Selasa, 10 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sewaktu
saya kecil sampai remaja, ketika bepergian naik bus sepanjang terminal
bisa mencium bau harumnya jeruk keprok. Dalam jarak beberapa meter harum
segarnya tomat juga tercium, bahkan krai – sejenis mentimun-pun
aromanya bisa sangat menggoda. Dimana sekarang aroma buah-buahan dan
sayur ini ? kapan terakhir kali Anda mencium aroma jeruk, tomat dan
mentimun ? kemana hilangnya aroma ini ? siapa yang menghilangkannya ?
Bisakah kita mengembalikan aroma buah dan sayur ini untuk anak cucu kita
?
Jum'at, 6 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bahwasanya
perbuatan baik atau amal shaleh itu nampak semakin langka di masyarakat
dapat kita saksikan buktinya hari-hari ini di televisi. Berita-berita
yang ada seputar begal saja seolah terintegrasi dari yang skala kecil
yang dilakukan preman kampung, sampai skala ibukota negeri dalam
permainan APBD – entah siapa yang memainkannya. Amal shaleh menjadi
langka karena makanan masyarakat yang tidak thoyyib dari sisi zat maupun
cara perolehannya. Dari mana kita bisa memperbaikinya ? salah satunya
adalah melalui apa yang saya sebut wakaf kreatif !
Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tinggi
batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa
pula sebaliknya biji kedelai menjadi sebesar bawang – keduanya
dimungkinkan. Yang jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut
berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita
ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang
dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal
sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.
Selasa, 3 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila kita mendengar kata inovasi, yang langsung terbayang adalah sesuatu yang canggih, sophisticated , njlimet dlsb.
Padahal inovasi bisa menyangkut hal-hal yang sederhana, yang kita
anggap sepele di sekitar kita – tetapi dari hal yang sederhana dan
sepele ini dihasilkan nilai yang baru. Inilah yang disebut inovasi
nilai, dan kita membutuhkannya di perbagai bidang kehidupan kita. Bidang
inovasi nilai ini bisa menjadi peluang terbesar bagi orang awam seperti
kita-kita yang bukan scientist dan bukan professional innovator.
Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Tinggi
batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa
pula sebaliknya biji kedelai menjadi sebesar bawang – keduanya
dimungkinkan. Yang jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut
berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita
ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang
dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal
sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.
Sabtu, 28 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila
zakat pada umumnya hanya sekitar 2.5 % sampai 10 % dari objek zakat,
wakaf bisa sebagian besar dari harta-harta terbaik wakif – orang yang
mewakafkan hartanya. Artinya bila kesadaran umat untuk berwakaf sama
dengan kesadaran untuk berzakat, akan ada sumber daya yang luar biasa
dari umat ini yang bisa digunakan untuk mengatasi perbagai persoalan
yang ada. Contoh-contoh yang sudah terjadi sepanjang sejarah kejayaan
Islam sangat banyak, tinggal kita copy-paste dan menyesuaikannya dengan
kebutuhan jaman ini.
Kamis, 26 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Aktivitas
kita sehari-hari setidaknya dapat kita golongkan menjadi tiga
tingkatan, yaitu yang berupa kewajiban, kebutuhan dan kenikmatan. Ini
berlaku hampir di semua aspek kehidupan, dalam hal pakaian, makanan,
maupun aspek-aspek lainnya. Dalam hal berpakaian misalnya, menutup aurat
adalah kewajiban. Memakai baju hangat di musim dingin adalah kebutuhan,
dan memakai baju bagus ketika hadir dalam acara tertentu adalah
kenikmatan. Bagaimana aplikasinya di bidang lainnya ?
Selasa, 24 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Beberapa
dasawarsa lalu kalau kita mendengar berita tentang perkelaian biasanya
terkait dengan pelajar SLTA, kini perkelaian itu meluas hingga anak
–anak SD yang mem-bully temannya, perkelahian antar anak-anak
SLTP maupun antar mahasiswa. Bahkan ‘perkelaian’ tingkat tinggi
disajikan bak tontonan sehari-hari di televisi, ‘perkelaian’ semacam ini
ada di gedung DPR dan di antar institusi negara yang seharusnya saling
kerjasama mengurusi dan menjaga rakyat. Apa yang sebenarnya terjadi
dengan bangsa ini ? dari mana meluruskan kembali benang kusut ini ?
