Komitmen GDM



Rabu, 25 Maret 2015
Oleh: Umi Rohimah
Dinar dan Dirham, betapa seringnya kedua kata itu saya dengar dulu di masa kanak-kanak saat guru ngaji menceritakan suatu riwayat dari masa lampau. Seiring bertambahnya usia hingga umur 40 tahunan, pemahaman tentang Dinar dan Dirham masih sama bahwa keduanya adalah mata uang zaman dulu. Hingga suatu hari pada awal 2011 saya melihat salah seorang anak buah suami sedang mengecek akun m-dinarnya. Ternyata dia sudah mengenal Dinar sejak 2008 saat harganya masih sejuta sekian. Dia mencari di internet untuk mahar yang unik dan dia menemukan Dinar.

Big Data, Big Threats and Big Opportunities

Selasa, 24 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila selama ini di pagi hari Anda dibangunkan oleh alarm HP Anda, itu biasa karena Anda telah set alarm tersebut untuk bunyi pada jam tertentu. Bila di siang hari reminder telephone Anda berbunyi lagi, itu juga biasa karena reminder-nya Anda set untuk mengingatkan Anda pada event tertentu. Tidak lama lagi Anda akan bisa dibangunkan oleh HP Anda tanpa Anda perlu men-set alarm-nya, dan diingatkan oleh handphone Anda juga tanpa Anda perlu set sebelumnya reminder HP Anda tersebut – dan lebih jauh dari itu. 

Meningkatkan Kecerdasan Rata-Rata

Senin, 23 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sebuah studi terhadap IQ rata-rata dari 113 negara yang dilakukan oleh Richard Lynn dan Tatu Vanhanen beberapa tahun lalu menempatkan rata-rata IQ kita pada urutan ke 20, sementara itu Singapore, Korea Selatan dan Jepang masing-masing di urutan 1,2 dan 3. Pada urutan ke 20 ini IQ kita berada pada angka 88, yaitu masih berada pada range rata-rata normal antara 85 – 115. Bisakah angka IQ rata-rata ini ditingkatkan secara massal ? InsyaAllah bisa ! 

Penguin Di Tanah Tropis

Jum'at, 20 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sekeluarga burung penguin terbawa arus sampai ke tanah tropis, dijumpainya bumi yang panas namun indah berwarna-warni. Di negerinya mereka hanya melihat dua warna yaitu hitam dan putih, hitam adalah warna punggung teman-temannya sedangkan putih adalah warna alamnya (es) sejauh mata memandang.  Melihat keindahan warna bangsa burung tropis, anak penguin bertanya kepada bapaknya : “ Ayah bisakah aku tumbuh seperti mereka, bersayap lebar warna-warni dan bisa terbang di antara pohon-pohon yang tinggi ?

Ayah penguin ragu sejenak, kemudian menjawab dengan bijak ke anaknya : “Tidak anakku, tetapi itu bukan masalah. Kemerdekaan kita bukan pada kemampuan kita terbang tinggi, dan keindahan kita juga bukan karena gemerlapnya tatawarna. Kemerdekaan kita ada pada keterbukaan pikiran kita untuk menerima pemikiran(ide) saudara-saudara kita, keindahan kita ada pada hati kita yang menerima dan mensyukuri pemberianNya”.


Dialog di atas hanyalah imajinasi saya, membayangkan apa jadinya ketika burung-burung penguin datang ke negeri ini dan menyaksikan keragaman alam kita. Belajar dari bangsa burung ini termasuk yang dicontohkan di dalam Al-Qur’an.

Bangsa burung adalah binatang yang sangat banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, saya menemukan setidaknya ada 20 ayat yang menyebutkannya dalam berbagai konteks. Bahkan ada dua ayat yang sangat spesifik menggambarkan burung-burung itu seperti kita.

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS 6:38)

Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS 24:41)

Lalu dialog tersebut berlanjut, penguin kecil masih belum paham tentang keindahan yang ada dalam baju hitam putihnya. Dia bertanya lagi ke bapaknya : “Tetapi ayah, dimana keindahan kita ketika warna kita hanya hitam dan putih, dimana kebanggaan kita ketika kita tidak bisa terbang tinggi ?

Seolah ayahnya memahami ayat-ayatNya yang ditujukan untuk bangsa manusia tersebut di atas : “Begini anakku, lihatlah ke bangsa manusia – makhluk yang diciptakanNya paling sempurna diantara makhluk-makhlukNya. Merekapun disuruh belajar kepada bangsa kita bangsa burung. Bahkan golongan masyarakat mereka yang terpandang, para pemimpin-pemimpin mereka suka sekali berusaha meniru gaya hidup kita”.

