya – akhirnya berangkatlah si santri ini. Setelah melalui
berbagai diskusi-diskusi panjang, brain storming session yang
melelahkan baik formal maupun informal – karena dia santri, dia tidak
melihat apa-apa di Google, dia hanya melihat Al-Qur’an ! Apa sebenarnya
yang dia lihat ?
Kamis, 26 Januari 2017
Oleh: Muhimin Iqbal
Ada
pertanyaan yang menggelitik saya dari salah seorang calon orang tua
santri yang sangat ingin memasukkan anaknya ke jaringan Kuttab Al-Fatih.
Pertanyaan tersebut begini : “Pak Iqbal, apakah ada keharusan orang tua dari santri Kuttab Al-Fatih untuk meninggalkan pekerjaannya ?” sayapun kaget dengan pertanyaan ini, maka saya tidak langsung jawab. Saya malah balik bertanya : “Mengapa ibu bertanya demikian ?”,
dia kemudian menjelaskan dengan beberapa contoh temannya yang keluar
dari pekerjaannya setelah menyekolahkan anaknya di Kuttab Al-Fatih. Maka
saya pelajari kasus-kasus semacam ini dan hasilnya justru sungguh
menggembirakan !