Selasa, 9 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Seiring dengan berlipatnya penghuni bumi, lahan-lahan pertanian produktif tergerus habis oleh pembangunan perumahan,
infrastruktur dan pabrik-pabrik. Lantas bagaimana penduduk bumi yang
terus bertambah banyak bisa disuply makanannya dari lahan yang semakin
sempit ?. Ilmuwan modern kemudian mulai berfikir dengan apa yang
disebut vertical farming, konon ini bisa menghemat lahan. Tetapi vertical farming memiliki permasalahannya sendiri !
Senin, 8 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Saya
ada menanam empat pohon kelengkeng di halaman Bazaar Madinah, setiap
musim buah – layaknya pohon buah lainnya – pohon kelengkeng tersebut
juga selalu berbuah. Tetapi sampai sekarang saya belum sempat sekalipun
merasakan buahnya, mungkin juga orang lain. Pohon kelengkeng yang
ditanam di tempat umum demikian, buahnya tidak sempat matang – karena
selalu keburu dipetik orang sebelum dia matang. Ini menjelaskan fenomena
ekonomi yang disebut tragedy of the commons.
Jum'at, 5 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dua
hari ini saya sengaja luangkan waktu untuk pulang kampung – tempat saya
setengah abad lalu dilahirkan. Rasanya seperti berada di zona waktu
yang berbeda – waktu yang seolah bergerak dalam slow motion.
Di Desa saya semuanya masih sama, madrasahnya masih menggunakan kursi
yang ada sejak saya kecil. Di masjid, tongkat pak kyainya masih tetap
sama, di jalan masih jalan yang sama yang dibangun oleh Belanda entah
tahun berapa. Sungai irigasi yang lebih tinggi dari posisi jalan juga
jelas nampak teknologi pengairan Belanda-nya, belum ada lagi pembangunan
sejak saat itu. Ironinya desaku – pembangunan infrastruktur terakhir
adalah pembangunan di jaman Belanda.
Rabu, 3 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kita tentu familiar dengan ungkapan dilemma buah simalakama “Dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu yang mati…”.
Ekonomi modern kini memiliki komplikasi yang lebih rumit dari sekedar
dilemma simalakama, setidaknya sudah menjadi trilemma simalakama “dimakan bapak dan anak mati, tidak dimakan ibu dan bapak mati, tindakan lainnya (dijual ?) ibu dan anak mati…”. Lantas diapakan seharusnya ekonomi modern ini agar tidak ada yang mati ?
Selasa, 2 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Pada tahun 2012 lalu perbankan Indonesia (Bank Umum) membukukan asset sebesar
Rp 4.262 trilyun, sedangkan bursa saham mengumpulkan kapitalisasi pasar
sebesar Rp 4.126 trilyun. Di luar system perbankan dan bursa saham ini
sebenarnya ada potensi akumulasi modal yang sangat besar – yang tidak
terhitung jumlahnya. Apa itu ? yaitu modal yang terakumulasi untuk
perusahaan-perusahaan private dari skala kecil sampai skala raksasa
tetapi yang tidak go public. Ini bisa menjadi peluang Anda yang ingin
terjun langsung di sektor riil.
Senin, 1 April 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di kalangan suku Aztec Meksiko mereka memiliki cerita rakyat bahwa dahulu
kala terjadi kebakaran besar di hutan mereka. Semua makhluk yang ada di
hutan itu lari menyelamatkan diri, kecuali sekelompok burung-burung
kecil yang berterbangan mengambil air dalam paruhnya untuk memadamkan
api yang sangat besar. Melihat apa yang dilakukan burung-burung kecil
ini, burung-burung yang lebih besar mendatanginya sambil bertanya : “Apa yang sedang kalian lakukan ?”
Jum'at, 29 Maret 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sekitar
dua tahun lalu, 20-an ahli dari negara-negara Organisasi Konferensi
Islam (OKI) bertemu di Langkawi – Malaysia, untuk menyadarkan dunia
Islam akan pentingnya penguasaan pertanian modern dengan biotechnology.
Fokusnya adalah untuk keamanan pangan dan pengentasan kemiskinan bagi
1.6 Milyar penduduk muslim dunia. Mengapa masalah seperti teknologi
pertanian modern dengan biotechnology ini sampai perlu diangkat oleh OKI ? Karena memang teknologi ini seperti pisau bermata dua.