Masyarakat Penguin
Anak penguin semakin penasaran, : “ Meniru kita ayah ?”. Dengan mantap sang ayah menjawab : “Benar, mereka berusaha meniru kita tetapi tidak banyak yang berhasil”. “Lihatlah para pemimpin dan golongan yang makmur diantara mereka, mereka suka sekali memakai baju kita – baju hitam putih (maksudnya jas !). Tetapi mereka tidak bisa disiplin seperti kita-kita. Dengan baju hitam putihnya, di rapat-rapat mereka berantem bahkan sampai menggulingkan meja – hanya baju kita  saja yang mereka bisa tiru tetapi tidak perilaku kita.”

Sang ayah penguin belum puas meng-edukasi anaknya tentang bangsa manusia ini : “Sementara kita bahagia, hidup rukun dengan rakyat kita yang semua berbaju hitam putih  - baju hitam putih mereka hanya untuk segolong yang elit di masyarakat mereka. Baju-baju hitam putih mereka dibeli dengan uang rakyat yang tidak mampu membeli baju hitam-putih, dan ironinya lagi – baju-baju hitam putih tersebut seolah mejadikan mereka berwenang untuk bicara atas nama rakyat mereka, demi rakyat mereka – padahal realitanya adalah atas nama kepentingan mereka sendiri, demi mengamankan diri atau kelompoknya sendiri-sendiri”.  Ayah penguin masih melanjutkan : " Generasi pertama mereka anak Adam berhasil meniru perilaku bangsa kita - bangsa burung dalam menguburkan saudaranya. Tetapi generasi kini mereka gagal meniru kita dalam bermasyarakat, dalam bersidang dlsb."

Si penguin kecil manggut-manggut memahami nasihat ayahnya, dia tidak lagi ingin menjadi burung aneka warna yang bisa terbang tinggi. Si penguin kecil sadar bahwa  makhluk yang paling sempurna-pun tetap diminta untuk belajar dari bangsa burung, bahkan golongan elit dari makhluk yang paling sempurna ini berusaha meniru busana para penguin tetapi kebanyakan mereka gagal dalam meniru perilakunya dalam bermasyarakat .

Mungkin karena rasa malu yang hanya bisa merubah baju tetapi tidak bisa merubah perilaku inilah bangsa manusia sekarang mulai juga menanggalkan baju para penguin, kembali kepada bajunya yang asli berwarna-warni – batik maksudnya !

Business Model Tahu

Rabu, 18 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbaltahu,
 
Dalam suatu ceramah saya mengutip perintah kepada para Rasul untuk makan makanan yang thoyyibaat (baik/murni) mendahului perintah untuk beramal shaleh (QS 23:51) , juragan tahu yang hadir pada majlis tersebut-pun angkat bicara. Menurutnya amat sangat sulit standard makanan thoyyibaat ini dicapai saat ini, mulai dari kedelainya yang hampir pasti kedelai impor yang GMO sampai prosesnya yang nyaris tidak mungkin tidak memakai pengawet dlsb. Padahal justru disinilah peluang itu hadir untuk yang bisa mengatasinya ! 

Bersaing Dengan Over Supply

Senin, 16 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Teori ekonomi yang melandaskan pada sumber daya yang terbatas, nampaknya memang perlu mulai dikaji ulang. Pertama karena janji Allah akan kecukupan rezeki bagi seluruh makhlukNya, kedua karena hal ini juga terbukti secara empiris dalam perdagangan global saat ini. Sumber-sumber ekonomi berupa modal, tenaga kerja dan kapasitas produksi itu nampak sungguh berlebihan sehingga kita sebenarnya bukan berebut untuk menguasainya, tetapi berebut untuk bisa menggunakannya.

GDP, Food Miles Dan 7 Tanah

Kamis, 12 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Mengimpor  bahan makanan dari tempat yang sangat jauh seperti perjalanan gandum dan kedelai yang kita makan adalah buruk bagi ekonomi karena menguras devisa dan menurunkan GDP. Buruk bagi lingkungan karena semakin jauh makanan perlu diangkut dari tempat produksi sampai tempat konsumsi - semakin banyak pula dihabiskan bahan bakar yang merusak lingkungan, jejak perjalanan bahan makanan inilah yang disebut food miles. Yang belum banyak kita ketahui adalah sangat bisa jadi makanan yang didatangkan dari tempat yang jauh itu juga buruk bagi kesehatan.
  

Buah Dan Sayur Yang Tidak Lagi Ber-aroma

Selasa, 10 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sewaktu saya kecil sampai remaja, ketika bepergian naik bus sepanjang terminal bisa mencium bau harumnya jeruk keprok. Dalam jarak beberapa meter harum segarnya tomat juga tercium, bahkan krai – sejenis mentimun-pun aromanya bisa sangat menggoda. Dimana sekarang aroma buah-buahan dan sayur ini ? kapan terakhir kali Anda mencium aroma jeruk, tomat dan mentimun ? kemana hilangnya aroma ini ? siapa yang menghilangkannya ? Bisakah kita mengembalikan aroma buah dan sayur ini untuk anak cucu kita ?