Jum'at, 20 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Untuk
kesekian kalinya pekan lalu dalam acara Food Security Summit – 3 kita
mendengar visi pemerintah, bahwa negeri ini akan bisa swasembada pangan
dalam waktu tiga tahun. Visi seharusnya jelas, bisa dijabarkan detil ke
dalam misi, strategy dan sampai action plan. Tanpa
didetilkan, visi akan lebih mendekati mimpi – dan inilah yang terjadi
selama ini. Swasembada pangan dijadikan visi dari satu kampanye ke
kampanye, satu pemerintahan ke pemeritahan – tetapi hingga 70 tahun
merdeka kita belum juga swasembada pangan.
Selasa, 17 Februari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika
dunia sedang berpacu menghasilkan pangan berteknologi tinggi untuk
mengatasi kemahalan harga pangan khususnya daging, televisi di Indonesia
pekan lalu menghebohkan masyarakat dengan kasus pemalsuan daging bakso
dengan daging celeng. Masalahnya sama yaitu mahalnya harga daging,
reaksi mengatasinya yang berbeda – yang satu mengatasinya dengan ilmu
pengetahuan, yang satu mengatasinya dengan nafsu keserakahan. Di atas
ilmu pengetahuan itupun dibutuhkan iman, agar solusi-solusi masalah
kehidupan tidak berdampak malah membahayakan kehidupan itu sendiri.
Kamis, 12 Fenruari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Konon
di tengah ekonomi Amerika yang melemah beberapa tahun lalu, satu produk
dari Apple saja bisa berkontribusi mendongkrak GDP (Gross Domestic
Product) negeri itu hingga 0.5 %. Ini bisa menjadi inspirasi bagi
seluruh pihak yang terkait di negeri ini, bahwa GDP kita yang oleh World
Bank diperkirakan tahun ini hanya tumbuh 5.2 % - sebenarnya bisa
didongkrak hingga mencapai 5.7 % bila ada satu saja produk negeri ini
yang istilah anak mudanya bener-bener ‘killing !’ – produk yang massif,
yang dibeli/dikonsumsi begitu banyak orang. Saya melihat peluang itu ada di kedelai !
Rabu, 11 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam
suatu kunjungan ke Panorama – Musium Al-Fatih – Turki , saya
menyempatkan mampir di toko buku yang ada di dalam bangunan museum
tersebut. Sayangnya semua buku berbahasa Turki kecuali satu yang
berbahasa Inggris, yaitu buku berjudul Nasrettin Hoca (dibaca Ho-dja
yang artinya guru) - Hoca ini adalah tokoh humor dan satire di Turki
sejak abad ke 13. Cerita-cerita tentang Hoca yang penuh anecdote –
rupanya merupakan imaginasi kolektif bangsa Turki untuk mengatasi
masalah hidup yang berat dan kompleks dengan cara mentertawakannya.
Sabtu, 7 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam
dunia diet kita sering mendengar istilah kurangi lemak/minyak, kurangi
karbohidrat, kurangi gula – lantas kalau semua sumber energi dikurangi,
dari mana sumber energi untuk aktivitas kita ? apa ada yang perlu
ditambah ? Itulah protein ! Selain bertindak sebagai sumber energi,
protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak.
Kesadaran akan kebutuhan protein ini sedang bangkit di seluruh dunia, di
Indonesia saja diperkirakan nilai kebutuhan tambahan protein ini akan
bisa mencapai sekitar Rp 72 trilyun per tahun dalam dua tahun mendatang.
Tertarik untuk terlibat ?
