Urgensi Untuk Kembali

Jum'at, 15 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ketika umat ini tidak mengurusi sendiri kebutuhan-kebutuhan hidupnya, segala urusannya diurusi oleh orang lain menurut apa yang mereka anggap baik untuk mereka. Tidak masalah bagi mereka ketika makanan sumber protein nabati utama kita itu tidak lagi thoyyib, tidak masalah pula bagi mereka bila daging sembelihan yang dijual untuk kita adalah dari binatang jalalah. Demikian pula dengan obat-obatan yang teramat sedikit yang bisa disertifikasi halal. Kerusakan di bidang makanan dan obat ini sebenarnya baru sedikit saja dari kerusakan di darat dan laut sebagai akibat perbuatan tangan manusia, tetapi dampaknya yang sangat besar. 

Action Plan – Islamic Agriculture

Rabu, 13 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila Islamic Bank sudah begitu luas dikenal di masyarakat, tidak demikian halnya dengan Islamic Agriculture – saya pun baru secara specific menyebutnya melalui tulisan saya akhir bulan lalu. Inti dari Islamic Agriculture adalah bagaimana kita bisa bertani yang sejalan dengan tugas kita di muka bumi, yaitu untuk menyembah kepadaNya dengan tidak menyekutukanNya, kita dijadikanNya dari tanah (bumi) untuk menjadi pemakmurnya (QS 11:61). Bagaimana penerapannya di lapangan ?

Meniti Tangga-Tangga Di Surga

Selasa, 12 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Pada hari perhitungan nanti, dikatakan kepada para ahli Qur’an ; “Bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya di dunia. Kedudukanmu adalah pada ayat terakhir yang engkau baca”. Maka bila penguasaan Al-Qur’an begitu penting dalam menentukan kedudukan seseorang di tempatnya yang abadi kelak, bukankah seharusnya ini yang menjadi obsesi kita selagi kita sempat mengusahakannya ? Alhamdulillah kini telah ada cara yang efektif untuk muhasabah dan memperbaiki penguasaan Al-Qur’an kita, dan memantau perkembangannya dari waktu ke waktu.

The White Man

Sabtu, 9 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dikisahkan dalam buku The White Man pada suatu masa di awal abad lalu. Seorang kepala suku Tuiavii dari Pacific Selatan berkesempatan jalan-jalan ke Eropa, dia kemudian mencatat dan menceritakan segala macam yang dilihat dan dialami selama di Eropa  kepada masyarakat sukunya. Dia bercerita tentang profesi misalnya, menurut sang kepala suku ini seorang professional adalah orang yang melakukan hal yang sama berulang-ulang sampai dia sendiri bosan melakukannya !

Ringkasan Kitab Al-Filaha (Jilid II)


Melengkapi ringkasan Kitab Al-Filaha Jilid I , ringkasan Jilid II lebih menguatkan lagi betapa komplet-nya referensi dari dunia Islam ini. Pada Jilid ke II Ibnu Awwam memulai bahasannya dengan upaya untuk memaksimalkan hasil dari tanah melalui kombinasi yang tepat antara cara tanam, waktu tanam, penyuburan lahan dan pengolahan kembali lahan. Kemudian dibahas perbagai jenis tanaman biji-bijian, kacang-kacangan, umbi-umbian, sayur, bunga, proses industri atsiri, cuka dan sari buah. Jilid II juga membahas tentang hewan ternak dan hewan piaraan lengkap dengan cara mengatasi penyakitnya sampai operasi pembedahan.

Ringkasan Kitab Al-Filaha (Jilid I)

Rabu, 6 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Semenjak saya mempublikasikan tulisan tentang Islamic Agriculture pekan lalu, banyak sekali komentar, pertanyaan sekaligus challenges dari para pembaca tulisan tersebut. Banyak yang setengahnya tidak yakin – bahwa ada referensi yang begitu detil dan lengkap – tentang pertanian ini dari dunia Islam. Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk memahami hal ini karena dunia Islam sudah berjaya di pertanian – berabad-abad sebelum dunia pertanian barat mengenal pupuk dan obat-obat pertanian. Untuk menutupi rasa penasaran itu, berikut saya sajikan ringkasan dari Kitab Al-Filaha Jilid I.

Dakwah Ke ‘Ratu Balqis’

Selasa, 5 Mei 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tidak semua penguasa yang tidak beriman itu bengis seperti Fir’aun, ada yang tidak beriman tetapi penuh kelembutan seperti Ratu Balqis. Dia semula tidak beriman bukan hatinya menolak atau menentang Allah, tetapi hanya karena belum sampai kepadanya dakwah yang sesuai.  Maka ketika sampai kepadanya dakwah Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam yang berhasil mempesonanya, ratu yang memimpin salah satu negeri paling makmur dan terkenal di jazirah Arab ini-pun serta merta beriman. Pesona Nabi Sulaiman ‘Alaihi Salam inilah yang barangkali kita butuhkan saat ini untuk 'Balqis-Balqis' di luar sana.