Integrasi Wakaf Dalam Ecosystem Ekonomi

Jum'at, 6 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bahwasanya perbuatan baik atau amal shaleh itu nampak semakin langka di masyarakat dapat kita saksikan buktinya hari-hari ini di televisi. Berita-berita yang ada seputar begal saja seolah terintegrasi dari yang skala kecil yang dilakukan preman kampung, sampai skala ibukota negeri dalam permainan APBD – entah siapa yang memainkannya. Amal shaleh menjadi langka karena makanan masyarakat yang tidak thoyyib dari sisi zat maupun cara perolehannya. Dari mana kita bisa memperbaikinya ? salah satunya adalah melalui apa yang saya sebut wakaf kreatif !

Memperbaiki Semampu Yang Kita Bisa

Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal


Tinggi batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa pula sebaliknya biji kedelai  menjadi sebesar bawang – keduanya dimungkinkan. Yang  jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.

Inovasi Nilai

Selasa, 3 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila kita mendengar kata inovasi, yang langsung terbayang adalah sesuatu yang canggih, sophisticated njlimet dlsb. Padahal inovasi bisa menyangkut hal-hal yang sederhana, yang kita anggap sepele di sekitar kita – tetapi dari hal yang sederhana dan sepele ini dihasilkan nilai yang baru. Inilah yang disebut inovasi nilai, dan kita membutuhkannya di perbagai bidang kehidupan kita. Bidang inovasi nilai ini bisa menjadi peluang terbesar bagi orang awam seperti kita-kita yang bukan scientist dan bukan professional innovator.

Memperbaiki Semampu Yang Kita Bisa

Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Tinggi batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa pula sebaliknya biji kedelai  menjadi sebesar bawang – keduanya dimungkinkan. Yang  jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.

Membangkitkan Kembali Sumber Daya Wakaf

Sabtu, 28 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila zakat pada umumnya hanya sekitar 2.5 % sampai 10 % dari objek zakat, wakaf bisa sebagian besar dari harta-harta terbaik wakif – orang yang mewakafkan hartanya. Artinya bila kesadaran umat untuk berwakaf sama dengan kesadaran untuk berzakat, akan ada sumber daya yang luar biasa dari umat ini yang bisa digunakan untuk mengatasi perbagai persoalan yang ada. Contoh-contoh yang sudah terjadi sepanjang sejarah kejayaan Islam sangat banyak, tinggal kita copy-paste dan menyesuaikannya dengan kebutuhan jaman ini.

Antara Kewajiban, Kebutuhan dan Kenikmatan

Kamis, 26 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Aktivitas kita sehari-hari setidaknya dapat kita golongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu yang berupa kewajiban, kebutuhan dan kenikmatan. Ini berlaku hampir di semua aspek kehidupan, dalam hal pakaian, makanan, maupun aspek-aspek lainnya. Dalam hal berpakaian misalnya, menutup aurat adalah kewajiban. Memakai baju hangat di musim dingin adalah kebutuhan, dan memakai baju bagus ketika hadir dalam acara tertentu adalah kenikmatan. Bagaimana aplikasinya di bidang lainnya ?


Lelaki Dan Benang Kusut

Selasa, 24 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Beberapa dasawarsa lalu kalau kita mendengar berita tentang perkelaian biasanya terkait dengan pelajar SLTA, kini perkelaian itu meluas hingga anak –anak SD yang mem-bully temannya, perkelahian antar anak-anak SLTP maupun antar mahasiswa. Bahkan ‘perkelaian’ tingkat tinggi disajikan bak tontonan sehari-hari di televisi, ‘perkelaian’ semacam ini ada di gedung DPR dan di antar institusi negara yang seharusnya saling kerjasama mengurusi dan menjaga rakyat. Apa yang sebenarnya terjadi dengan bangsa ini ? dari mana meluruskan kembali benang kusut ini ? 

Agar Visi Bukan Sekedar Mimpi

Jum'at, 20 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Untuk kesekian kalinya pekan lalu dalam acara Food Security Summit – 3 kita mendengar visi pemerintah, bahwa negeri ini akan bisa swasembada pangan dalam waktu tiga tahun. Visi seharusnya jelas, bisa dijabarkan detil ke dalam misi, strategy dan sampai action plan. Tanpa didetilkan, visi akan lebih mendekati mimpi – dan inilah yang terjadi selama ini. Swasembada pangan dijadikan visi dari satu kampanye ke kampanye, satu pemerintahan ke pemeritahan – tetapi hingga 70 tahun merdeka kita belum juga swasembada pangan.