Selasa, 3 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam industri keuangan yang saya tekuni hingga sewindu lalu, sukses penjualan biasanya diperoleh melalui presentasi face to face untuk meyakinkan klien atau calon klien dari satu kantor atau tempat pertemuan ke tempat pertemuan lainnya. Sewindu
terakhir saya sudah tidak lagi perlu melakukan presentasi untuk bisa
melakukan penjualan apa saja baik yang sifatnya produk maupun yang
sifatnya ide. Melalui blog atau situs seperti Gerai Dinar ini, saya bisa
membangun basis klien – yang tidak kalah dengan yang dahulu biasa saya
lakukan secara face to face.
Tidak lama lagi insyaAllah akan ada cara yang bahkan lebih efektif lagi
dari dua cara tersebut, salah satunya dengan teknologi Big Data !
Sabtu, 31 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Beberapa tahun lalu saya sering menulis tentang currency war,
tetapi saat itu perang mata uang itu masih terasa jauh karena
pemain-pemainnya bukan di sekitar kita. Saat itu yang berperang umumnya
adalah Dollar Amerika, Yen, Yuan, Euro, Ruble dlsb. yang rata-rata
negeri yang jauh dari kita. Hari-hari ini perang ini menjadi semakin
dekat karena negeri jiran kita – Singapore – yang selama ini mata
uangnya paling kuat, ikut-ikutan membuat kebijakan monetary easing yang menurunkan daya beli uangnya.
Kamis, 29 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam
dunia industri kita mengenal adanya standar industri, misalnya di
Indonesia dikenal Standar Nasional Indonesia (SNI). Dari produk alam
seperti air minum dan madu, sampai produk buatan seperti
mur dan baut – semua ada standarnya. Bisa dibayangkan bila pembuat mur
tidak membuatnya sesuai standar, maka mur tersebut tidak akan cocok
dengan baut yang dibuat sesuai standar. Sesungguhnya ada standar yang
lebih baik di seluruh bidang kehidupan kita, bila kita bisa penuhi
standar terbaik tersebut – maka insyaAllah kita juga akan bisa cocok
dengan kehidupan yang terbaik itu.
Senin, 26 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Dalam
suatu arisan keluarga besar yang komplit, saya dikejutkan oleh
kehadiran sejumlah ponakan laki-laki saya yang sangat tinggi-tinggi – di
sekitar 185 cm-an. Ini mengejutkan karena data terakhir orang Indonesia menurut situsnya www.averageheight.co tinggi
kita rata-rata hanya 158 cm atau 14 cm lebih rendah dari rata-rata
tinggi laki-laki di seluruh dunia yang berada pada angka 172 cm. Menurut
situs tersebut orang Indonesia memang yang paling pendek, sedangkan
yang paling tinggi adalah orang Belanda yang mencapai rata-rata 183.8
cm. Tetapi fakta ini mestinya bisa diperbaiki hanya dalam satu generasi
saja, bagaimana caranya ?
Kamis, 22 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ada
hikmah besar dibalik ketertinggalan rata-rata penduduk Indonesia dalam
mengkonsumsi daging – yang menurut FAO hanya mencapai 12.9 kg/th/kapita
sementara rata-rata penduduk dunia mengkonsumsi 41.9 kg/th/kapita. Dalam
pergeseran fokus sumber protein dari hewani ke nabati, rata-rata kita
akan jauh lebih siap ketimbang penduduk-penduduk negeri lain. Kita sudah
terbiasa lebih banyak mengkonsumsi protein nabati ketimbang hewani –
sementara penduduk-penduduk negeri lain masih harus belajar !
Senin, 19 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ada
dua hal yang mendorong harga emas naik hampir 8.5 % dalam satu bulan
terakhir dan bisa saja ini berlanjut. Pertama perubahan yang dipicu oleh
ketidak stabilan baru ekonomi dunia karena merosotnya harga minyak, dan
yang kedua disebabkan oleh apa yang disebut SNB (Swiss National Bank) Black Swan –
yaitu kejadian sangat langka/tidak terduga yang dilakukan oleh otoritas
moneter Swiss. Keduanya menjadi pelajaran sangat penting bagi negeri
ini – bila tidak ingin menjadi korban dari adanya perubahan-perubahan paradigma ini.