Islamic Agriculture

Rabu, 29 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila dunia pertanian dan perkebunan kita nyaris stagnan sejak jaman Belanda, bisa jadi karena kita salah belajar pertanian dari penjajah yang memang tidak mau membuat kita pinter. Bila kemudian pertanian kita banyak merusak lahan-lahan yang semula subur menjadi lahan yang hasilnya pas-pasan, bisa jadi karena kita salah mengambil guru karena belajar dari para kapitalis yang menjadikan petani sebagai pasar semata untuk pupuk dan obat-obat kimia mereka. Lantas dari mana mestinya kita belajar ? Anda akan terkejut dengan referensi yang ada di dunia Islam tentang pertanian ini !

Belajar Penguasaan Pasar Dari China

 Senin, 27 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Istilah belajarlah sampai ke negeri China itu berlaku hingga kini, khususnya tentang penguasaan pasar. Empat tahun lalu dari top 10  merek handphone yang ada di China, hanya dua yang lokal yaitu Huawei dan Lenovo. Hanya dalam waktu tiga tahun, situasi ini berbalik 180 derajat, tahun 2014 tinggal 2 merek impor yang bertahan di top 10 China yaitu tinggal Samsung dan Apple. Bagaimana China menguasai pasarnya – di dalam dan di luar negeri ? itulah yang kita perlu belajar.

Kurva Normal Jamaah

Jum'at, 24 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ada pelajaran yang sangat penting dari sangat dianjurkannya laki-laki untuk shalat fardhlu berjama’ah di masjid-masjid. Dari hadits-hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hanya saya temukan tiga golongan laki-laki yang tidak sholat berjamaah di masjid yaitu orang munafik yang jelas kemunafikannya, orang sakit yang sangat parah sehingga berjalan dipapah-pun tidak bisa lagi dan orang yang tinggal begitu jauh dari masjid yang bahkan tidak bisa mendengar adzan. Selama kita tidak termasuk dalam salah satu golongan tersebut, insyaAllah kita akan mendapat manfaat dari sholat berjamaah. 

Mencegah Generasi Next To Nothing

Kamis, 27 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Hampir semua ilmu itu kini tersedia bebas untuk bisa kita pelajari di belantara dunia maya, namun ini tidak menjadi jaminan bahwa orang yang hidup di jaman ini menjadi lebih cerdas dalam mengatasi perbagai persoalan hidupnya. Bahkan kini muncul generasi yang next to nothing (NTN) – sangat sedikit menguasai sesuatu. Banyak sekali pekerjaan terbuka, tetapi serba tidak bisa dilakukannya – disuruh bekerja ini tidak bisa, yang itu-pun tidak bisa. Apa yang sesungguhnya terjadi dengan generasi NTN ini ?

Mengendalikan Amarah Orang Kota

Selasa, 21 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Tujuh tahun sudah saya berhenti dari kegiatan riwa-riwi ke pusat kota setiap hari seperti waktu dahulu masih bekerja di perkantoran. Sekali waktu ada keperluan ke kota yang segera saya saksikan adalah kemacetan yang sudah sangat bertambah parah. Selain kerugian ekonomi yang semakin besar dari pemborosoan energi dan kerusakan lingkungan, saya amati orang-orang di jalan menjadi semakin mudah marah. Kesalahan kecil saja di jalan seperti nyaris senggolan antar kendaraan, sudah cukup untuk membuat orang sangat marah. Sesungguhnya ada kerugian yang lebih besar lagi dari meningkatnya amarah orang kota ini.

Penuhi Tabunganmu dengan Dinar

Selasa, 26 Februari 2015
Oleh: Endy J. Kurniawan

 
Dengan bahan instrinsik emas, Dinar bertabiat sama dengan emas itu sendiri. Nilainya tetap sejak jaman Rasulullah SAW 14 abad yang lalu, yakni 1 Dinar mampu membeli seekor kambing hingga saat ini. Ini juga sejalan dengan fakta sejarah dimana emas dalam kondisi naik dan turun yang seimbang dengan pergerakan harga seluruh komoditas utama di muka bumi, seperti minyak dan bahan pokok lain.

Benteng Kehidupan

Sabtu, 18 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 

Kita sadari atau tidak, kita kini sesungguhnya senantiasa hidup dalam bahaya. Ada yang mengancam kehidupan kita secara fisik dan accidental seperti pembegalan dan perbagai bentuk kejahatan kemanusiaan lainnya, ada yang fisik tetapi gradual seperti masuknya berbagai jenis racun/toxin yang memasuki tubuh kita, ada yang non fisik tetapi accidental seperti pembungkaman pemikiran kita dan ada pula yang non fisik dan gradual seperti perang dingin pemikiran dan budaya yang menggerogoti keimanan kita. Namun, Alhamdulillah ada satu obat yang bisa kita gunakan untuk membentengi diri kita dari semua jenis bahaya tersebut.