Food 2.0 : Daging Analog

Selasa, 17 Februari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ketika dunia sedang berpacu menghasilkan pangan berteknologi tinggi untuk mengatasi kemahalan harga pangan khususnya daging, televisi di Indonesia pekan lalu menghebohkan masyarakat dengan kasus pemalsuan daging bakso dengan daging celeng. Masalahnya sama yaitu mahalnya harga daging, reaksi mengatasinya yang berbeda – yang satu mengatasinya dengan ilmu pengetahuan, yang satu mengatasinya dengan nafsu keserakahan. Di atas ilmu pengetahuan itupun dibutuhkan iman, agar solusi-solusi masalah kehidupan tidak berdampak malah membahayakan kehidupan itu sendiri. 

Pak Timin dan GDP Nasional

Kamis, 12 Fenruari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Konon di tengah ekonomi Amerika yang melemah beberapa tahun lalu, satu produk dari Apple saja bisa berkontribusi mendongkrak GDP (Gross Domestic Product) negeri itu hingga 0.5 %. Ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh pihak yang terkait di negeri ini, bahwa GDP kita yang oleh World Bank diperkirakan tahun ini hanya tumbuh 5.2 % - sebenarnya bisa didongkrak hingga mencapai 5.7 % bila ada satu saja produk negeri ini yang istilah anak mudanya bener-bener ‘killing !’ – produk yang massif, yang dibeli/dikonsumsi begitu banyak orang.  Saya melihat peluang itu ada di kedelai ! 

Nasrettin Hoca

Rabu, 11 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal 

Dalam suatu kunjungan ke Panorama – Musium Al-Fatih – Turki , saya menyempatkan mampir di toko buku yang ada di dalam bangunan museum tersebut. Sayangnya semua buku berbahasa Turki kecuali satu yang berbahasa Inggris, yaitu buku berjudul Nasrettin Hoca (dibaca Ho-dja yang artinya guru) - Hoca ini adalah tokoh humor dan satire di Turki sejak abad ke 13. Cerita-cerita tentang Hoca yang penuh anecdote – rupanya merupakan imaginasi kolektif bangsa Turki untuk mengatasi masalah hidup yang berat dan kompleks dengan cara mentertawakannya.


Nilai Dan Harga Protein

Sabtu, 7 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Dalam dunia diet kita sering mendengar istilah kurangi lemak/minyak, kurangi karbohidrat, kurangi gula – lantas kalau semua sumber energi dikurangi, dari mana sumber energi untuk aktivitas kita ? apa ada yang perlu ditambah ? Itulah protein ! Selain bertindak sebagai sumber energi, protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. Kesadaran akan kebutuhan protein ini sedang bangkit di seluruh dunia, di Indonesia saja diperkirakan nilai kebutuhan tambahan protein ini akan bisa mencapai sekitar Rp 72 trilyun per tahun dalam dua tahun mendatang. Tertarik untuk terlibat ?

Big Data Di Belantara Informasi

Selasa, 3 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Dalam industri keuangan yang saya tekuni hingga sewindu lalu, sukses penjualan biasanya diperoleh melalui presentasi face to face untuk meyakinkan klien atau calon klien dari satu kantor atau tempat pertemuan ke tempat pertemuan lainnya.  Sewindu terakhir saya sudah tidak lagi perlu melakukan presentasi untuk bisa melakukan penjualan apa saja baik yang sifatnya produk maupun yang sifatnya ide. Melalui blog atau situs seperti Gerai Dinar ini, saya bisa membangun basis klien – yang tidak kalah dengan yang dahulu biasa saya lakukan secara face to face. Tidak lama lagi insyaAllah akan ada cara yang bahkan lebih efektif lagi dari dua cara tersebut, salah satunya dengan teknologi Big Data !

Currency War : Belanda Tidak Lagi Jauh

Sabtu, 31 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Beberapa tahun lalu saya sering menulis tentang currency war, tetapi saat itu perang mata uang itu masih terasa jauh karena pemain-pemainnya bukan di sekitar kita. Saat itu yang berperang umumnya adalah Dollar Amerika, Yen, Yuan, Euro, Ruble dlsb. yang rata-rata negeri yang jauh dari kita. Hari-hari ini perang ini menjadi semakin dekat karena negeri jiran kita – Singapore – yang selama ini mata uangnya paling kuat, ikut-ikutan membuat kebijakan monetary easing yang menurunkan daya beli uangnya.

