Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tinggi
batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa
pula sebaliknya biji kedelai menjadi sebesar bawang – keduanya
dimungkinkan. Yang jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut
berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita
ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang
dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal
sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.
Sabtu, 28 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila
zakat pada umumnya hanya sekitar 2.5 % sampai 10 % dari objek zakat,
wakaf bisa sebagian besar dari harta-harta terbaik wakif – orang yang
mewakafkan hartanya. Artinya bila kesadaran umat untuk berwakaf sama
dengan kesadaran untuk berzakat, akan ada sumber daya yang luar biasa
dari umat ini yang bisa digunakan untuk mengatasi perbagai persoalan
yang ada. Contoh-contoh yang sudah terjadi sepanjang sejarah kejayaan
Islam sangat banyak, tinggal kita copy-paste dan menyesuaikannya dengan
kebutuhan jaman ini.
Kamis, 26 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Aktivitas
kita sehari-hari setidaknya dapat kita golongkan menjadi tiga
tingkatan, yaitu yang berupa kewajiban, kebutuhan dan kenikmatan. Ini
berlaku hampir di semua aspek kehidupan, dalam hal pakaian, makanan,
maupun aspek-aspek lainnya. Dalam hal berpakaian misalnya, menutup aurat
adalah kewajiban. Memakai baju hangat di musim dingin adalah kebutuhan,
dan memakai baju bagus ketika hadir dalam acara tertentu adalah
kenikmatan. Bagaimana aplikasinya di bidang lainnya ?
Selasa, 24 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Beberapa
dasawarsa lalu kalau kita mendengar berita tentang perkelaian biasanya
terkait dengan pelajar SLTA, kini perkelaian itu meluas hingga anak
–anak SD yang mem-bully temannya, perkelahian antar anak-anak
SLTP maupun antar mahasiswa. Bahkan ‘perkelaian’ tingkat tinggi
disajikan bak tontonan sehari-hari di televisi, ‘perkelaian’ semacam ini
ada di gedung DPR dan di antar institusi negara yang seharusnya saling
kerjasama mengurusi dan menjaga rakyat. Apa yang sebenarnya terjadi
dengan bangsa ini ? dari mana meluruskan kembali benang kusut ini ?
Jum'at, 20 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Untuk
kesekian kalinya pekan lalu dalam acara Food Security Summit – 3 kita
mendengar visi pemerintah, bahwa negeri ini akan bisa swasembada pangan
dalam waktu tiga tahun. Visi seharusnya jelas, bisa dijabarkan detil ke
dalam misi, strategy dan sampai action plan. Tanpa
didetilkan, visi akan lebih mendekati mimpi – dan inilah yang terjadi
selama ini. Swasembada pangan dijadikan visi dari satu kampanye ke
kampanye, satu pemerintahan ke pemeritahan – tetapi hingga 70 tahun
merdeka kita belum juga swasembada pangan.
Selasa, 17 Februari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika
dunia sedang berpacu menghasilkan pangan berteknologi tinggi untuk
mengatasi kemahalan harga pangan khususnya daging, televisi di Indonesia
pekan lalu menghebohkan masyarakat dengan kasus pemalsuan daging bakso
dengan daging celeng. Masalahnya sama yaitu mahalnya harga daging,
reaksi mengatasinya yang berbeda – yang satu mengatasinya dengan ilmu
pengetahuan, yang satu mengatasinya dengan nafsu keserakahan. Di atas
ilmu pengetahuan itupun dibutuhkan iman, agar solusi-solusi masalah
kehidupan tidak berdampak malah membahayakan kehidupan itu sendiri.
Kamis, 12 Fenruari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Konon
di tengah ekonomi Amerika yang melemah beberapa tahun lalu, satu produk
dari Apple saja bisa berkontribusi mendongkrak GDP (Gross Domestic
Product) negeri itu hingga 0.5 %. Ini bisa menjadi inspirasi bagi
seluruh pihak yang terkait di negeri ini, bahwa GDP kita yang oleh World
Bank diperkirakan tahun ini hanya tumbuh 5.2 % - sebenarnya bisa
didongkrak hingga mencapai 5.7 % bila ada satu saja produk negeri ini
yang istilah anak mudanya bener-bener ‘killing !’ – produk yang massif,
yang dibeli/dikonsumsi begitu banyak orang. Saya melihat peluang itu ada di kedelai !