Tampilkan postingan dengan label anggur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label anggur. Tampilkan semua postingan

Olive Industry : From Seed To Plate

Kamis, 6 Nopember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tepat di bulan ini tiga tahun lalu, kami membuat acara di Pesantren Wirausaha yang mengambil studi kasus  From Seed To Plate – usaha pertanian dari pembenihan sampai ke piring – dari ujung ke ujung. Kini tiga tahun telah berlalu, pasang dan surut tentu juga kita lalui – sangat banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari perjalanan selama ini. Maka pada kesempatan ini kami ingin share kembali apa yang kami alami dan hasilkan dalam perjalanan sampai saat ini. 

Memakmurkan Bumi, Mulai Dari Yang Kita Bisa

Selasa, 7 Oktober 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila di tulisan sebelumnya saya menulis tentang krisis yang begitu nyata berserta garis besar solusinya, maka tulisan ini akan membahas secara detil bagaimana solusi itu bekerja mengikuti petunjukNya. Bahkan lebih dari itu, bumi ini insyaAllah bisa terus bertambah makmur – bila hal yang diperintahkan ke kita bersamaan dengan perintah menyembah dan mengesakanNya  yaitu memakmurkan bumiNya (QS 11:61) – sungguh-sungguh kita laksanakan. InsyaAllah kita semua bisa terlibat langsung dalam melakukannya. 

Jalan Kemenangan Para Petani

Senin, 11 Agustus 2014
oleh: Muhaimin Iqbal
Hari-hari ini kita merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke 69, meskipun di berbagai bidang kehidupan bisa jadi kemerdekaan itu belum tentu kita rasakan. Di dunia pertanian misalnya, petani kita masih ‘terjajah’ dengan berbagai produk pertanian impor sehingga kemakmuran secara umum belum sampai kepada mereka. Tetapi sesungguhnya ada jalan untuk mengantarkan kemakmuran negeri ini agar bisa sampai juga kepada para petani yang mewakili 35% dari tenaga kerja produktif kita tersebut, bahkan jalan itu begitu jelas sampai bisa diturunkan langkah demi langkahnya.

Penggembalaan Presisi…

Ahad, 4 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Seperti binatang-binatang cerdas pada umumnya, kambing atau domba juga memiliki cukup kecerdasan untuk bisa diajari melaksanakan tugas-tugas tertentu. Kambing di peternakan Jonggol Farm misalnya, mereka sudah 5 tahun ini  bisa bergantian minum dari  tempat minum khusus yang disiapkan untuk mereka. Mereka juga bisa baris secara sukarela pagi dan sore setiap dilepas dari kandangnya untuk menuju area pemerahan susu. Maka teknik yang sama kami gunakan untuk melatih domba-domba untuk apa yang kami sebut penggembalaan presisi atau precision grazing.

Pengentasan Kemiskinan Tahap Demi Tahap…

Jum'at, 2 Mei 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kemiskinan merajalela di sekitar kita namun pada umumnya kita tidak melihatnya, mengapa ? Pertama kita tidak sensitif dalam mendeteksi gejalanya, dan kedua ada standar yang (di)bias(kan) dalam pengukurannya. Berdasarkan data BPS untuk tahun 2013 (per September 2013) misalnya, kemiskinan di negeri ini ‘hanya’ tercatat di angka sekitar 28.5 juta orang atau 11.47 % dari penduduk Indonesia. Padahal angka ini menggunakan garis kemiskinan di angka Rp 292,951 per kapita per bulan atau di sekitar angka US$ 1/kapita/hari, angka ini hanya kurang dari 1/10 nishab zakat !

Negeri Separuh Perjalanan…

Selasa, 29 April 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ibarat kafilah besar yang sedang melakukan perjalanan panjang, negeri ini sedang berada di tengah perjalanannya baik dari sisi ruhiyah maupun dari sisi jasadiyahnya. Mayoritas penduduknya sudah ber-Islam tetapi belum sampai pada derajat keimanan dan ketakwaan yang akan membuatnya berhak atas janji Allah, berupa keberkahan dari langit dan dari bumi (QS 7:96). Bumi yang dikaruniakan ke kita bukan bumi yang mati (QS 36:33), tetapi kita juga belum sampai pada posisi negeri Baldadun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur – yang penduduknya bisa makan dari hasil bumi negeri ini sendiri (QS 34:15).