Manusia Standar

Kamis, 29 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dalam dunia industri kita mengenal adanya standar industri, misalnya di Indonesia dikenal Standar Nasional Indonesia (SNI). Dari produk alam seperti air  minum dan madu, sampai produk buatan seperti mur dan baut – semua ada standarnya. Bisa dibayangkan bila pembuat mur tidak membuatnya sesuai standar, maka mur tersebut tidak akan cocok dengan baut yang dibuat sesuai standar. Sesungguhnya ada standar yang lebih baik di seluruh bidang kehidupan kita, bila kita bisa penuhi standar terbaik tersebut – maka insyaAllah kita juga akan bisa cocok dengan kehidupan yang terbaik itu.

Auxology

Senin, 26 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dalam suatu arisan keluarga besar yang komplit, saya dikejutkan oleh kehadiran sejumlah ponakan laki-laki saya yang sangat tinggi-tinggi – di sekitar 185  cm-an. Ini mengejutkan karena data terakhir orang Indonesia menurut situsnya www.averageheight.co tinggi kita rata-rata hanya 158 cm atau 14 cm lebih rendah dari rata-rata tinggi laki-laki di seluruh dunia yang berada pada angka 172 cm. Menurut situs tersebut orang Indonesia memang yang paling pendek, sedangkan yang paling tinggi adalah orang Belanda yang mencapai rata-rata 183.8 cm. Tetapi fakta ini mestinya bisa diperbaiki hanya dalam satu generasi saja, bagaimana caranya ?

Matematika Protein

Kamis, 22 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ada hikmah besar dibalik ketertinggalan rata-rata penduduk Indonesia dalam mengkonsumsi daging – yang menurut FAO hanya mencapai 12.9 kg/th/kapita sementara rata-rata penduduk dunia mengkonsumsi 41.9 kg/th/kapita. Dalam pergeseran fokus sumber protein dari hewani ke nabati, rata-rata kita akan jauh lebih siap ketimbang penduduk-penduduk negeri lain. Kita sudah terbiasa lebih banyak mengkonsumsi protein nabati ketimbang hewani – sementara penduduk-penduduk negeri lain masih harus belajar ! 

Emas Dan Sinyal Perubahan Ekonomi Dunia


Senin, 19 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ada dua hal yang mendorong harga emas naik hampir 8.5 % dalam satu bulan terakhir dan bisa saja ini berlanjut. Pertama perubahan yang dipicu oleh ketidak stabilan baru ekonomi dunia karena merosotnya harga minyak, dan yang kedua disebabkan oleh apa yang disebut SNB (Swiss National Bank) Black Swan – yaitu kejadian sangat langka/tidak terduga yang dilakukan oleh otoritas moneter Swiss. Keduanya menjadi pelajaran sangat penting bagi negeri ini – bila tidak ingin  menjadi korban dari adanya perubahan-perubahan paradigma ini.


Tahu Tempe DIY

Jum'at, 16 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Mengangkat masalah itu mudah sedangkan memberi solusi itu yang sulit. Maka setelah saya angkat potensi resiko yang tidak diketahui (unknown risks) dari sumber protein utama negeri ini yaitu kedelai, saya juga harus berusaha  semaksimal mungkin memberikan solusinya. Yang immediate adalah bagaimana se-segera mungkin masyarakat bisa makan tahu dan tempe yang bebas GMO. Bagi yang sudah merasa membutuhkan ini – Anda bisa mulai mengkonsumsi Tahu Tempe DIY – yaitu Tahu Tempe Do It Yourself ! 

Industri Non-GMO : Membangun Usaha dan Memperbaiki Generasi

Rabu, 14 Januari 2015
Oleh: Muhaimin iqbal

Setelah kita  belajar bersama bahaya makanan yang berbahan baku tanaman GMO, lantas apa yang bisa kita lakukan ? Apakah kita akan berhenti makan tahu dan tempe – makanan berprotein tinggi yang paling populer dan terjangkau oleh masyarakat luas di negeri ini ? Bukan ini solusinya. Justru kita harus menjadikannya ini peluang bagi negeri ini untuk swasembada protein, juga peluang bagi kita semua untuk membangun usaha, menciptakan lapangan kerja secara massal sekaligus memperbaiki kwalitas generasi yang akan datang. 

Unknown Risks

Senin, 12 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Kita sering mendengar istilah you are what you eat – Anda tergantung dari apa yang Anda makan. Kalimat yang sering digunakan untuk iklan makanan ini sebenarnya bisa menjadi sangat menarik apabila kita pahami makna yang sesungguhnya. Bahwa kita sangat dipengaruhi oleh apa yang kita makan, maka Allah-pun memerintahkan kita untuk memperhatikan makanan kita (QS 80 : 24). Kalau saja kita bener-bener melaksanakan satu perintah ini, kita akan rela mati-matian untuk memperjuangkan swasembada pangan kita sendiri. Mengapa ? 