Belantara Jaman

Rabu, 15 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ketika generasi orang tua kita dahulu menyekolahkan kita untuk menjadi dokter, insinyur dlsb. pasti belum terbayang oleh mereka jenis-jenis profesi atau pekerjaan yang ada di jaman kita sekarang. Jangankan generasi mereka, generasi sekarang saja kalau mendengar ada profesi yang namanya blogger misalnya – masih banyak yang belum paham apa yang sesungguhnya dilakukan para blogger ini. Maka sebagai orang tua, kini kita harus menyiapkan agar anak-anak kita siap menghadapi jaman yang bahkan belum terbayang di kita akan seperti apa belantara jaman mereka nanti !

Doa Yang Selalu Terkabul

Senin, 13 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Seorang anak kecil yang sangat nakal menangis siang malam minta ini dan itu kepada orang tuanya. Dengan penuh kasih sayang sang orang tua-pun selalu memenuhi permintaan si anak.  Namun setiap kali permintaannya diberi, si anak malah menolak pemberian orang tuanya sambil terus merengek minta ini dan minta itu lagi. Demikianlah rata-rata kita manusia, permintaan kita yang paling banyak itu sebenarnya selalu dikabulkanNya – tetapi kita sendiri yang kemudian menolaknya !

Peradaban Al-Qur’an


Napoleon Bonaparte – panglima perang Perancis yang sangat terkenal – suatu saat mengagumi Islam, bagaimana Agama ini bisa menaklukkan separuh peradaban dunia yang ada pada jamannya dengan penaklukan-penaklukan yang damai. Barangkali karena kekagumaan ini sampai timbul kabar – konon dia masuk Islam pada tahun 1798 dan mengubah namanya menjadi Ali Napoleon Bonaparte. Terlepas dari benar tidaknya kabar ini, orang sekaliber Napoleon-pun memang perlu kagum dengan Islam  bila tahu apa yang dibawa dalam agama ini.

Iman Pada Yang Ghaib

Kamis, 9 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Salah satu pelajaran iman itu saya peroleh dari sahabat saya seorang professor sains yang sangat mashur di bidangnya. Dalam dunia profesi sang professor, sesuatu dianggap benar itu harus bisa dibuktikan dengan teori-teori, riset dan berbagai pembuktian ilmiah lainnya. Sampai suatu saat sahabat saya ini ketakutan sendiri, takut kalau ilmunya justru membawanya kepada kekufuran. Mengapa ? karena syarat iman, syarat seseorang mendapatkan petunjuk, syarat seorang bisa mencapai derajat takwa adalah beriman kepada yang ghaib !

Mukjizat Data

Selasa, 7 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bahwa mukjizat kepada para Nabi itu sesuai jamannya masing-masing , itu lebih mudah dibuktikan untuk nabi akhir jaman Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam – yang kita hidup di jamannya – termasuk didalamnya jaman ini di era teknologi informasi khususnya teknologi Big Data. Dalam urusan data, ada  law of large numbers atau hukum bilangan besar. Semakin besar data, dia akan semakin konvergen untuk membuktikan sesuatu. Maka melalui pengolahan Big Data inilah antara lain kita bisa menguatkan keyakinan kita, bahwa betapa benar-nya uswatun hasanah kita itu. 

Jahe Setengah Dinar

Kamis, 2 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Di antara tanaman Al-Qur’an yang belum pernah saya ulas di situs ini adalah Jahe. Literatur tentang jahe ini sangat banyak dan yang tertua bisa dirunut sampai berabad-abad sebelum masehi. Di abad pertengahan jahe adalah perlambang kemakmuran, pedagang-pedagang jahe adalah orang-orang  terkaya pada jamannya. Tidak heran mengapa kemudian jahe menjadi salah satu buruan para penjelajah seperti Marco Polo dan Vasco da Gama. Saat itu harga 1 kg jahe kurang lebih setara seekor anak domba atau sekitar ½ Dinar ! 

Faceless Market

Rabu, 1 April 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Fitrah awalnya semua pedagang di pasar itu memiliki kesempatan yang sama untuk berjualan, maka pasar tidak boleh dikapling. Kemudian datanglah era kapitalisme dimana pasar menjadi milik kekuatan-kekuatan tertentu dengan berbagai skalanya, pasar menjadi terpusat dan tidak lagi ada kesempatan yang sama di pasar. Dengan teknologi informasi dan sosial media yang ada kini, peluang yang sama itu sebenarnya kembali hadir – tetapi kehadirannya juga menghadirkan hal baru yaitu pasar tanpa wajah atau faceless market ! 