Jum'at, 16 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Mengangkat masalah itu mudah sedangkan memberi solusi itu yang sulit. Maka setelah saya angkat potensi resiko yang tidak diketahui (unknown risks) dari sumber protein utama negeri ini yaitu kedelai, saya juga harus berusaha semaksimal mungkin memberikan solusinya. Yang immediate
adalah bagaimana se-segera mungkin masyarakat bisa makan tahu dan tempe
yang bebas GMO. Bagi yang sudah merasa membutuhkan ini – Anda bisa
mulai mengkonsumsi Tahu Tempe DIY – yaitu Tahu Tempe Do It Yourself !
Rabu, 14 Januari 2015
Oleh: Muhaimin iqbal
Setelah kita belajar bersama bahaya makanan yang berbahan baku tanaman GMO,
lantas apa yang bisa kita lakukan ? Apakah kita akan berhenti makan
tahu dan tempe – makanan berprotein tinggi yang paling populer dan
terjangkau oleh masyarakat luas di negeri ini ? Bukan ini solusinya.
Justru kita harus menjadikannya ini peluang bagi negeri ini untuk
swasembada protein, juga peluang bagi kita semua untuk membangun usaha,
menciptakan lapangan kerja secara massal sekaligus memperbaiki kwalitas
generasi yang akan datang.
Senin, 12 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kita sering mendengar istilah you are what you eat –
Anda tergantung dari apa yang Anda makan. Kalimat yang sering digunakan
untuk iklan makanan ini sebenarnya bisa menjadi sangat menarik apabila
kita pahami makna yang sesungguhnya. Bahwa kita sangat dipengaruhi oleh
apa yang kita makan, maka Allah-pun memerintahkan kita untuk
memperhatikan makanan kita (QS 80 : 24). Kalau saja kita bener-bener
melaksanakan satu perintah ini, kita akan rela mati-matian untuk
memperjuangkan swasembada pangan kita sendiri. Mengapa ?
Sabtu, 10 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Alhamdulillah sekolah yang mengutamakan Iman, Al-Qur'an dan Kemandirian – Kuttab Al-Fatih yang kami rintis hampir tiga tahun lalu, kini
telah hadir di 10 kota. Bahkan kini telah dilengkapi juga tingkat
lanjutannya Madrasah Al-Fatih yang target lulusannya hafal Al-Qur’an 30
Juz, hafal sekitar 1,500 hadits-hadits utama dan mandiri di usia belia
(sekitar 18 tahun). Dengan lebih dari 100 orang guru yang
telah bergabung dan masih sekitar 150 lagi dalam proses pendidikan,
itupun belum cukup untuk mengakomodasi semua minat masyarakat – oleh
sebab itu yang ingin mendaftarkan anaknya harap bergegas.
Jum'at, 9 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Food security atau keamanan pangan yang kini menjadi issue global
perlu diwaspadai dan disikapi secara cerdas. Salah sikap akan
menyebabkan salah tindak, sehingga upaya untuk membangun ketahanan
pangan bisa salah sasaran. Problem Indonesia yang utama di bidang
keamanan pangan ini sebenarnya bukan pangan secara keseluruhan, tetapi
pangan secara specific – yaitu utamanya protein. Maka top priority – yang berarti juga top opportunity – seharusnya lebih fokus pada produksi protein ini.
Kamis, 8 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sebenarnya
ada petunjuk yang sangat detil dan jelas untuk setiap problem kehidupan
kita, hanya saja kita sering abai terhadap petunjuk tersebut. Dalam hal
pangan misalnya, negeri agraris yang sudah hampir berusia 70 tahun ini
masih jungkir-balik untuk sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri saja
yang belum juga kesampaian – apalagi membantu orang lain yang negerinya
gersang. Lantas bagaimana seharusnya kebutuhan mendasar kita dalam hal pangan ini dipenuhi ?