Kuttab Al-Fatih Di 10 Kota

Sabtu, 10 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Alhamdulillah sekolah yang mengutamakan Iman, Al-Qur'an dan Kemandirian – Kuttab Al-Fatih yang kami rintis hampir tiga tahun lalu,  kini telah hadir di 10 kota. Bahkan kini telah dilengkapi juga tingkat lanjutannya Madrasah Al-Fatih yang target lulusannya hafal Al-Qur’an 30 Juz, hafal sekitar 1,500 hadits-hadits utama dan mandiri di usia belia (sekitar 18 tahun).  Dengan lebih dari 100 orang guru yang telah bergabung dan masih sekitar 150 lagi dalam proses pendidikan, itupun belum cukup untuk mengakomodasi semua minat masyarakat – oleh sebab itu yang ingin mendaftarkan anaknya harap bergegas. 

Protein Strategy

Jum'at, 9 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Food security atau keamanan pangan yang kini menjadi issue global perlu diwaspadai dan disikapi secara cerdas. Salah sikap akan menyebabkan salah tindak, sehingga upaya untuk membangun ketahanan pangan bisa salah sasaran. Problem Indonesia yang utama di bidang keamanan pangan ini sebenarnya bukan pangan secara keseluruhan, tetapi pangan secara specific – yaitu utamanya protein. Maka top priority – yang berarti juga top opportunity – seharusnya lebih fokus pada produksi protein ini. 

Biji-Bijian Yang Dimakan

Kamis, 8 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Sebenarnya ada petunjuk yang sangat detil dan jelas untuk setiap problem kehidupan kita, hanya saja kita sering abai terhadap petunjuk tersebut. Dalam hal pangan misalnya, negeri agraris yang sudah hampir berusia 70 tahun ini masih jungkir-balik untuk sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri saja yang belum juga kesampaian – apalagi membantu orang lain yang negerinya gersang.  Lantas bagaimana seharusnya kebutuhan mendasar kita dalam hal pangan ini dipenuhi ? 

Ayo Berdagang Kembali

Selasa, 6 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Kekuatan perdagangan umat ini di masa lalu antara lain terungkap dalam Seminar Numismatika Bank Indonesia 27 Oktober 2009 yang membahas sejarah mata uang Indonesia. Sekitar satu setengah abad setelah VOC merajalela di Nusantara ini, VOC akhirnya memperoleh persetujuan dari Kerajaan Mataram untuk mencetak uangnya sendiri. Uang itu kemudian diberi nama Derham Djawi dan di kedua sisinya bertuliskan huruf Arab. Inilah menariknya, mengapa harus diberi nama Derham dan mengapa harus ditulis dengan huruf Arab ? 

Langkah Kecil Untuk Misi Besar

Senin, 5 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal 

Ketika hendak menciptakan makhluk yang sangat kecil bernama manusia, Allah memberitahu ciptaanNya yang lebih dahulu bahwa manusia ini akan diberi misi yang sangat besar – yaitu sebagai khalifah, wakilNya, sebagai pemimpin atau penguasa bumi (QS 2:30). Di ayat lain juga dijelaskan manusia memiliki tugas untuk memakmurkan bumi (QS 11:61), dan juga sebagai penjaga keseimbangan di alam semesta (QS 55 : 8-9). Pertanyaannya adalah dengan apa manusia yang sangat kecil ini bisa mengemban misi yang begitu besar ? 

Swasembada Tanpa Riba, Bisakah ?

Jum'at, 6 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bisa jadi ada hikmah  besar di balik minimnya anggaran pemerintah dan enggannya bank –bank membiayai sektor pertanian, yaitu kita diberi kesempatan agar produksi makanan kita tidak tercampur dengan pembiayaan ribawi. Tantangannya kemudian adalah dari mana sektor ini akan mendapatkan kapitalnya bila tidak dari pemerintah dan tidak dari bank ? Bisa dari masyarakat langsung seperti yang kita lakukan rame-rame di project iGrow atau melalui pembiayaan yang aman tetapi belum banyak dikenal seperti pembiayaan Sistem Resi Gudang.


Share and Integrate

Rabu, 24 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Di sebuah hotel di Bali saya penasaran melihat ada menu makanan yang mereka sebut Jukut Kelor, maka langsung saya pesan. Tidak seberapa lama si pramu saji datang dengan sop daun kelor yang sangat segar. Esuk paginya ketika keluar dari kamar, saya melihat ada pohon kelor tegak di samping restoran. Saya bertanya ke pegawai yang lagi bersih-bersih, dari pohon inikah sop yang saya makan tadi malam ? Diapun membenarkan. Sop itu berharga Rp 35,000 dan hanya membutuhkan kira-kira segenggam daun kelor yang dipetik dari pohonnya langsung ! 