Pro Bono

Selasa, 31 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sejak saya mengangkat tema prinsip 1/3 hampir tujuh tahun lalu, banyak saya menjumpai orang-orang yang berusaha menerapkannya. Namu lebih banyak lagi yang mentertawakannya dengan phrase yang kurang lebih “seratus persennya saja belum cukup, apalagi bila dikurangi 1/3-nya untuk infaq”. Maka melalui tulisan ini saya ingin mendekatinya dengan cara yang sangat mungkin dilakukan secara terstruktur, sistematis dan massif. Saya menggunakan pendekatan yang di dunia professional dikenal dengan istilah Pro Bono. 

Muslim ‘Minoritas’…

Senin, 30 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Menurut data CIA, umat Islam di Indonesia saat ini secara jumlah masih berada pada angka 87.2 %. Namun dalam kekuatan ekonomi, sangat bisa jadi kita sudah menjadi ‘minoritas’ di negeri ini. Hal ini dapat kita rasakan betul ketika kita sedang berada di pusat-pusat bisnis di kota besar seperti Jakarta. Bila ada tamu negara yang datang ke negeri ini, sejak turun pesawat, sampai masuk kota, Jl. Sudirman, Thamrin dan kemudian Istana – dia tidak menyaksikan adanya masjid di jalan-jalan utama yang dilaluinya tersebut.

Seven Dates

Kamis, 26 Kamis 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Di antara fungsi-fungsi makanan kita itu ada untuk menunjang pertumbuhanmeningkatkan kecerdasanmenjalankan fungsi-fungsi tubuh, memberi energi kehidupan, mencegah penyakit dan bahkan menjadi sumber kebahagiaan, membangkitkan motivasi dan menghilangkan kegalauan. Di antara fungsi-fungsi tersebut ada yang bisa diperankan hampir keseluruhannya oleh satu jenis makanan saja, itulah kurma. Bukan hanya terbukti secara ilmiah, sebagian fungsi-fungsi tersebut dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits yang shahih 

Komitmen GDM



Rabu, 25 Maret 2015
Oleh: Umi Rohimah
Dinar dan Dirham, betapa seringnya kedua kata itu saya dengar dulu di masa kanak-kanak saat guru ngaji menceritakan suatu riwayat dari masa lampau. Seiring bertambahnya usia hingga umur 40 tahunan, pemahaman tentang Dinar dan Dirham masih sama bahwa keduanya adalah mata uang zaman dulu. Hingga suatu hari pada awal 2011 saya melihat salah seorang anak buah suami sedang mengecek akun m-dinarnya. Ternyata dia sudah mengenal Dinar sejak 2008 saat harganya masih sejuta sekian. Dia mencari di internet untuk mahar yang unik dan dia menemukan Dinar.

Big Data, Big Threats and Big Opportunities

Selasa, 24 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila selama ini di pagi hari Anda dibangunkan oleh alarm HP Anda, itu biasa karena Anda telah set alarm tersebut untuk bunyi pada jam tertentu. Bila di siang hari reminder telephone Anda berbunyi lagi, itu juga biasa karena reminder-nya Anda set untuk mengingatkan Anda pada event tertentu. Tidak lama lagi Anda akan bisa dibangunkan oleh HP Anda tanpa Anda perlu men-set alarm-nya, dan diingatkan oleh handphone Anda juga tanpa Anda perlu set sebelumnya reminder HP Anda tersebut – dan lebih jauh dari itu. 

Meningkatkan Kecerdasan Rata-Rata

Senin, 23 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sebuah studi terhadap IQ rata-rata dari 113 negara yang dilakukan oleh Richard Lynn dan Tatu Vanhanen beberapa tahun lalu menempatkan rata-rata IQ kita pada urutan ke 20, sementara itu Singapore, Korea Selatan dan Jepang masing-masing di urutan 1,2 dan 3. Pada urutan ke 20 ini IQ kita berada pada angka 88, yaitu masih berada pada range rata-rata normal antara 85 – 115. Bisakah angka IQ rata-rata ini ditingkatkan secara massal ? InsyaAllah bisa ! 

Penguin Di Tanah Tropis

Jum'at, 20 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sekeluarga burung penguin terbawa arus sampai ke tanah tropis, dijumpainya bumi yang panas namun indah berwarna-warni. Di negerinya mereka hanya melihat dua warna yaitu hitam dan putih, hitam adalah warna punggung teman-temannya sedangkan putih adalah warna alamnya (es) sejauh mata memandang.  Melihat keindahan warna bangsa burung tropis, anak penguin bertanya kepada bapaknya : “ Ayah bisakah aku tumbuh seperti mereka, bersayap lebar warna-warni dan bisa terbang di antara pohon-pohon yang tinggi ?