Cara Terbaik Memberi Makan Dunia…

Rabu, 18 Desember 2013
Oleh:  Muhaimin Iqbal
Bulan Juni lalu, televisi bisnis terkemuka dunia merelease video clip tentang cara terbaik dalam menyiapkan makanan bagi dunia. Ada dua yang mereka unggulkan yaitu yang pertama tentang teknologi khususnya teknologi rekayasa genetika, dan yang kedua adalah kembali ke alam dengan konsep Holistic Planned Grazing-nya Allah Savory yang pernah saya ulas sebelumnya. Nampaknya inilah yang mewakili pandangan dunia tentang keamanan pangan itu kini, lantas bagaimana dengan pandangan kita ?

Bagi orang beriman solusi terbaik itu – dalam bidang apapun - adalah solusi yang mengandalkan petunjukNya dan sunah nabiNya. Solusi yang datangnya dari manusia – dia hanyalah dzon – praduga yang bisa saja nampak benar sementara tetapi menjadi keliru setelah muncul dzon yang baru.

Pupuk-pupuk kimia yang dipakai di industri pertanian misalnya, mulai marak dipakai di seluruh dunia pasca Perang Dunia ke II karena memang menggunakan bahan-bahan sisa perang. Tidak sampai 70 tahun, kini pupuk-pupuk kimia banyak sekali ditentang karena berbagai alasan seperti dampak terhadap kesehatan maupun dampak terhadap lingkungan.

Teknologi rekayasa genetika yang menghasilkan Genetically Modified Crops – tanaman yang dimodifikasi secara genetis, pada kemunculan pertamanya tahun 1994 dipandang sebagai solusi pangan bagi dunia – kini belum juga berusia dua dasawarsa sudah ditentang di mana-mana, karena muncul dzon baru bahwa bisa jadi GM Crops ini membawa potensi resiko yang sangat besar bagi kesehatan manusia dalam jangka panjang.

Lantas seperti apa solusi berbasis petunjuk itu ? inilah tantangannya bagi para ahli di segala bidang untuk meng-elaborasi ilmunya kemudian juga mengamalkannya.

Solusi berbasis petunjuk itu tentu tidak men-tabu-kan teknologi, tetapi kita harus selektif teknologi seperti apa yang boleh digunakan dan seperti apa pula yang tidak. Teknologi yang merusak ciptaanNya tentu harus dihindari dan tentang inipun  petunjukNya jelas : “Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan keturunan, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.” (QS 2 :205)

Sebaliknya teknologi yang berkembang dengan dasar petunjukNya sangat mungkin dielaborasi dan dikembangkan sehingga tercapai hasil yang maksimal untuk ketersediaan pangan bagi seluruh umat manusia di dunia.

Di sejumlah ayat Al-Qur’an misalnya disebutkan bahwa air hujan yang turun dari langit – mendahului tumbuhnya tanaman-tanaman seperti Kurma, Anggur dan Zaitun. Lantas di mana hujan yang banyak turun itu ?, ya di negeri katulistiwa seperti kitalah hujan itu banyak turun – yang berarti tanaman-tanaman seperti Kurma, Anggur, Zaitun dlsb. mestinya bisa banyak-banyak tumbuh.

Lha tetapi prasangka manusia hinggga kini meyakini bahwa hujan yang banyak menyebabkan gagal panen pada Kurma maupun Zaitun, menyebabkan buah Anggur tidak terasa manis dlsb. Disinilah letak ilmu teknologi manusia untuk mengelaborasi dan menjawabnya.

Jangankan pada Kurma, Anggur dan Zaitun, buah asli kita seperti rambutan-pun pada umumnya gagal panen pada tahun yang terlalu banyak hujan, tetapi bukan berarti rambutan tidak cocok di negeri ini.

Jadi solusi itu mestinya berbasis petunjuk yang hak, kemudian ditindak lanjuti dengan ilmu dan teknologi yang sesuai pada zamannya.

Untuk solusi yang ditawarkan oleh Allan Savory-pun, ada yang lebih akuratnya yang berasal dari sunnah seluruh nabi-nabi. Bila pada teorinya Allan Savory yang digembalakan umumnya sapi, yang diberi contoh oleh seluruh nabi yang digembalakan itu adalah kambing. Maka menggembalakan kambing mestinya bisa lebih unggul dalam melestarikan alam dan kecukupan pangan ketimbang menggembalakan sapi.