Bertani dan Berdagang Di Etalase Dunia

Senin, 22 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Sekitar setengah tahun lalu dalam tulisan “Udara Bersih : Dagangan Baru Era MEA” saya menulis tentang konsep Active Tourism – atau wisata aktif. Pelancong bukan hanya menikmati keindahan yang sudah ada di bumi atau hasil peradaban masa lalu, tetapi ikut aktif membangun keindahan masa kini. Alhamdulillah program ini sudah mulai berjalan, bahkan diantaranya jalan di bagian negeri ini yang menjadi etalase dunia yaitu Bali. 

Startup Academy : Bekal 24 Jam

Kamis, 18 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bagi Anda yang telah memutuskan untuk membangun usaha sendiri, atau bahkan sudah memulainya – Anda pasti sudah tahu segala konsekwensi dari keputusan besar Anda. Anda bekerja dengan keringat dan bahkan kadang juga air mata, sendirian – tidak ada yang bisa di blame dan tidak ada tempat untuk melempar tanggung jawab. Maka untuk ini Anda butuh bekal yang kokoh, butuh teman untuk share dan menguji ide-ide besar Anda siap-tidaknya diwujudkan. Untuk inilah Startup Academy kami lahirkan dengan program perdananya Startup Basic – 24 Hours Program. 

Gula Yang Tidak Harus Putih

Kamis, 18 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bila ada produk industri legal yang sangat massif di dunia tetapi penggunaaannya diupayakan ditekan juga oleh lembaga-lembaga resmi di dunia – maka produk itu adalah gula putih. Tahun 2012 United Nation World Health Assembly mencanangkan untuk menurunkan angka kematian dari apa yang mereka sebut Non Communicable Diseases (NCDs) 25 % pada tahun 2025. Saat ini sekitar 35 juta orang meninggal karena NCDs ini diantaranya jantung, diabetes , cancer dlsb setiap tahunnya. Lantas mengapa penggunaan gula putih ikut ditekan ?


Peluang Amal Di Industri Tahu dan Tempe

Rabu, 17 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Makanan bagi kaum muslimin di jaman penuh fitnah ini tidak lagi cukup halalan- thoyyiban tetapi juga harus azkaa- tha’aaman – makanan yang paling murni. Makanan yang paling banyak dikonsusmi dan digemari  kaum muslimin sehari-hari seperti tahu dan tempe – insyaAllah adalah makanan yang halalan thoyyiban, tetapi karena diproduksi dari kedelai impor – yang hampir dapat dipastikan kedelai GMO – maka tahu dan tempe standar kita sudah bukan lagi makanan yang paling murni. Ini sebenarnya peluang besar bagi negeri ini dan kaum muslimin untuk mulai mengurusi makanannya sendiri.

Program Air Gratis Sumur Utsman

Senin, 15 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bahwasanya air dijual – belikan itu sudah dilakukan oleh Yahudi sejak jaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan bahkan juga sebelumnya. Kaum Muhajirin yang terbiasa memperoleh air gratis dari air Zam-Zam di Mekkah, menjadi tambah berat beban hidupnya ketika air-pun harus dibelinya setiba mereka hijrah ke Madinah. Tetapi ini tidak berlangsung lama karena setelah itu air bisa digratiskan kembali, bagaimana caranya ? tidakkah kita ingin belajar untuk menggratiskan air ini ? 

Startup Academy

Jum'at, 12 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bila di Amerika startup itu bisa sampai membuat spaceport – lapangan terbang untuk perjalanan ke luar angkasa – hanya untuk berwisata, startup di negeri ini bisa tidak kalah menariknya karena berurusan dengan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, energi dan air atau yang lebih dikenal dengan FEW (Food, Energy and Water). Startup adalah usaha baru yang (diharapkan) tumbuh dengan cepat untuk menjadi besar, bagaimana memulainya ?


Bila Kemacetan Jakarta Beraroma Kopi

Kamis, 11 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Anda yang setiap hari terjebak dalam kemacetan kota Jakarta dan sekitarnya pasti sudah hafal dengan bau asap kemacetan yang semakin menyengat – karena kemacetan yang semakin parah. Dengan sedikit kreatifitas dalam meng-optimalkan energi terbarukan dari dalam negeri, bau asap kendaraan bermotor tersebut dengan teknologi yang ada saat ini bisa berubah menjadi aroma kopi – kok bisa ? Sebuah riset di University of Nevada – AS menghasilkan  sebuah proposal yang menarik bagi negeri penghasil kopi seperti Indonesia. Di dalam biji kopi mengandung 11-20 % minyak yang bisa menjadi biodiesel.
  