Ayah penguin ragu sejenak, kemudian menjawab dengan bijak ke anaknya : “Tidak anakku, tetapi itu bukan masalah. Kemerdekaan kita bukan pada kemampuan kita terbang tinggi, dan keindahan kita juga bukan karena gemerlapnya tatawarna. Kemerdekaan kita ada pada keterbukaan pikiran kita untuk menerima pemikiran(ide) saudara-saudara kita, keindahan kita ada pada hati kita yang menerima dan mensyukuri pemberianNya”.


Dialog di atas hanyalah imajinasi saya, membayangkan apa jadinya ketika burung-burung penguin datang ke negeri ini dan menyaksikan keragaman alam kita. Belajar dari bangsa burung ini termasuk yang dicontohkan di dalam Al-Qur’an.

Bangsa burung adalah binatang yang sangat banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, saya menemukan setidaknya ada 20 ayat yang menyebutkannya dalam berbagai konteks. Bahkan ada dua ayat yang sangat spesifik menggambarkan burung-burung itu seperti kita.

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (QS 6:38)

Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS 24:41)

Lalu dialog tersebut berlanjut, penguin kecil masih belum paham tentang keindahan yang ada dalam baju hitam putihnya. Dia bertanya lagi ke bapaknya : “Tetapi ayah, dimana keindahan kita ketika warna kita hanya hitam dan putih, dimana kebanggaan kita ketika kita tidak bisa terbang tinggi ?

Seolah ayahnya memahami ayat-ayatNya yang ditujukan untuk bangsa manusia tersebut di atas : “Begini anakku, lihatlah ke bangsa manusia – makhluk yang diciptakanNya paling sempurna diantara makhluk-makhlukNya. Merekapun disuruh belajar kepada bangsa kita bangsa burung. Bahkan golongan masyarakat mereka yang terpandang, para pemimpin-pemimpin mereka suka sekali berusaha meniru gaya hidup kita”.

Masyarakat Penguin
Anak penguin semakin penasaran, : “ Meniru kita ayah ?”. Dengan mantap sang ayah menjawab : “Benar, mereka berusaha meniru kita tetapi tidak banyak yang berhasil”. “Lihatlah para pemimpin dan golongan yang makmur diantara mereka, mereka suka sekali memakai baju kita – baju hitam putih (maksudnya jas !). Tetapi mereka tidak bisa disiplin seperti kita-kita. Dengan baju hitam putihnya, di rapat-rapat mereka berantem bahkan sampai menggulingkan meja – hanya baju kita  saja yang mereka bisa tiru tetapi tidak perilaku kita.”

Sang ayah penguin belum puas meng-edukasi anaknya tentang bangsa manusia ini : “Sementara kita bahagia, hidup rukun dengan rakyat kita yang semua berbaju hitam putih  - baju hitam putih mereka hanya untuk segolong yang elit di masyarakat mereka. Baju-baju hitam putih mereka dibeli dengan uang rakyat yang tidak mampu membeli baju hitam-putih, dan ironinya lagi – baju-baju hitam putih tersebut seolah mejadikan mereka berwenang untuk bicara atas nama rakyat mereka, demi rakyat mereka – padahal realitanya adalah atas nama kepentingan mereka sendiri, demi mengamankan diri atau kelompoknya sendiri-sendiri”.  Ayah penguin masih melanjutkan : " Generasi pertama mereka anak Adam berhasil meniru perilaku bangsa kita - bangsa burung dalam menguburkan saudaranya. Tetapi generasi kini mereka gagal meniru kita dalam bermasyarakat, dalam bersidang dlsb."

Si penguin kecil manggut-manggut memahami nasihat ayahnya, dia tidak lagi ingin menjadi burung aneka warna yang bisa terbang tinggi. Si penguin kecil sadar bahwa  makhluk yang paling sempurna-pun tetap diminta untuk belajar dari bangsa burung, bahkan golongan elit dari makhluk yang paling sempurna ini berusaha meniru busana para penguin tetapi kebanyakan mereka gagal dalam meniru perilakunya dalam bermasyarakat .

Mungkin karena rasa malu yang hanya bisa merubah baju tetapi tidak bisa merubah perilaku inilah bangsa manusia sekarang mulai juga menanggalkan baju para penguin, kembali kepada bajunya yang asli berwarna-warni – batik maksudnya !

Business Model Tahu

Rabu, 18 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbaltahu,
 
Dalam suatu ceramah saya mengutip perintah kepada para Rasul untuk makan makanan yang thoyyibaat (baik/murni) mendahului perintah untuk beramal shaleh (QS 23:51) , juragan tahu yang hadir pada majlis tersebut-pun angkat bicara. Menurutnya amat sangat sulit standard makanan thoyyibaat ini dicapai saat ini, mulai dari kedelainya yang hampir pasti kedelai impor yang GMO sampai prosesnya yang nyaris tidak mungkin tidak memakai pengawet dlsb. Padahal justru disinilah peluang itu hadir untuk yang bisa mengatasinya ! 