Selasa, 6 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Kekuatan
perdagangan umat ini di masa lalu antara lain terungkap dalam Seminar
Numismatika Bank Indonesia 27 Oktober 2009 yang membahas sejarah mata
uang Indonesia. Sekitar satu setengah abad setelah VOC merajalela di
Nusantara ini, VOC akhirnya memperoleh persetujuan dari Kerajaan Mataram
untuk mencetak uangnya sendiri. Uang itu kemudian diberi nama Derham
Djawi dan di kedua sisinya bertuliskan huruf Arab. Inilah menariknya,
mengapa harus diberi nama Derham dan mengapa harus ditulis dengan huruf
Arab ?
Senin, 5 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika
hendak menciptakan makhluk yang sangat kecil bernama manusia, Allah
memberitahu ciptaanNya yang lebih dahulu bahwa manusia ini akan diberi
misi yang sangat besar – yaitu sebagai khalifah, wakilNya, sebagai
pemimpin atau penguasa bumi (QS 2:30). Di ayat lain juga dijelaskan
manusia memiliki tugas untuk memakmurkan bumi (QS 11:61), dan juga
sebagai penjaga keseimbangan di alam semesta (QS 55 : 8-9).
Pertanyaannya adalah dengan apa manusia yang sangat kecil ini bisa
mengemban misi yang begitu besar ?
Jum'at, 6 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bisa jadi ada hikmah besar di balik minimnya anggaran pemerintah dan enggannya bank –bank membiayai sektor pertanian,
yaitu kita diberi kesempatan agar produksi makanan kita tidak tercampur
dengan pembiayaan ribawi. Tantangannya kemudian adalah dari mana sektor
ini akan mendapatkan kapitalnya bila tidak dari pemerintah dan tidak
dari bank ? Bisa dari masyarakat langsung seperti yang kita lakukan
rame-rame di project iGrow atau melalui pembiayaan yang aman tetapi belum banyak dikenal seperti pembiayaan Sistem Resi Gudang.
Rabu, 24 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Di
sebuah hotel di Bali saya penasaran melihat ada menu makanan yang
mereka sebut Jukut Kelor, maka langsung saya pesan. Tidak seberapa lama
si pramu saji datang dengan sop daun kelor yang sangat segar. Esuk
paginya ketika keluar dari kamar, saya melihat ada pohon kelor tegak di
samping restoran. Saya bertanya ke pegawai yang lagi bersih-bersih, dari
pohon inikah sop yang saya makan tadi malam ? Diapun membenarkan. Sop
itu berharga Rp 35,000 dan hanya membutuhkan kira-kira segenggam daun
kelor yang dipetik dari pohonnya langsung !
Senin, 22 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Sekitar setengah tahun lalu dalam tulisan “Udara Bersih : Dagangan Baru Era MEA” saya menulis tentang konsep Active Tourism –
atau wisata aktif. Pelancong bukan hanya menikmati keindahan yang sudah
ada di bumi atau hasil peradaban masa lalu, tetapi ikut aktif membangun
keindahan masa kini. Alhamdulillah program ini sudah mulai berjalan,
bahkan diantaranya jalan di bagian negeri ini yang menjadi etalase dunia
yaitu Bali.
Kamis, 18 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bagi
Anda yang telah memutuskan untuk membangun usaha sendiri, atau bahkan
sudah memulainya – Anda pasti sudah tahu segala konsekwensi dari
keputusan besar Anda. Anda bekerja dengan keringat dan bahkan kadang
juga air mata, sendirian – tidak ada yang bisa di blame dan tidak ada tempat untuk melempar tanggung jawab. Maka untuk ini Anda butuh bekal yang kokoh, butuh teman untuk share dan
menguji ide-ide besar Anda siap-tidaknya diwujudkan. Untuk inilah
Startup Academy kami lahirkan dengan program perdananya Startup Basic –
24 Hours Program.
Kamis, 18 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila
ada produk industri legal yang sangat massif di dunia tetapi
penggunaaannya diupayakan ditekan juga oleh lembaga-lembaga resmi di
dunia – maka produk itu adalah gula putih. Tahun 2012 United Nation World Health Assembly mencanangkan untuk menurunkan angka kematian dari apa yang mereka sebut Non Communicable Diseases (NCDs)
25 % pada tahun 2025. Saat ini sekitar 35 juta orang meninggal karena
NCDs ini diantaranya jantung, diabetes , cancer dlsb setiap tahunnya.