Bisa jadi belum semua ilmu dan teknologi itu kita temukan saat ini tetapi bila kita mengikuti petunjukNya dan sunnah nabiNya – insyaAllah kita tidak akan pernah tersesat selamanya. Amin.

Satu Solusi Untuk Semua…

Jum'at, 22 November 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Melalui pengucapan Nabiullah Ibrahim ‘Alaihi Salam dalam Al-Qur’an : “dan Dia Yang memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit Dialah Yang menyembuhkanku” (QS 26:79-80), kita diingatkan bahwa Yang memberi kita makan adalah juga Dia Yang memberi kita obat ketika kita sakit. Efektifitas satu solusi untuk semua  dalam dunia makanan dan pengobatan  ini hanya berlaku bila kita mengikuti petunjukNya.

Agar Tidak Menjadi Negeri Yang Buruk…

Rabu, 20 November 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kurang lebih tiga bulan mendalami dan mematangkan konsep negeri yang baik – Baldatun Thoyyibah – kami juga belajar tentang negeri yang buruk, agar tidak tejerumus kedalamnya. Konon salah satu indikator negeri yang buruk atau negeri yang akan terus mengalami kemunduran itu adalah bila suatu negeri gemar menanam tanaman yang tidak bisa dimakan.

Matematika Petani…

Selasa, 24 September 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di salah satu desa paling subur di Magelang - Jawa Tengah, lurah setempat mengaku tidak bisa membendung aliran penjualan tanah sawah para petani. Para petani lebih tertarik untuk menjual sawah-sawah mereka untuk sekedar membiayai anaknya masuk menjadi pegawai negeri, polisi atau tentara. Mengapa demikian ? dengan cara bertani konvensional, pendapatan petani memang tidak menarik. Tetapi petani bukan tanpa harapan, ada peluang besar menanti mereka.

Peluang Di Kebun Al-Qur’an…

Senin, 23 September 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sangat banyak saya menulis tentang pertanian umumnya dan Kebun Al-Qur’an khususnya karena buku ke 13 yang sedang saya persiapkan memang tentang Pertanian dan Al-Qur’an ini. Setelah sejumlah artikel terkait dengan urgensinya untuk mengatasi perbagai persoalan bangsa di bidang Pangan, Energi dan Air (FEW), maka kini giliran peluangnya untuk kita semua. Apa yang bisa saya dan Anda semua garap di bidang ini ?

Urusan Bahan Pokok…

Rabu, 4 September 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di negeri seperti negeri kita, dimana menurut survey McKinsey sekitar separuh penduduknya berdaya beli kurang dari US$ 2 per hari – porsi terbesar dari pendapatan masyarakatnya adalah digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Tidak mengherankan bila kemudian di negeri ini siapa yang menguasai bahan-bahan kebutuhan pokok – dialah yang menguasai ekonomi. Tetapi apa sebenarnya bahan-bahan kebutuhan pokok ini ?

Belajar Bertani Dari Negeri Perang…

Senin, 27 Mei 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam berbagai tulisan sebelumnya telah banyak saya ulas mengenai kurma, zaitun, anggur, delima, tin dan berbagai tanaman lain dalam Al-Qur’an. Tetapi dimana kita bisa belajar langsung tanaman-tanaman ini di habitat aslinya ? Dimana lagi kalau bukan di tempat-tempat yang juga disebutkan dalam Al-Qur’an ! Sayangnya negeri-negeri Syam yang secara khusus disebutkan keberkahannya ini lagi dalam kondisi perang, bisakah kita belajar bertani dari mereka ? InsyaAlah sangat bisa !

Kebunku Kebun Al-Qur’an…

Kamis, 2 Mei 2013
Oleh: Muhaimin Iqbal
Indahnya ilmu itu adalah bila dia dibagi, dia tidak berkurang tetapi malah bertambah. Itulah yang terjadi di situs ini, awalnya saya menulis sedikit tentang kebun. Kemudian para pembaca situs ini yang tahu lebih banyak menambahinya dengan ilmu-ilmu mereka. Ada yang menambahinya dari sisi perkebunan, science dan juga banyak yang menambahinya dengan Al-Qur’an. Maka pools of knowledge yang menggelinding seperti bola salju itu insyaAllah cukup untuk membuat grand design sebuah kebun yang tidak biasa, yaitu kebun yang berbasis Al-Qur’an. Apa isinya ?