Bersaing Dengan Over Supply

Senin, 16 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Teori ekonomi yang melandaskan pada sumber daya yang terbatas, nampaknya memang perlu mulai dikaji ulang. Pertama karena janji Allah akan kecukupan rezeki bagi seluruh makhlukNya, kedua karena hal ini juga terbukti secara empiris dalam perdagangan global saat ini. Sumber-sumber ekonomi berupa modal, tenaga kerja dan kapasitas produksi itu nampak sungguh berlebihan sehingga kita sebenarnya bukan berebut untuk menguasainya, tetapi berebut untuk bisa menggunakannya.

GDP, Food Miles Dan 7 Tanah

Kamis, 12 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Mengimpor  bahan makanan dari tempat yang sangat jauh seperti perjalanan gandum dan kedelai yang kita makan adalah buruk bagi ekonomi karena menguras devisa dan menurunkan GDP. Buruk bagi lingkungan karena semakin jauh makanan perlu diangkut dari tempat produksi sampai tempat konsumsi - semakin banyak pula dihabiskan bahan bakar yang merusak lingkungan, jejak perjalanan bahan makanan inilah yang disebut food miles. Yang belum banyak kita ketahui adalah sangat bisa jadi makanan yang didatangkan dari tempat yang jauh itu juga buruk bagi kesehatan.
  

Buah Dan Sayur Yang Tidak Lagi Ber-aroma

Selasa, 10 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Sewaktu saya kecil sampai remaja, ketika bepergian naik bus sepanjang terminal bisa mencium bau harumnya jeruk keprok. Dalam jarak beberapa meter harum segarnya tomat juga tercium, bahkan krai – sejenis mentimun-pun aromanya bisa sangat menggoda. Dimana sekarang aroma buah-buahan dan sayur ini ? kapan terakhir kali Anda mencium aroma jeruk, tomat dan mentimun ? kemana hilangnya aroma ini ? siapa yang menghilangkannya ? Bisakah kita mengembalikan aroma buah dan sayur ini untuk anak cucu kita ?

Integrasi Wakaf Dalam Ecosystem Ekonomi

Jum'at, 6 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Bahwasanya perbuatan baik atau amal shaleh itu nampak semakin langka di masyarakat dapat kita saksikan buktinya hari-hari ini di televisi. Berita-berita yang ada seputar begal saja seolah terintegrasi dari yang skala kecil yang dilakukan preman kampung, sampai skala ibukota negeri dalam permainan APBD – entah siapa yang memainkannya. Amal shaleh menjadi langka karena makanan masyarakat yang tidak thoyyib dari sisi zat maupun cara perolehannya. Dari mana kita bisa memperbaikinya ? salah satunya adalah melalui apa yang saya sebut wakaf kreatif !

Memperbaiki Semampu Yang Kita Bisa

Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal


Tinggi batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa pula sebaliknya biji kedelai  menjadi sebesar bawang – keduanya dimungkinkan. Yang  jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.

Inovasi Nilai

Selasa, 3 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila kita mendengar kata inovasi, yang langsung terbayang adalah sesuatu yang canggih, sophisticated njlimet dlsb. Padahal inovasi bisa menyangkut hal-hal yang sederhana, yang kita anggap sepele di sekitar kita – tetapi dari hal yang sederhana dan sepele ini dihasilkan nilai yang baru. Inilah yang disebut inovasi nilai, dan kita membutuhkannya di perbagai bidang kehidupan kita. Bidang inovasi nilai ini bisa menjadi peluang terbesar bagi orang awam seperti kita-kita yang bukan scientist dan bukan professional innovator.

Memperbaiki Semampu Yang Kita Bisa

Kamis, 5 Maret 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Tinggi batang tebu bisa tinggal sedengkul dalam seabad mendatang, tetapi bisa pula sebaliknya biji kedelai  menjadi sebesar bawang – keduanya dimungkinkan. Yang  jarang kita sadari adalah bahwa kita sebenarnya ikut berperan dalam mengarahkannya, apakah bumi akan semakin rusak atau kita ikut memperbaikinya. Bila kita diam saja, maka yang merusak akan menang dan itulah yang sedang terjadi – tinggi batang tebu akan tinggal sedengkul – dan bukti visualnya kini dapat kita saksikan bersama.

Membangkitkan Kembali Sumber Daya Wakaf

Sabtu, 28 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Bila zakat pada umumnya hanya sekitar 2.5 % sampai 10 % dari objek zakat, wakaf bisa sebagian besar dari harta-harta terbaik wakif – orang yang mewakafkan hartanya. Artinya bila kesadaran umat untuk berwakaf sama dengan kesadaran untuk berzakat, akan ada sumber daya yang luar biasa dari umat ini yang bisa digunakan untuk mengatasi perbagai persoalan yang ada. Contoh-contoh yang sudah terjadi sepanjang sejarah kejayaan Islam sangat banyak, tinggal kita copy-paste dan menyesuaikannya dengan kebutuhan jaman ini.