Lantas mengapa penggunaan gula putih ikut ditekan ?
Rabu, 17 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Makanan bagi kaum muslimin di jaman penuh fitnah ini tidak lagi cukup halalan- thoyyiban tetapi juga harus azkaa- tha’aaman – makanan yang paling murni. Makanan yang paling banyak dikonsusmi dan digemari kaum muslimin sehari-hari seperti tahu dan tempe – insyaAllah adalah makanan yang halalan thoyyiban,
tetapi karena diproduksi dari kedelai impor – yang hampir dapat
dipastikan kedelai GMO – maka tahu dan tempe standar kita sudah bukan
lagi makanan yang paling murni. Ini sebenarnya peluang besar bagi negeri
ini dan kaum muslimin untuk mulai mengurusi makanannya sendiri.
Senin, 15 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bahwasanya
air dijual – belikan itu sudah dilakukan oleh Yahudi sejak jaman Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan bahkan juga sebelumnya. Kaum Muhajirin
yang terbiasa memperoleh air gratis dari air Zam-Zam di Mekkah, menjadi
tambah berat beban hidupnya ketika air-pun harus dibelinya setiba mereka
hijrah ke Madinah. Tetapi ini tidak berlangsung lama karena setelah itu
air bisa digratiskan kembali, bagaimana caranya ? tidakkah kita ingin
belajar untuk menggratiskan air ini ?
Jum'at, 12 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Bila di Amerika startup itu bisa sampai membuat spaceport –
lapangan terbang untuk perjalanan ke luar angkasa – hanya untuk
berwisata, startup di negeri ini bisa tidak kalah menariknya karena
berurusan dengan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, energi dan air
atau yang lebih dikenal dengan FEW (Food, Energy and Water). Startup
adalah usaha baru yang (diharapkan) tumbuh dengan cepat untuk menjadi
besar, bagaimana memulainya ?
Kamis, 11 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Anda
yang setiap hari terjebak dalam kemacetan kota Jakarta dan sekitarnya
pasti sudah hafal dengan bau asap kemacetan yang semakin menyengat –
karena kemacetan yang semakin parah. Dengan sedikit kreatifitas dalam
meng-optimalkan energi terbarukan dari dalam negeri, bau asap kendaraan
bermotor tersebut dengan teknologi yang ada saat ini bisa berubah
menjadi aroma kopi – kok bisa ? Sebuah riset di University of Nevada –
AS menghasilkan sebuah proposal yang menarik bagi negeri
penghasil kopi seperti Indonesia. Di dalam biji kopi mengandung 11-20 %
minyak yang bisa menjadi biodiesel.
Rabu, 10 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Beberapa
hari lalu chairman of Indonesia Petroleum Association – organisasi yang
menaungi 58 operator minyak dan gas besar di Indonesia – menyatakan
bahwa Indonesia akan menjadi negeri pengimpor energi terbesar pada tahun
2019. Dengan produksi yang hanya 798,000 barrels oil per day (bopd),
konsumsi kita kini sudah mencapai 1.6 juta bopd dan terus meningkat.
Ketergantungan kita pada impor energi yang semakin besar akan bisa
mengganggu kedaulatan negeri ini secara keseluruhan. Apa yang bisa kita
perbuat ?
Selasa, 9 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
Ketika
lebah pekerja keluar sarang untuk mencari makan bagi koloninya, dia
sesungguhnya mencari nectar (madu bunga) dari bunga-bunga yang
dikunjunginya. Tetapi dalam pencarian ini kaki-kaki lebah menginjak
pollen (serbuk sari) yang kemudian ikut terbawa kemana lebah pergi,
ketika dia hinggap di bunga yang lain dia juga meninggalkan sebagian
pollen yang terbawa di kakinya tersebut. Dari situlah awal terjadinya
pembuahan, yang nantinya akan berujung pada lahirnya tanaman baru.
Sambil mencari makan lebah juga melahirkan sumber makanan berikutnya,
inilah contoh keseimbangan yang berkelanjutan.