Swasembada Energi, Mungkinkah ?

Rabu, 10 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Beberapa hari lalu chairman of Indonesia Petroleum Association – organisasi yang menaungi 58 operator minyak dan gas besar di Indonesia – menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi negeri pengimpor energi terbesar pada tahun 2019. Dengan produksi yang hanya 798,000 barrels oil per day (bopd), konsumsi kita kini sudah mencapai 1.6 juta bopd dan terus meningkat. Ketergantungan kita pada impor energi yang semakin besar akan bisa mengganggu kedaulatan negeri ini secara keseluruhan. Apa yang bisa kita perbuat ? 

Sustainable Balance

Selasa, 9 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ketika lebah pekerja keluar sarang untuk mencari makan bagi koloninya, dia sesungguhnya mencari nectar (madu bunga) dari bunga-bunga yang dikunjunginya. Tetapi dalam pencarian ini kaki-kaki lebah menginjak pollen (serbuk sari) yang kemudian ikut terbawa kemana lebah pergi, ketika dia hinggap di bunga yang lain dia juga meninggalkan sebagian pollen yang terbawa di kakinya tersebut. Dari situlah awal terjadinya pembuahan, yang nantinya akan berujung pada lahirnya tanaman baru. Sambil mencari makan lebah juga melahirkan sumber makanan berikutnya, inilah contoh keseimbangan yang berkelanjutan. 

Guru...Berdiri, Murid...Berlari

Senin, 8 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal 
 
Bila negeri-negeri berkembang terus berjuang memerangi kemiskinan tentu ini adalah hal yang wajar karena di negeri-negeri tersebut memang masih banyak kemiskinan. Yang mungkin tidak banyak yang tahu adalah bahwa negeri adikuasa-pun terus berjuang melawan kemiskinan, apakah ini mudah bagi mereka ? Ternyata tidak juga. Setengah abad mereka berjuang memerangi kemiskinan tetapi yang terjadi malah kemiskinan di negeri mereka juga terus membengkak. Apakah kita layak mencontoh, berguru atau mengidolakan sesuatu yang gagal ? 

Pengolahan (Bahan) Pangan Untuk Mencegah Kelaparan

Jum'at, 5 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Food and Agriculture Organization (FAO) memprediksi bahwa sekitar 1.3 milyar ton bahan makanan terbuang secara sia-sia setiap tahunnya. Sementara di satu sisi dunia berjuang untuk memproduksi makanan, di sisi lain makanan yang sudah diproduksi disia-siakan. Salah satu kunci untuk menurunkan jumlah bahan makanan yang terbuang adalah dengan mengolahnya dengan baik, agar bahan pangan bisa disimpan lebih lama dan mudah didistribusikan ke daerah yang membutuhkannya. 

Natural.ID

Rabu, 3 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Setelah ide yang awalnya digagas di situs ini iGrow memenangi juara pertama Startup Asia Arena , challenge berikutnya adalah mengimplementasikan sedemikian rupa agar ide ini bener-bener bisa diwujudkan menjadi sebuah usaha yang berkelas Asia atau bahkan dunia. Bersamaan dengan implementasi tersebut, tidak ada salahnya milestone juara tersebut bisa mulai di- share untuk diambil manfaat sebesarnya bagi lahirnya ide-ide besar berikutnya yang melibatkan Anda semua pembaca situs ini. 

Swasembada Basa Basi

Selasa, 2 Desember 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal

Dari APBN 2015 yang sebesar Rp 2,039 trilyun (dua kuadriliun tiga puluh sembilan trilyun), Departemen Pertanian hanya memiliki anggaran belanja sekitar Rp 15.9 trilyun atau kurang dari 0.8 % - bandingkan misalnya dengan Departemen Pendidikan yang memiliki anggran belanja sampai Rp 409 trilyun atau lebih dari 20%. Asumsinya bila keberhasilan program pendidikan dan pertanian berbanding lurus dengan anggarannya masing-masing, kita akan melahirkan  generasi yang cerdas tetapi tidak bisa makan atau kurang gizi – apa mungkin ? 

Minyak Di Sekitar Kita

Senin, 1 Desember 2014
Oleh: muhaimin Iqbal
 
Dua pekan lalu pemerintah menetapkan harga baru BBM dalam negeri yang menyengat rakyat. Meskipun langkah ini bisa dipahami, tak urung beban hidup memang menjadi lebih berat bagi sebagian rakyat yang mobile seperti kita-kita pada umumnya. Tetapi masalahnya yang lebih mendasar adalah apakah kita akan terus begini ? terus tergantung pada satu sumber energi (minyak) dan satu source (pemerintah) ? mestinya tidak, mestinya kita bisa mulai berbuat !