Antara Kewajiban, Kebutuhan dan Kenikmatan

Kamis, 26 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Aktivitas kita sehari-hari setidaknya dapat kita golongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu yang berupa kewajiban, kebutuhan dan kenikmatan. Ini berlaku hampir di semua aspek kehidupan, dalam hal pakaian, makanan, maupun aspek-aspek lainnya. Dalam hal berpakaian misalnya, menutup aurat adalah kewajiban. Memakai baju hangat di musim dingin adalah kebutuhan, dan memakai baju bagus ketika hadir dalam acara tertentu adalah kenikmatan. Bagaimana aplikasinya di bidang lainnya ?


Lelaki Dan Benang Kusut

Selasa, 24 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Beberapa dasawarsa lalu kalau kita mendengar berita tentang perkelaian biasanya terkait dengan pelajar SLTA, kini perkelaian itu meluas hingga anak –anak SD yang mem-bully temannya, perkelahian antar anak-anak SLTP maupun antar mahasiswa. Bahkan ‘perkelaian’ tingkat tinggi disajikan bak tontonan sehari-hari di televisi, ‘perkelaian’ semacam ini ada di gedung DPR dan di antar institusi negara yang seharusnya saling kerjasama mengurusi dan menjaga rakyat. Apa yang sebenarnya terjadi dengan bangsa ini ? dari mana meluruskan kembali benang kusut ini ? 

Agar Visi Bukan Sekedar Mimpi

Jum'at, 20 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Untuk kesekian kalinya pekan lalu dalam acara Food Security Summit – 3 kita mendengar visi pemerintah, bahwa negeri ini akan bisa swasembada pangan dalam waktu tiga tahun. Visi seharusnya jelas, bisa dijabarkan detil ke dalam misi, strategy dan sampai action plan. Tanpa didetilkan, visi akan lebih mendekati mimpi – dan inilah yang terjadi selama ini. Swasembada pangan dijadikan visi dari satu kampanye ke kampanye, satu pemerintahan ke pemeritahan – tetapi hingga 70 tahun merdeka kita belum juga swasembada pangan.


Food 2.0 : Daging Analog

Selasa, 17 Februari 2014
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ketika dunia sedang berpacu menghasilkan pangan berteknologi tinggi untuk mengatasi kemahalan harga pangan khususnya daging, televisi di Indonesia pekan lalu menghebohkan masyarakat dengan kasus pemalsuan daging bakso dengan daging celeng. Masalahnya sama yaitu mahalnya harga daging, reaksi mengatasinya yang berbeda – yang satu mengatasinya dengan ilmu pengetahuan, yang satu mengatasinya dengan nafsu keserakahan. Di atas ilmu pengetahuan itupun dibutuhkan iman, agar solusi-solusi masalah kehidupan tidak berdampak malah membahayakan kehidupan itu sendiri. 

Pak Timin dan GDP Nasional

Kamis, 12 Fenruari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Konon di tengah ekonomi Amerika yang melemah beberapa tahun lalu, satu produk dari Apple saja bisa berkontribusi mendongkrak GDP (Gross Domestic Product) negeri itu hingga 0.5 %. Ini bisa menjadi inspirasi bagi seluruh pihak yang terkait di negeri ini, bahwa GDP kita yang oleh World Bank diperkirakan tahun ini hanya tumbuh 5.2 % - sebenarnya bisa didongkrak hingga mencapai 5.7 % bila ada satu saja produk negeri ini yang istilah anak mudanya bener-bener ‘killing !’ – produk yang massif, yang dibeli/dikonsumsi begitu banyak orang.  Saya melihat peluang itu ada di kedelai ! 

Nasrettin Hoca

Rabu, 11 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal 

Dalam suatu kunjungan ke Panorama – Musium Al-Fatih – Turki , saya menyempatkan mampir di toko buku yang ada di dalam bangunan museum tersebut. Sayangnya semua buku berbahasa Turki kecuali satu yang berbahasa Inggris, yaitu buku berjudul Nasrettin Hoca (dibaca Ho-dja yang artinya guru) - Hoca ini adalah tokoh humor dan satire di Turki sejak abad ke 13. Cerita-cerita tentang Hoca yang penuh anecdote – rupanya merupakan imaginasi kolektif bangsa Turki untuk mengatasi masalah hidup yang berat dan kompleks dengan cara mentertawakannya.


Nilai Dan Harga Protein

Sabtu, 7 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Dalam dunia diet kita sering mendengar istilah kurangi lemak/minyak, kurangi karbohidrat, kurangi gula – lantas kalau semua sumber energi dikurangi, dari mana sumber energi untuk aktivitas kita ? apa ada yang perlu ditambah ? Itulah protein ! Selain bertindak sebagai sumber energi, protein berfungsi untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel yang rusak. Kesadaran akan kebutuhan protein ini sedang bangkit di seluruh dunia, di Indonesia saja diperkirakan nilai kebutuhan tambahan protein ini akan bisa mencapai sekitar Rp 72 trilyun per tahun dalam dua tahun mendatang. Tertarik untuk terlibat ?

Big Data Di Belantara Informasi

Selasa, 3 Februari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Dalam industri keuangan yang saya tekuni hingga sewindu lalu, sukses penjualan biasanya diperoleh melalui presentasi face to face untuk meyakinkan klien atau calon klien dari satu kantor atau tempat pertemuan ke tempat pertemuan lainnya.  Sewindu terakhir saya sudah tidak lagi perlu melakukan presentasi untuk bisa melakukan penjualan apa saja baik yang sifatnya produk maupun yang sifatnya ide. Melalui blog atau situs seperti Gerai Dinar ini, saya bisa membangun basis klien – yang tidak kalah dengan yang dahulu biasa saya lakukan secara face to face. Tidak lama lagi insyaAllah akan ada cara yang bahkan lebih efektif lagi dari dua cara tersebut, salah satunya dengan teknologi Big Data !

Currency War : Belanda Tidak Lagi Jauh

Sabtu, 31 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Beberapa tahun lalu saya sering menulis tentang currency war, tetapi saat itu perang mata uang itu masih terasa jauh karena pemain-pemainnya bukan di sekitar kita. Saat itu yang berperang umumnya adalah Dollar Amerika, Yen, Yuan, Euro, Ruble dlsb. yang rata-rata negeri yang jauh dari kita. Hari-hari ini perang ini menjadi semakin dekat karena negeri jiran kita – Singapore – yang selama ini mata uangnya paling kuat, ikut-ikutan membuat kebijakan monetary easing yang menurunkan daya beli uangnya.

Manusia Standar

Kamis, 29 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dalam dunia industri kita mengenal adanya standar industri, misalnya di Indonesia dikenal Standar Nasional Indonesia (SNI). Dari produk alam seperti air  minum dan madu, sampai produk buatan seperti mur dan baut – semua ada standarnya. Bisa dibayangkan bila pembuat mur tidak membuatnya sesuai standar, maka mur tersebut tidak akan cocok dengan baut yang dibuat sesuai standar. Sesungguhnya ada standar yang lebih baik di seluruh bidang kehidupan kita, bila kita bisa penuhi standar terbaik tersebut – maka insyaAllah kita juga akan bisa cocok dengan kehidupan yang terbaik itu.

Auxology

Senin, 26 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Dalam suatu arisan keluarga besar yang komplit, saya dikejutkan oleh kehadiran sejumlah ponakan laki-laki saya yang sangat tinggi-tinggi – di sekitar 185  cm-an. Ini mengejutkan karena data terakhir orang Indonesia menurut situsnya www.averageheight.co tinggi kita rata-rata hanya 158 cm atau 14 cm lebih rendah dari rata-rata tinggi laki-laki di seluruh dunia yang berada pada angka 172 cm. Menurut situs tersebut orang Indonesia memang yang paling pendek, sedangkan yang paling tinggi adalah orang Belanda yang mencapai rata-rata 183.8 cm. Tetapi fakta ini mestinya bisa diperbaiki hanya dalam satu generasi saja, bagaimana caranya ?

Matematika Protein

Kamis, 22 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal

Ada hikmah besar dibalik ketertinggalan rata-rata penduduk Indonesia dalam mengkonsumsi daging – yang menurut FAO hanya mencapai 12.9 kg/th/kapita sementara rata-rata penduduk dunia mengkonsumsi 41.9 kg/th/kapita. Dalam pergeseran fokus sumber protein dari hewani ke nabati, rata-rata kita akan jauh lebih siap ketimbang penduduk-penduduk negeri lain. Kita sudah terbiasa lebih banyak mengkonsumsi protein nabati ketimbang hewani – sementara penduduk-penduduk negeri lain masih harus belajar ! 

Emas Dan Sinyal Perubahan Ekonomi Dunia


Senin, 19 Januari 2015
Oleh: Muhaimin Iqbal
 
Ada dua hal yang mendorong harga emas naik hampir 8.5 % dalam satu bulan terakhir dan bisa saja ini berlanjut. Pertama perubahan yang dipicu oleh ketidak stabilan baru ekonomi dunia karena merosotnya harga minyak, dan yang kedua disebabkan oleh apa yang disebut SNB (Swiss National Bank) Black Swan – yaitu kejadian sangat langka/tidak terduga yang dilakukan oleh otoritas moneter Swiss. Keduanya menjadi pelajaran sangat penting bagi negeri ini – bila tidak ingin  menjadi korban dari adanya perubahan-perubahan paradigma ini.